Ephraim HarahapgelarSutan Gunung Tua (1840–1916) adalah seorang bangsawanBatak Angkola yang berasal dari Pasar Matanggor. Keluarga Sutan Gunung Tua adalah salah satu keluarga Kristen pertama di antara masyarakat Batak Angkola. Ia dibaptis menjadi Kristen pada tahun 1861. Ia merupakan salah seorang dari lima murid angkatan pertama yang dididik oleh misionaris A. Schreiber di Sekolah Guru Injil Parau Sorat[1] rintisan misionaris Gerrit van Asselt. Ia belajar di sana mulai tahun 1868 hingga 1873.[2]
Karier
Setamat sekolah, Sutan Gunung Tua menjadi jaksa di Sipirok mulai tahun 1875 hingga 1885. Pada tahun 1885, ia pindah ke Padang Sidempuan menjadi kepala jaksa hingga 1907. Pada tahun 1907, ia pindah ke Sibolga juga menjadi kepala jaksa di sana. Setelah pensiun dari pekerjaannya, Sutan Gunung Tua kembali ke Padang Sidempuan dan menetap di situ hingga akhir hidupnya. Anak Sutan Gunung Tua yang bernama Jamin Harahap gelar Baginda Soripada pindah ke Medan dan menikahi seorang gadis Batak Islam. Dari pernikahan itu, lahirlah Amir Syarifuddin Harahap. Keluarga mereka menjadi Islam. Sedangkan, anak Sutan Gunung Tua yang bernama Humala Harahap gelar Hamonangan Mangaraja menikah dan memiliki anak bernama Todung Harahap yang kelak bergelar Sutan Gunung Mulia.[3][4]