Tank Tempur Utama atau Main Battle Tank (MBT) atau disebut juga tank tempur atau tank universal, adalah tank yang mengisi peran penembakan berat langsung (heavy direct fire) pada angkatan bersenjata modern. MBT dibuat untuk menggantikan peran tank ringan, medium, berat dan superberat. Pengembangannya terus berlanjut sejak Perang Dingin dengan adanya pengembangan lapis baja komposit ringan. MBT sering dioperasikan untuk mendukung tank ringan di beberapa angkatan darat.
Konsep tank medium secara perlahan berubah menjadi konsep MBT pada 1960-an,[3] setelah disadari bahwa tank medium dapat membawa meriam (seperti meriam 90 mm AS, 100 mm Soviet, dan khususnya meriam L7 105 mm Britania Raya) yang dapat menembus lapis baja praktis manapun dari jarak jauh. Konsep tank berat PD II, yang dipersenjatai dengan meriam dan lapis baja paling kuat, menjadi usang karena tank jenis ini menjadi sasaran empuk persenjataan musuh.[butuh rujukan] Demikian juga tank ringan, PD II telah menunjukkan bahwa tank jenis ini tidak menjadi penting dalam berbagai peran, karena kecepatan bukanlah pengganti kekuatan lapis baja dan daya tembak (firepower).
Bertambahnya jenis senjata anti-tank dan dapat dirasakannya ancaman perang nuklir, membuat prioritas pengembangan pada lapis baja tambahan. Pengembangan lapis baja tambahan menuntut rancangan meriam yang lebih kuat.[4] Ciri MBT adalah mempunyai persejataan seperti ranpur lain, sangat mobile dan mempunyai lapis baja yang baik. Selain itu, MBT juga cukup murah untuk dibuat dalam jumlah yang besar. MBT pertama Soviet adalah T-64[5] dan MBT AS pertama adalah M60 Patton.
Adopsi lapis baja MBT keramik dan semakin luasnya lapis baja di permukaan tank yang dibutuhkan untuk menahan serangan non-frontal dari helikopter serang juga menghasilkan efektivitas perlindungan terhadap radiasi ledakan nuklir.[6]
Doktrin perang Uni Soviet sangat bergantung pada MBT sehingga pengembangan senjata lainnya membuat MBT ketinggalan zaman dan membuat kemampuan tempur Uni Soviet hancur.[8] Oleh karena itu Uni Soviet mengembangkan sistem meriam. Autoloader mekanis diperkenalkan untuk menggantikan personil manusia. Hal ini membuat ukuran turret (kubah) bisa diperkecil sehingga tank lebih sulit dilacak dan ditembak.[4] Sistem misil (rudal) juga ditambahkan untuk menambah jarak jangkau serang dan meningkatkan kemungkinan hancurnya tank musuh dengan sekali tembakan.[4]
Perang Teluk
Perang Teluk menegaskan kembali peran MBT, bahwa helikopter serang lebih unggul daripada MBT.[9] Para ahli strategi menegaskan bahwa MBT telah ketinggalan zaman karena dapat dinetralkan oleh tank/kendaraan tempur lapis baja milik Irak.[10]
Peperangan asimetris
Pada 2005, sekitar 1.100 M1 Abrams digunakan oleh Angkatan Bersenjata AS saat Perang Irak. M1 Abrams terbukti sangat rentan terhadap perangkat peledak terimprovisasi (Improvised Explosive Device (IED))/granat anti-tank.[11] Sebuah ranjau didetonasi-jarak-jauh dengan penetrator eksplosif beberapa kali sukses melawan kendaraan lapis baja AS. Akan tetapi, dengan adanya peningkatan pada lapis baja bagian belakang, M1 telah terbukti berguna pada peperangan kota. Pada Perang Fallujah, Marinir AS membawa dua brigade ekstra.[12] Britania Raya mengirimkan tank Challenger 2 untuk mendukung operasi di selatan Irak.
Negara seperti Israel mengurangi armada perang mereka dan melakukan pengadaan untuk model yang lebih canggih.[13] Lapis baja canggih tidak meningkatkan keselamatan tank, tetapi telah menurunkan tingkat kematian awak.[14] Kupola tanpa awak yang disebut stasiun senjata berkendali jarak jauh meningkatkan keselamatan awak. Tank percobaan dengan kubah tanpa awak meletakkan awak di dalam hull (lambung/badan tank) dengan lapis baja tebal meningkatkan keselamatan awak dan mengurangi profil tank.[15]
Keusangan tank telah ditegaskan dari waktu ke waktu, tetapi sejarah masa kini memperlihatkan bahwa MBT masih tetap dibutuhkan. Dengan teknologi, berat dan ukuran MBT modern berkurang.[16] Dokumen militer Britania Raya dari 2001 telah mengindikasikan bahwa Angkatan Bersenjata Britania Raya tidak akan melakukan pengadaan tank sebagai pengganti Challenger 2 karena kurangnya ancaman konvensional pada masa yang akan datang.[17]
Aslinya, kebanyakan MBT menggunakan lapis baja tradisional sebagai pelindung dari ancaman serangan musuh. Ketika berbagai ancaman baru bermunculan, sistem pertahanan yang dipakai MBT harus dikembangkan untuk mengantisipasinya. Salah satu pengembangan pertama adalah penggunaan Explosive Reactive Armor (ERA), yang dikembangkan oleh Israel pada 1980-an untuk melindungi tank dari hulu ledak shaped-charge milik rudal kendali anti-tank modern dan yang lainnya seperti proyektil anti-tank berdaya ledak tinggi atau High-Explosive Anti-Tank (HEAT). Teknologi ini kemudian diadopsi dan berkembang ke AS dan Uni Soviet.
Lapis baja MBT dikonsentrasikan di bagian depan tank dan berlapis hingga tiga dengan ketebalan satu meter.[18]
Rudal adalah senjata anti-tank yang murah dan efektif.[19] ERA dapat dipasang dengan cepat untuk meningkatkan keselamatan tank. Tapi, detonasi blok ERA menghasilkan bahaya bagi pasukan infanteri pendukung di dekat tank. Lapis baja baru dikembangkan untuk mengatasi kekurangan ini. Lapis baja generasi baru Kontakt-5, yang dikembangkan oleh Soviet, mampu bertahan menghadapi serangan HEAT dan penetrator energi kinetik. Soviet juga mengembangkan sistem yang dirancang agar lebih aktif untuk menetralkan ancaman proyektil musuh bahkan sebelum proyektil mencapai tank, dengan nama sistem Shtora dan Arena. AS juga telah mengadopsi teknologi serupa dalam bentuk Missile Countermeasure Device sebagai bagian dari Tank Urban Survival Kit yang digunakan pada tank M1 Abrams yang beroperasi di Irak.
Pengembangan defensif lainnya fokus pada kekuatan bajanya sendiri. Pengembangan yang paling dikenal datang dari Britania Raya dengan lapis baja Chobham pada 1970-an. Lapis baja ini pertama kali dipakai pada M1 Abrams dan kemudian Challenger 1. Chobham memakai kisi-kisi material komposit dan keramik bersama dengan campuran logam. Chobham terbukti sangat efektif saat konflik Irak di awal 1990-an dan 2000-an, karena banyak tank yang selamat dari akibat serangan granat berpeluncur roket dengan kerusakan tak berarti.
Persenjataan
MBT dilengkapi dengan meriam utama dan paling sedikit satu senapan mesin. Meriam utama MBT pada umumnya berkaliber 90 hingga 125 mm. Meriam utama ini berfungsi ganda, yaitu dapat digunakan untuk menembak target berlapis baja lain seperti tank dan perbentengan, serta untuk sasaran ringan seperti kendaraan ringan dan infanteri musuh.
Meriam tank dapat menembakkan amunisi anti-lapis-baja maupun anti-personil. Amunisi HEAT dan beberapa penetrator energi kinetik kecepatan tinggi seperti APFSDS (Armor-piercing fin stabilized discarding sabot) dibawa untuk keperluan anti-lapis-baja. Amunisi anti-personil seperi fragmentasi berdaya ledak tinggi mempunyai dua kegunaan. Biasanya MBT membawa sekitar 30-50 amunisi, dan dipisahkan antara amunisi HE, HEAT dan penetrator energi kinetik. Beberapa MBT juga dapat membawa amunisi asap dan fosfor-putih.
Tank modern menggunakan sistem kendali penembakan canggih seperti pencari jarak, kendali penembakan terkomputerisasi, dan stabiliser, yang dirancang untuk menjaga kestabilan meriam walaupun badan tank berputar dan bergoncang, sehingga memudahkan operator untuk menembak dalam keadaan bergerak dan menghadapi target bergerak. Sistem meriam-rudal merupakan sistem yang rumit dan cenderung mengecewakan bagi AS. Sehingga AS meninggalkan proyek tersebut seperti M60A2 dan MBT-70.[20] Peran MBT harus berkompromi karena meningkatnya jarak tempur dan keakuratan penembakan tidak langsung (indirect fire).[15] Meriam tank masih sangat bermanfaat pada pertempuran urban untuk menembak sasaran dengan akurat dan dengan kerusakan tambahan yang rendah.[10]
Beberapa MBT dilengkapi dengan pengisi amunisi otomatis (autoloader) seperti Leclerc, atau T-64, T-72, T-80 dan T-90 milik Rusia. Dengan ini, awak berkurang menjadi 3 orang karena sistem pengisi amunisi otomatis membutuhkan sedikit ruang dibandingkan menggunakan personil manusia. Sehingga ukuran kubah bisa berkurang. Autoloader dapat mengatasi masalah susahnya mengisi amunisi yang sering muncul pada tank dengan personil manusia.[21] Berkurangnya ukuran tank meningkatkan keselamatan tank karena sukar ditembak.
Sebagai senjata pendukung, MBT biasanya menggunakan antara dua hingga empat senapan mesin untuk menyerang pasukan infanteri dan kendaraan ringan musuh. Umumnya senapan mesin sedang seperti FN MAG (termasuk versi Amerika Serikat, M240), PK, atau Rheinmetall MG3. Beberapa MBT juga menggunakan senapan mesin anti-pesawat berkaliber besar, biasanya kaliber .50 (seperti M2 Browning atau DShK) yang dapat digunakan untuk melawan helikopter dan pesawat yang terbang rendah. Akan tetapi efektivitasnya rendah jika dibandingkan dengan artileri anti-pesawat khusus. Senapan mesin tank biasanya masing-masing mempunyai amunisi sebanyak 500 dan 3000 butir.
Pergerakan
MBT seperti model tank sebelumnya, bergerak dengan roda tapak (treads) yang memungkinkannya bergerak pada medan yang sulit seperti pasir dan lumpur. Roda tapak juga membuat tank dapat melalui sebagian besar rintangan. Akan tetapi penggunaan kendaraan yang menggunakan roda tapak tidak secepat roda biasa pada umumnya. Kecepatan maksimal tank sekitar 65 km/jam (M1 Abrams mampu mencapai 72 km/jam). Berat MBT yang ekstrem (60-70 ton) juga membuat kecepatannya terbatas. MBT biasanya dilengkapi dengan mesin 1.200-1.500 tenaga kuda (lebih dari 25.000 cc), dengan jarak operasional mendekati 500 km. MBT juga dapat dibuat kedap air, sehingga membuatnya dapat melewati perairan dangkal (5 meter dengan snorkel).
Angkatan bersenjata Jerman memprioritaskan mobilitas pada Leopard 2, dan membuatnya menjadi MBT tercepat di dunia saat ini.[19]
MBT bermasalah dengan jalan raya. Treads dapat merusak jalan setelah beberapa kali dilewati. Banyak struktur seperti jembatan tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menampung berat MBT. Pada saat Invasi Irak 2003, M1 Abrams yang berusaha menyeberangi jembatan untuk menghindari tembakan musuh, terjun ke sungai Eufrat setelah jembatan runtuh.[10] Walaupun memiliki kemampuan offroad yang sangat bagus, MBT dapat menjadi amobil (tak dapat bergerak) ketika berada di lingkungan berlumpur.
Tingginya biaya MBT dapat disebabkan oleh sistem transmisi-mesin performa tinggi. Sistem propulsi juga tidak diproduksi dalam jumlah yang besar demi efisiensi.[22]
Kelelahan awak membatasi jarak operasional MBT saat pertempuran. Mengurangi jumlah awak menjadi tiga dan memindahkan seluruh awak dari turret ke hull dapat memberikan waktu tidur bagi awak, dengan sistem pembagian waktu kerja. Sistem ini membutuhkan awak yang serba bisa.[23] Pemakaian pesawat kargo juga digunakan untuk memindahkan MBT saat pertempuran jarak jauh. Ketidakhadirannya jumlah pesawat kargo strategis yang cukup dapat membatasi kecepatan penyebaran MBT.[24] Pesawat yang dapat mengangkut MBT dengan mudah hanya C-5 Galaxy, Antonov An-22 dan Antonov An-124 yang jumlahnya semakin berkurang.
Para perencana militer memperkirakan kemampuan pengangkutan udara MBT tidak akan meningkat pada masa yang akan datang.[25] Hingga saat ini, belum ada helikopter yang mampu mengangkut MBT.[10] Jalanan dan kereta api banyak digunakan untuk mengangkut MBT ke lokasi di dekat pertempuran, sehingga awak dan MBT dalam keadaan prima untuk bertempur.[25] Dimana jalan yang dirawat dengan baik memungkinkan kendaraan pengangkut tank dapat digunakan.[26] Tugas berat untuk mensuplai kebutuhan MBT biasanya dilakukan dengan menggunakan truk-truk besar.[27]
Ruang Penyimpanan
MBT mempunyai ruang penyimpanan internal dan eksternal. Ruang internal digunakan untuk amunisi. Sementara eksternal untuk logistik, bahan bakar tambahan, dan keperluan personil.[28]
Tank Merkava milik Israel dapat menampung awak yang telah dipindahkan dari kendaraan yang telah hancur di dalam kompartemen amunisinya.[23]
Awak
Seleksi dan pelatihan awak MBT dilakukan secara tegas. Para awak harus melakukan tugasnya tanpa kesalahan dan dengan kompak sehingga komandan memilih tim dengan mempertimbangkan kepribadian dan bakat awak tersebut.[10]
Peran
MBT mengisi peran yang disebut “tank universal” di Britania Raya, mengisi hampir seluruh peran di medan perang. Mereka awalnya dirancang pada Perang Dingin untuk melawan MBT lain.[15] Tank ringan, serta kendaraan tempur infanteri dan kendaraan tempur lapis baja ringan modern lainnya turut melengkapi dalam peran ekspedisi MBT dan dalam situasi di mana seluruh ancaman utama sudah dinetralkan. Dengan mengoperasikan MBT secara penuh pada peran ekspedisi semacam ini hanya akan mengurangi mobilitas dan menjadi pemborosan.
Pengintaian menggunakan MBT dilakukan pada daerah dengan intensitas konflik tinggi, di mana pengintaian menggunakan tank ringan tidak cukup efektif karena kadang diperlukan “pertempuran” untuk memperoleh informasi.[25]
Dalam peperangan asimetris, MBT diterjunkan dalam jumlah kecil tetapi dengan konsentrasi tinggi.
MBT hanya menembak target dalam jarak dekat dan membutuhkan dukungan semacam pesawat nirawak (UAV) untuk pertempuran jarak jauh.[29]
MBT mempunyai karakteristik yang sangat bervariasi. Mempunyai MBT dengan variasi yang terlalu banyak dapat memberikan kesulitan dalam taktik, pelatihan, dukungan dan perawatan.[30]
MBT mempunyai efek moral positif pada infanteri pendukungnya.[31] MBT juga memberikan ketakutan tersendiri untuk musuh, yang sering kali mendengar dan merasakan kedatangan MBT.[10]
^House (1984), Toward Combined Arms Warfare: A Survey of 20th-Century Tactics, Doctrine, and Organization.
^Tranquiler, Roger, Modern Warfare. A French View of Counterinsurgency, trans. Daniel Lee, Pitting a traditional combined armed force trained and equipped to defeat similar military organisations against insurgents reminds one of a pile driver attempting to crush a fly, indefatigably persisting in repeating its efforts.
^Советская Военная Энциклопедия. Под ред. Гречhhbnvbj
ко А.А. - М.: Воениздат, 1976-80 гг., в 8-и томах, статья «Танк» (Soviet Military Encyclopedia).
^T-64 manual ("Танк Т-64А. Техническое описание и инструкция по эксплуатации. 1984") menyatakan bahwa T-64 sebagai "main battle" tank, sedangkan T-62 and T-55 yang telah ada sebelumnya dinyatakan sebagai tank medium.
^AcademicJohn Harris and Andre Gsponer (1986). Armour defuses the neutron bomb. Reed Business Information. hlm. 47. Diakses tanggal 29 July 2011.
^Canadian Institute of Strategic Studies (1993). The Canadian strategic forecast. Canadian Institute of Strategic Studies. hlm. 73. Diakses tanggal 4 April 2011.
^ abThe Oxford companion to military history. Oxford University Press. 2001. hlm. 493, 902. Diakses tanggal 4 April 2011.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^British defence: a blueprint for reform. Brasseys Defence. 1987. hlm. 126. Diakses tanggal 4 April 2011.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
^ abcMary Kaldor, Basker Vashee, World Institute for Development Economics Research (1998). [Restructuring the Global Military Sector: The end of military Fordism Restructuring the Global Military Sector: The end of military Fordism] Periksa nilai |url= (bantuan). Continuum International Publishing Group. hlm. 108. ISBN1-85567-428-9. Diakses tanggal 4 April 2011.Lebih dari satu parameter |pages= dan |page= yang digunakan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^"New Designs Suit Tanks For Asymmetric War". The McGraw-Hill Companies, Inc. 25. Diakses tanggal 3 May 2011.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan); Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Periksa nilai tanggal di: |date=, |year= / |date= mismatch (bantuan)