Taiz atau Ta'izz (bahasa Arab: تَعِزّ, translit. Taʿizz) adalah sebuah kota yang terletak di barat daya Yaman. Terletak di Dataran Tinggi Yaman, dekat kota pelabuhan Mocha di Laut Merah, pada ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut. Taiz adalah ibu kota Kegubernuran Taiz. Dengan populasi lebih dari 600.000 pada tahun 2005, Taiz merupakan kota terbesar ketiga di Yaman setelah ibu kota Sana'a dan kota pelabuhan selatan Aden.[1]
Karena kampanye yang sedang berlangsung sebagai bagian dari perang saudara Yaman, Taiz menjadi medan pertempuran dan zona perang. Setelah dikenal sebagai "ibukota budaya Yaman", perang telah menganugerahkan gelar baru, "kota para penembak jitu".[2]
Sejarah
Abad pertengahan
Setelah menaklukkan Yaman pada tahun 1173 M, Turan-Shah, kakak laki-laki Salahudin Ayyubi menempatkan kekuasaannya di Taiz.[3] Di sana ia membangun benteng di atas bukit yang menghadap ke kota tua.[7] Pada 1175 M, Taiz dijadikan ibu kota Yaman karena dimasukkan ke dalam kekuasaan dinasti Ayyubiyah oleh Turan-Shah.
Sultan dinasti Rasuliyah kedua, Almaddhafar (1288 M), mendirikan Taiz sebagai ibu kota kedua Dinasti Rasulid setelah Zabid.[4] Pada tahun 1332 Ibnu Battutah mengunjungi Taiz dan menggambarkannya sebagai salah satu kota terbesar dan terindah di Yaman.[5]
Taiz tetap menjadi kota bertembok sampai tahun 1948, ketika Imam Ahmed menjadikannya sebagai ibu kota kedua Yaman, dan memungkinkan ekspansi di luar tembok bentengnya.[6] Pada 1960-an, sistem air murni yang pertama di Yaman dibuka di Taiz. Pada tahun 1962, administrasi negara pindah kembali ke Sana'a.
Pemberontakan dan perang Yaman
Selama pertempuran Revolusi Yaman di Taiz sejumlah pasukan anti-pemerintah merebut kendali kota dari presiden Ali Abdullah Saleh.
Sebagai bagian dari Perang Saudara Yaman 2015, pada 22 Maret 2015, Hutsi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh merebut kota tersebut setelah kudeta mereka di Sana'a.[7] Kota ini menjadi tempat konfrontasi militer antara Houthi dan pasukan yang setia kepada Abd Rabbuh Mansur Hadi. Kota ini secara efektif dikepung dan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan akan dampak kekurangan pangan yang "ekstrim dan tidak dapat diubah" jika pertempuran tersebut terus berlanjut.[8] Pada Agustus 2015, Anggota Parlemen Yaman Muhammad Muqbil Al-Himyari melaporkan serangan Houthi terhadap warga sipil di Taiz dan meminta bantuan menyiarkannya kepada Suhail TV (Yaman).[9]
Konfrontasi 2015 berkembang menjadi kampanye militer untuk menguasai kota strategis tersebut.[2] Meskipun terjadi gencatan senjata dan pertukaran tahanan, pertempuran berlanjut hingga sekarang dan kota tersebut digambarkan sebagai "garis depan yang tidak stabil."[10] Garis depan melintasi kota dari timur ke barat, dan melintasi garis depan yang dulu memakan waktu 5 menit. sekarang memakan waktu 5 jam.[11]
Gegografi
Iklim
Taiz lalui oleh iklim semi-kering yang panas (klasifikasi iklim Köppen: BSh). Suhu rata-rata harian tertinggi mencapai 32,5 °C (90,5 °F) selama bulan Agustus. Curah hujan tahunan di Taiz sekitar 600 milimeter (24 in), dan sekitar 1.000 milimeter (39,4 in) per tahun di Jabal Saber.
Sumber #2: Journal of Environmental Protection[13]
Tengara
Kota Taiz memiliki banyak kawasan kota tua, di mana rumah-rumah di sana umumnya dibangun menggunakan batu bata cokelat, dan masjid-masjidnya berwarna putih. Masjid yang paling terkenal di Taiz adalah masjid Ashrafiya, Muttabia dan Mudhaffar. Bangunan bersejarah lainnya yang terkenal adalah benteng tua dan istana gubernur yang terletak di puncak gunung 450 m (1.480 kaki) di atas pusat kota. Taiz juga memiliki salah satu gunung paling terkenal di Yaman yaitu Jabal Saber,[1] dengan ketinggian hampir 3.000 meter (1,9 mil) di atas permukaan laut), yang menawarkan seluruh pemandangan kota.
Ekonomi
Secara historis, dataran tinggi Taiz dikenal dengan produksi kopinya. Kopi Mocha yang diproduksi di Taiz dianggap sebagai yang terbaik di wilayah tersebut pada awal abad ke-20.[14] Saat ini, kopi tetap menjadi bagian utama perekonomian dengan beberapa hasil perkebunan lainnya seperti mangga, delima, jeruk, pisang, papai, sayuran, sereal, bawang, dan qat yang ditanam di lahan sekitarnya. Taiz juga dikenal dengan kejunya yang diproduksi di daerah pedesaan seperti Araf, Awshaqh, Akhuz, Bargah, Barah, Jumah, Mukyas, Suayra, Kamb dan Hajda. Produk keju tersebut kemudian didistribusikan ke pasar Bab al-Kabir dan Bab Musa.[15]
Transportasi
Taiz memiliki banyak koneksi jalan yang menghubungkan ke seluruh negara. Kota ini disertai dengan Bandara Internasional Ta'izz.[16] Pada 2020, semua jalan dari dan menuju Ta'iz, kecuali satu, dikendalikan oleh gerakan Houthi.[11]
Kebun binatang
Seperti Kebun Binatang Sana'a, kebun binatang di Taiz menyimpan fauna yang ditangkap di alam liar, seperti macan tutul Arab, selain binatang eksotis seperti singa dan kijang Afrika.
^Al-Buhairi, Mahyoub H.; "Analysis of Monthly, Seasonal and Annual Air Temperature Variability and Trends in Taiz City - Republik Yaman"; dalam Journal of Environmental Protection, 2010 (1) ; pp. 401-409
^Prothero, G.W. (1920). Arabia. London: H.M. Stationery Office. hlm. 83.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Say Yemeni Cheese!". Al Bawaba (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-26.
ArchNet.org. "Taizz". Cambridge, Massachusetts, USA: MIT School of Architecture and Planning. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-05.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)