Stasiun kereta api Pancurbatu sudah tidak beroperasi sejak tahun 1973. Bangunan stasiun saat ini telah menjadi tempat tinggal dan kawasan sekitar stasiun juga telah dipadati rumah-rumah penduduk yang mayoritas merupakan anggota keluarga mantan pekerja perusahaan kereta api DSM. Pada masa lalu, terdapat tiga stasiun antara Kampung Baru dan Pancur Batu, yakni Gedungjohor, Padangbulan, dan Bekala.
Sejarah
Pada Tahun 1915, DSM membuat jalur dari Kampung baru menuju Pancur Batu untuk mengangkut hasil-hasil perkebunan. Kereta api yang sejak awal digunakan sebagai sarana pengangkut hasil-hasil perkebunan beralih fungsi sebagai angkutan umum ketika perkebunan-perkebunan di Arnhemia berhenti beroperasi. Terutama digunakan oleh penduduk Arnhemia yang bekerja di Kota Medan.
Dahulu, perjalanan menuju Stasiun Medan hanya memakan waktu sekitar 30 menit. Namun, setelah bertahun-tahun, mesin pada lokomotif mulai rusak, dan kereta sering mogok dijalan. Karena minimnya perawatan pada lokomotif, perjalanan malah jadi lebih lambat, di jalan bisa makan waktu satu setengah jam. Sejak 1970-an, banyak orang yang mulai meninggalkan sarana transportasi kereta api. Terlebih, bus-bus seperti PMG, Bumi Jaya, dan Sudako mulai bermunculan.[3]
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).