Tabula Rasa adalah film drama dokumenter Indonesia yang dirilis pada 24 September 2014. Film ini menceritakan sosok Hans, adalah seorang pesepakbola yg gagal meraih impiannya. Tak sengaja bertemu Mak Uwo yg merupakan pemilik dari sebuah Warung Masakan Padang. Dari pertemuan itulah mengubah nasib dan jalan hidup Hans.
Film ini memenangkan empat penghargaan pada Festival Film Indonesia 2014, termasuk Sutradara Terbaik.
Sinopsis
Hans adalah seorang pemuda dari Serui, Papua, yang mempunyai mimpi menjadi pemain bola profesional. Namun nasib berkata lain, dan ketika Hans hampir kehilangan harapannya untuk hidup, ia bertemu dengan Mak, pemilik rumah makan Padang (lapau).
Di tengah perbedaan Hans dan Mak, mereka menemukan persamaan. Makanan merupakan iktikad baik untuk bertemu, dan lewat makanan dan masakan, Hans kembali menemukan mimpi dan semangat hidup.[1]
Plot
Hans sedang memasak untuk anak-anak yang lapar di penampilan intro ini. Dia sedang memasak saat menunggu cepat saji. Kemudian Hans datang dan membawa makanan yang sudah disiapkan tidak lupa harus mengucapkan doa dengan suku kristen. Setelah makan ini selesai Hans sedang bermain bola dalam pertandingan saat siaran langsung di televisi. Hans ditendang bola yang lincah masuk ke gawang dan semua penonton berteriak kencang suara goal kemudian acara waktu pertandingan telah habis. Hans sudah tidak bermain sepak bola lagi dia bola ditendang yang kencang hingga jauh ke sungai air. Hans akan berangkat rumah di Jakarta bersama anak-anak panti asuhan dari kota Serui. Tidak lupa dia memberi kado untuk ibu dan ayah oleh Hans. Hans masuk dalam pesawat, berjalan dari pesawat hingga terbang ke atas langit menuju Jakarta.
Berapa hari kemudian, Hans sudah sampai tiba ke kota Jakarta, banyak penumpang jalan saat melihat kendaraan mobil dan motor. Sering perhatikan baju warna merah yang bolong, kusam dan jelek. Dia sedang menaruh beras dengan plastik.
Pada suatu malam, Hans ke rumah kardus kecil di tengah rel kereta dan memberi sebuah sepatu bola dari ibunya yang sudah beli. Hans di atas jembatan sedang melihat kereta berjalan terus.
Keesokan Harinya, Hans sedang tertidur pulas di atas jembatan. Ibu sedang membeli sayur dari pasar dan dibangunkan Hans malah kaget sendiri.
Mak, Natsir dan Hans berangkat ke restoran masakan padang sederhana "Takana Juo". Hans mulai makan gulai ayam dengan nasi. Setelah makan selesai, Hans istirahat di sofa dan pakai sendal karena kaki bisa terluka.
Hans keluar dari rumah masakan padang sederhana sambil berjalan kaki pada banyak mobil dan motor di tengah jalan tersebut, dia sedang pergi ke restoran Padang "Caniago" untuk membantu masak oleh Pramanto.
Pemeran
Lokasi
Lokasi syuting film ini diadakan rumah makan "Takana Juo" memiliki kamar serta dapur. Namun kemudian ketika sedang membangun restoran khas Padang fasilitas ruang yang cukup diperluas yaitu "Caniago".
Penghargaan dan Nominasi
Referensi
Pranala luar