Jalur lintas Samarang–Juwana dibangun berdasarkan konsesi tertanggal 10 September 1887.[3] Stasiun ini dibuka bersama dengan jalur Demak–Godong pada tanggal 15 November 1888 dan dilanjut ke Purwodadi pada tanggal 1 April 1889.[4]
Dahulu Stasiun Purwodadi ada dua, yang satu adalah milik SJS, satunya lagi adalah milik Poerwodadie–Goendih Stoomtram Maatschappij (PGSM). Perusahaan ini mengoperasikan kereta api di rute Purwodadi–Gundih. Jalurnya selesai pada tanggal 28 November 1884.[5]
Jika dilihat dari segi okupansi, dapat dikatakan tidak terlalu banyak. Meskipun demikian, perusahaan ini tetap merugi. Karena utang yang besar, untuk menyelamatkan PGSM, saham, jalur, dan seluruh layanan PGSM resmi diakuisisi oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) pada 1 Januari 1892. Jalurnya dipotong hanya sampai Ngrombo–Ngemplak.[3]
Akuisisi ini juga mengharuskan penggabungan dua Stasiun Purwodadi (Purwodadi PGSM dan Purwodadi SJS) menjadi satu, yaitu Stasiun Purwodadi SJS yang saat ini ada dengan bangunan yang lebih besar.
Stasiun ini tetap beroperasi hingga akhirnya ditutup bersama dengan jalur Demak–Purwodadi–Wirosari–Blora dan Wirosari–Kradenan pada tahun 1996 dan saat belum ada rencana reaktivasi untuk jalur ini. Kini, bangunan stasiun telah beralihfungsi menjadi terminal angkutan kota.
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).