Sri Asih adalah film superhero Indonesia tahun 1954 yang disutradarai oleh Tan Sing Hwat dan Turino Djunaedy, serta dibintangi oleh Mimi Mariani, Turino, Ali Yugo, dan Nazar Dollar.
Sri Asih |
---|
Ali Yugo dalam sebuah cuplikan pada film tersebut |
Sutradara | Tan Sing Hwat Turino Djunaedy |
---|
Produser | Turino Djunaedy |
---|
Pemeran | Mimi Mariani Turino Djunaedy Ali Yugo Nazar Dollar |
---|
Sinematografer | Chu Shu To |
---|
Perusahaan produksi | Gabungan Artis Film |
---|
Tanggal rilis | 27 Juni 1954 (1954-06-27TIndonesia) |
---|
Negara | Indonesia |
---|
Bahasa | Indonesia |
---|
Plot
Karena ayahnya sakit keras di Semarang, dan dirinya tak sempat pergi, Nani Wijaya hanya mengantar ibunya di stasiun.
Setelah kereta berangkat, ia mendengar bisikan bahwa kereta itu akan meledak karena di jembatan ada dinamit yang ditaruh oleh komplotan jahat. Nani segera menggunakan jimatnya dan kemudian berubah menjadi Sri Asih yang gesit dan bisa terbang. Walau harus menghadapi perlawanan dari para bandit, Dinamit sempat dibuang dan meledak di sungai.
Kemudian, Sri Asih mengikuti gerombolan Garuda Hitam, dan berhasil menghancurkannya.
Pemeran
Rilis
Sri Asih dirilis pada 27 Juni 1954.[1] Film ini ditayangkan di Bioskop Capitol, Singapura, dua tahun setelah penayangan perdananya. Majalah Aneka menulis bahwa Sri Asih adalah film aksi bandit yang memiliki banyak adegan tembakan dan kejar-kejaran mobil.
Sebuah remake dari Sri Asih diproduksi pada tahun 2022, disutradarai oleh Upi Avianto, dan dibintangi oleh Pevita Pearce, Reza Rahadian, dan Christine Hakim.[2] Pearce memerankan Alana, versi ketiga Sri Asih.[3] Sementara Hakim memerankan Mariani, nenek Alana, yang nama karakternya diambil dari nama panggung Mimi Mariani. [4] Najwa Shihab tampil cameo sebagai Nani Wijaya, nama asli Sri pertama Asih yang diperankan oleh Mariani pada tahun 1954.[5]
Referensi
Pranala luar
Sri Asih (film 1954) di IMDb (dalam bahasa Inggris)