Styrax adalah nama "marga" atau "genus" perdu-perduan atau pohon kecil anggota sukuStyracaceae. Marga yang beranggotakan sekitar 130 spesies ini kebanyakan menyebar di Asia timur dan tenggara di wilayah beriklim hangat hingga tropika di sebelah utara katulistiwa; meskipun juga menyebar ke belahan bumi selatan di Amerika Selatan.[1] Beberapa spesiesnya merupakan pohon-pohon penghasil kemenyan.
Marga Pamphilia, kadang-kadang masih dianggap terpisah, kini digabungkan ke dalam Styrax berdasarkan kajian morfologis dan DNA.[2]
Perdu Styrax tumbuh antara 2-14 m, dengan daun-daun tunggal bundar telur
1–18 cm × 2–10 cm; selalu hijau atau mengalami gugur daun. Bunga menggantung, dengan mahkota putih bertaju 5–10; berkumpul dalam malai terbuka atau malai rapat berisi 3 – 30 kuntum, hingga sepanjang 25 cm. Buah batu bulat memanjang, kering atau berdaging.
Kemenyan telah diperdagangkan semenjak zaman dahulu sebagai bahan parfum, setanggi, dan juga bahan obat-obatan. Kemenyan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai benzoin. Kata ini kemungkinan berasal dari bahasa Arablubān jāwī (لبان جاوي, setanggi dari Jawa); yang melalui jaringan perdagangan Laut Tengah berubah dalam pengucapan menjadi benjawi dalam bahasa Katalunya, benjuì dalam bahasa Italia, dan akhirnya benzoë dalam bahasa Latin.
Kemungkinan pada masa lampau ada beberapa banyak bahan setanggi yang aroma dan sifatnya bermiripan, sehingga acap dipertukarkan nama dan penggunaannya. Pohon Liquidambar orientalis dari Turki menghasilkan resin yang serupa, yang dikenal dalam perdagangan sebagai storax atau Levant styrax. Diduga, kemenyan dari jenis inilah –setidaknya sebagian– yang pada masa lalu diperdagangkan di wilayah Yunani dan Romawi kuno; meskipun pada masa yang sebelumnya kemenyan dari sejenis Styrax –mungkin dari S. officinalis – memang diimpor oleh pedagang Funisia dari wilayah Timur Dekat. Beranekanya kemenyan yang beredar ini juga terlihat dari catatan Herodotos, ahli sejarah dari abad ke-5 s.M.[3]
Pengobatan
Resin kemenyan telah lama digunakan dalam pengobatan. Ibnu Sina (ابن سینا, Avicenna), ahli kedokteran Islam, telah membahas kemenyan S. officinalis dalam bukunya Al-Qanun fi al-Tibb (القانون في الطب, Aturan-aturan Pengobatan). Ia menyarankan penggunaan kemenyan, dicampur dengan bahan pengeras dan antibiotika, untuk mengobati dan menambal gigi. Kemenyan juga termasuk salah satu komponen dalam pembuatan "Theriaca Andromachi Senioris", semacam obat anti racun dan penyembuh aneka penyakit dari abad ke-17.
Tingtur benzoin, yakni larutan kemenyan dalam alkohol, digunakan sebagai desinfektan dan anestesi lokal untuk mengobati luka-luka kecil. Uap tingtur benzoin yang diteteskan dalam air panas dan dihirup, digunakan untuk menyembuhkan pilek, bronkitis dan juga asma.
Kayu
Jenis-jenis tertentu menghasilkan kayu yang cukup baik untuk kerajinan. Kayu egonoki (エゴノキ, S. japonicus) dari Jepang digunakan untuk membuat kokyū (胡弓), alat musik gesek semacam kecapi.
Pertamanan
Beberapa jenis Styrax merupakan pohon hias yang populer untuk taman, khususnya S. japonicus dan Styrax obassia.
Pastrorova, I.; de Koster, C.G. & Boom, J.J. (1997): Analytical Study of Free and Ester Bound Benzoic and Cinnamic Acids of Gum Benzoin Resins by GC-MS and HPLC-frit FAB-MS. Phytochem. Analysis8(2): 63-73.DOI:10.1002/(SICI)1099-1565(199703)8:2<63::AID-PCA337>3.0.CO;2-Y HTML abstract[pranala nonaktif permanen]
Wallnöfer, B. (1997). A revision of Styrax L. section Pamphilia (Mart. ex A. DC.) B. Walln. (Styracaceae). Annalen des Naturhistorischen Museums in Wien99B: 681–720.