Suling lokomotif

Salah satu dari dua suling lokomotif uap pada 60163 Tornado

Suling lokomotif adalah perangkat pemberi semboyan suara pada lokomotif uap, yang digunakan untuk memperingatkan bahwa kereta api sedang berjalan mendekati pengamat, dan untuk berkomunikasi dengan pekerja kereta api. Lokomotif diesel dan listrik modern banyak menggunakan klakson angin yang keras alih-alih suling sebagai perangkat pemberi semboyan. Namun, istilah suling terus digunakan oleh perusahaan kereta api untuk merujuk pada praktik pemberian semboyan suara.

Suling lokomotif diperlukan dalam lokomotif karena kereta terus berjalan pada rel dan rentan terhadap kecelakaan. Kerawanan ini juga diperparah dengan tingkat kelembaman dan berat yang cukup besar, sehingga semakin sukar untuk berhenti dengan cepat saat menghadapi rintangan. Oleh karena itu, diperlukan alat untuk menghalau orang atau objek lain dalam bentuk audio. Karena suling tidak begitu mahal dibandingkan dengan perangkat peringatan lainnya, penggunaan suling yang keras menjadi solusi pilihan bagi operator kereta api.

Suling uap umumnya menggunakan tali tarik (atau kadang-kadang tuas) yang memungkinkan berbagai macam "ekspresi". Banyak perusahaan KA yang memiliki tata cara menggunakan suling lokomotif, yang umumnya dituangkan dalam peraturan dinas. Lokomotif modern dapat menggunakan tombol tekan untuk mengoperasikan klakson, dan tidak menyediakan volume atau pengaturan nada klakson.

Masalah kebisingan

Suara suling lokomotif dapat terdengar hingga beberapa kilometer; tetapi pengendara jalan raya dapat kesulitan mendengar tanda peringatan karena kedap suara kendaraan serta kebisingan sekitar (seperti suara mesin, jalan raya, radio, dan percakapan).

Kebutuhan untuk membunyikan suling dengan keras agar dapat didengar oleh pengguna jalan raya di perlintasan sebidang telah berubah menjadi kerugian dan telah menimbulkan banyak kontroversi di antara warga yang tinggal dalam wilayah jangkauan suara suling. Telah tercatat bahwa suling kereta api, ketika beroperasi di udara bertekanan, memiliki tingkat kebisingan yang lebih tinggi di dalam rumah warga daripada di dalam kabin kendaraan yang berhenti di perlintasan.[1]

Bergantung desain nada sulingnya, kebisingannya, frekuensi melintasnya, jumlah perlintasan di dekatnya, dan waktu operasinya (siang atau malam), warga pinggiran rel banyak menganggap bahwa suling lokomotif mempengaruhi kualitas hidup meski ada keuntungan dalam segi keselamatan terhadap pengendara dan pejalan kaki.[2][3] Namun, sebuah studi yang dibuat oleh Federal Railway Administration di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa frekuensi kecelakaan meningkat saat zona tenang berlaku.[1][4] Studi ini gagal memperhitungkan faktor-faktor lain yang dipertimbangkan pada saat yang sama dan diperkirakan mampu mengurangi kecelakaan pada periode yang sama saat studi dilaksanakan.[4] Misalnya, penggunaan lampu kedip yang kini menjadi sangat penting dan reflektor strip serupa dengan yang dijumpai di truk-truk trailer.[5][6][7] Selain itu, pengukuran didasarkan pada angka kecelakaan di perlintasan, yang secara keseluruhan merupakan angka yang sangat rendah untuk memulai. Perlintasan sebidang yang mengalami dua kali kecelakaan dalam tahun pembanding, bila dibandingkan dengan hanya satu kecelakaan sebagai kontrolnya, secara statistik akan menghasilkan peningkatan persentase keselamatan, padahal faktanya, perbedaannya hanya satu kecelakaan untuk perlintasan sebidang itu.

Sebaliknya, ada juga yang tidak keberatan dengan suling lokomotif, karena merupakan alat keselamatan yang penting.[8] Beberapa orang bahkan menyukai suara suling sehingga seakan-akan berada di masa lalu, seperti kapal uap dengan peluitnya. Namun, tidak ada studi nyata yang dilakukan oleh badan independen untuk mengukur pengaruh nyata kebisingan tersebut terhadap masyarakat.[9][10][11][12][13]

Zona tenang dibuat oleh pemerintah kota saat warganya mengeluhkan pencemaran suara akibat meningkatnya frekuensi kereta api yang melintas. Agar dapat disetujui, studi keselamatan lalu lintas harus dilakukan secara ekstensif. Pemerintah kota dan perusahaan perkeretaapian harus bekerja sama untuk memastikan semua peraturan dipenuhi. Zona tenang memerlukan pemasangan perangkat pengaman otomatis standar atau konvensional seperti palang berlampu. Median harus dipasang di perlintasan untuk memastikan kendaraan tidak melaju ke lajur berlawanan untuk menerobos perlintasan.[3] Bila semua ini terpenuhi, suling lokomotif tidak perlu dibunyikan lagi.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Federal Railroad Administration [Docket No. FRA 1999–6439, Notice No. 18]". Federal Railroad Administration. 
  2. ^ "Ill. Residents Want Train Whistle Ban To Remain". 2000-07-18. Diakses tanggal 2011-03-12. 
  3. ^ a b "FRA Train Horn Rule Fact Sheet". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-08. Diakses tanggal 2011-03-12. 
  4. ^ a b "Region" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-05-09. Diakses tanggal 2009-11-03. 
  5. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-09-17. Diakses tanggal 2008-06-05. 
  6. ^ "Federal Railroad Administration :Press Room". FRA.DOT.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-13. Diakses tanggal 2009-11-03. 
  7. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-09-17. Diakses tanggal 2008-06-05. 
  8. ^ There were over 3000 wide ranging public comments regarding quiet zone rule. 70 FR 21844,
  9. ^ "Seeking Silent Nights". The Bulletin. 2009-09-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 2020-12-21. 
  10. ^ Gilbert, Michael (2009-09-22). "Quiet zone gains steam". OpPrairie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-25. Diakses tanggal 2009-11-03. 
  11. ^ "News From 91.3 KUWS". BusinessNorth.com. Diakses tanggal 2009-11-03. 
  12. ^ Frankfort Station Staff (2009-09-21). "Frankfort Hosts Quiet Zone Open House". FrankfortStation.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-25. Diakses tanggal 2009-11-03. 
  13. ^ "Local News You Can Use". San Clemente Times. Diakses tanggal 2009-11-03.