Skandal Iran Contra

Presiden Ronald Reagan bersama Caspar Weinberger George Shultz Ed Meese dan Don Regan di Ruang Oval Membahas Pernyataan Presiden tentang Kasus Kontra Iran pada 1986

Skandal Iran-Contra adalah skandal Amerika Serikat di dunia intenasional yang cukup besar dan melibatkan orang-orang penting di dalam pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada saat itu. Selain wilayah yang terlibat, juga membentuk poros kekacauan tersendiri yakni meliputi Nikaragua (Contra)-Iran-Panama-Amerika Serikat-Israel dan negara negara sekutu AS yang lain. ketika kasusnya sampai ke Publik lewat sebutan populer The October Surprise (kejutan Oktober) karena bagian utama skandal ini terjadi pada bulan Oktober 1980.

Pemilihan Presiden AS

Awalnya, kasus ini dimulai dengan adanya pemilihan presiden AS yang diikuti dua kandidat saat itu yakni Jimmy Carter dan Ronald Reagan, dua kandidat yang sama sama ingin menjadi American number One itu bersaing sangat ketat. Mengingat posisi dan kepopuleran Jimmy Carter lebih unggul, tim sukses Ronald Reagan yang saat itu dipimpin oleh George H.W. Bush perlu berusaha mencari celah.

Dan celah tersebut justru terbuka di Iran. Tatkala mereka sibuk untuk mempersiapkan kampanye, tersiar berita bahwa sejumlah warga AS disandera di Teheran. Tim sukses Reagan cukup tanggap dan diam diam membentuk konspirasi untuk sebisa mungkin membebaskan sandera sekaligus mengangkat pamor Ronald Reagan untuk memenangkan pemilu.

Pendekatan dengan Iran

Langkah pertama yang dilakukan George H.W. Bush (direktur CIA saat itu) adalah berusaha mengadakan negosiasi dengan pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Khomeini. Rencana awal berjalan lancar karena Khomeini bersikap kooperatif. Ia mengirim langsung perdana menteri Bani Sadr ke Paris Prancis, tempat pertemuan rahasia yang disepakati kedua pihak. Selain Bush, ikut pula manajer kampanye Reagan lainnya, William Casey.


Dalam pembicaraan yang berlangsung di sebuah hotel, ternyata Iran bersedia membebaskan 52 sandera AS dengan syarat cukup mudah, yakni AS cukup mengirimkan senjata antitank ke Iran guna menghadapi Irak dalam perang Iran Irak. Tim Bush langsung setuju bahkan memberikan tambahan bonus sebesar 40 juta dolar AS. tetapi pinta mereka, para sandera dibebaskan menjelang usai pemilihan presiden. Kedua pihak setuju dan pamor Reagan melesat.

Pada Januari 1981, aktor Hollywood itu dilantik sebagai presiden AS. Pelantikan ini memukau rakyat Amerika Serikat karena pada hari yang sama ke-52 sandera tiba kembali di AS. Sebagai hadiah, Bush diangkat sebagai wakil presiden sementara Casey menjadi Direktur CIA.

Menghapus Jejak

Mengingat apa yang dilakukan tim sukses Reagan di Paris merupakan misi rahasia dan melibatkan CIA, mereka berusaha semaksimal mungkin agar konspirasi itu tidak terbongkar.

Salah satu cara yang dilakukan adalah memberikan kesan bahwa George H. Bush tidak pernah berada di Paris, yakni usai pertemuan, Bush segera diterbangkan dengan pesawat supersonik SR-71 Blackbird dengan kecepatan Mach 3 (sebagai perbandingan Concorde hanya berkecepatan maksumum mach 2.4) yang dipiloti Gunther Russbahcer dan mampu mencapai daratan AS dalam waktu kurang dari dua jam. Setiba di AS, Bush langsung menuju Hotel Hilton dan memberikan pidato kampanyenya untuk memberi kesan selama ini baik baik saja di rumah.

Akan tetapi pertemuan di Paris segera tercium publik melalui pers AS yang terkenal liberalnya itu. CIA segera bertindak dan seperti biasa melancarkan praktik tipu daya. Agen kepercayaan Bush di CIA, Frank Snepp, melakukan counter news dengan menulis artikel di surat kabar lokal Village Voice tentang perihal pilot SR-71. Dimana pada harian itu, Gunter Russbacher dikatakan tidak mampu menerbangkan pesawat itu karena tidak pernah mendapatkan latihan . Tetapi pers dan penyidik legal yang melakukan investigasi mendapatkan fakta bahwa Gunther pernah dilatih dan mampu menerbagkan pesawat tersebut.

Keadaan mulai runyam ketika para saksi yang meliha Bush di Paris buka suara. Diantaranya agen Mossad Israel yang terlibat penyaluran senjata AS ke Iran, Ari Ben Menashea yang tanpa diduga memberikan kesaksian, juga dokumen PM Iran, Bani Sadr yang mengindikasikan tentang kehadiran Bush. Memang ada satu agen CIA yang berusaha melakukan penyangkalan saat diperiksa tim penyidik, tetapi gagal dan tidak mampu membuktikan kebenaran alibinya pada saat test kebohongan (lie detector).

Kendati bukti dan fakta jelas-jelas menunjukkan keberadaan Bush di Paris, agen rahasia CIA berusaha keras melindungi Bush, bahkan dua agen rahasia memberikan keterangan bahwa mereka sedang mengawal Bush berlibur akhir pekan di Pennsylvania. Penyangkalan yang juga dilakukan para Secret Service ternyata cukup ampuh dan penyidikan terhadap Bush seolah menemui jalan buntu.

Kebuntuan semakin menjadi ketika Partai Republik (partainya Bush), Gedung Putih dan Senat AS menekan pihak penyidik untuk menutup investigasi kasus October Surprise. Apalagi sejumlah saksi kunci, pilot Russbacher memilih diam dan menyangkal segala tuduhan.

Memasuki tahun 1991 atau 10 tahun setelah peristiwa itu, tekad penyidik seolah habis dan kasus pun ditutup. Namun dua tahun kemudian kasus ini dibuka oleh Komite Penyelidik yang dipimpin oleh Lee Hamilton.

Perkembangan Kasus

Lewat investigasi yang ditempuh cukup keras, Komite penyelidik berhasil mengunkap satu persatu kasus ini. bahkan diambil kesimpulan bahwa perbuatan bush dan Reagan dianggap menjurus pada tindakan kriminal, terlebih telah melibatkan CIA dan Partai Republik dengan seluruh kegiatan yang dinyatakan ilegal. Bahkan dengan konsekwensi sanksi berupa impeachment kepada presiden. Untuk menanggapi hal tersebut, Reagan membuat pernyataan resmi kepresidenan tentang hubungan AS-Iran. Dikatakan tidak ada masalah apa pun dalam hubungan kedua negara. Negeri ini juga tidak lagi memberi indikasi teror yang mengancam AS.

Namun fakta lain menunjukkan bahwa skandal ini tidak hanya sekali terjadi. pada tahun 1984 ketika agen CIA yang menjadi kontak Iran di Timur Tengah, William Buckley diculik gerilyawan Hezbollah di Libanon, Reagan segera meminta National Security Council (NSC) untuk membebaskannya. Saat itu penculik tidak hanya menyandera William Buckly namun juga sejumlah warga Inggris dan Amerika yang bekerja sebagai peneliti dan pekerja sosial. Belakangan Buckley tewas ditembak, tetapi tim NSC berusaha mebebaskan sisanya. Tim NSC sendiri terdiri dari pejabat penting seperti wakil presiden (saat itu) George H. Bush, Menteri sekertaris Negara George Shultz, Menteri pertahanan Caspar Weinberger,Direktur CIA William Casey, Penasehat Keamanan Nasional Robert Mc Farlane dan Letnan Kolonel Oliver North yang bertugas di lapangan.

Mereka kembali melakukan negosiasi dengan pemerintah Iran guna membujuk Hezbollah untuk membebaskan sandera. Iran setuju dan meminta imbalan penjualan senjata AS dalam jumlah besar diantaranya ribuan rudal anti pesawat Hawk, rudal antitank dan suku cadang pesawat terbang (sejak Revolusi Iran, AS mengembargo persenjataan Iran yang umumnya buatan AS warisan Shah Iran Mohammad Reza Pahlavi). Sebagian diantaranya diselundupkan lewat Israel dan hampir semua transaksi penjualan dilakukan oleh Letkol Oliver North.

Dari sinilah kasus ini mencuat dengan sebutan Iran-Contra. Rupanya, sebagian keuntungan penjualan senjata itu dikirim ke Nikaragua untuk membiayai operasi gerilyawan Contra melawan pemerintahan komunis Sandinista, Daniel Ortega. Sebagian untuk membayar broker senjata diantaranya pengusaha Arab Saudi, Adnan Kashoggi dan penyandera. Dan sisanya dimasukkan kedalam rekening perusahaan fiktif milik CIA melalui tangan Oliver North.

Namun untuk kasus yang kemudian dikenal sebagai Iranian Gate itu Reagan punya alasan tersendiri. Misi NSC dilakukan untuk membebaskan sandera bukan semata-mata menemui Ayatollah Khomeini yang dianggap musuh, melainkan juga menemui para kalangan moderat Iran yang memiliki pandangan positif terhadap AS. Dilain pihak, bantuan kucuran dana hasil penjualan senjata ke gerilyawan Contra Nikaragua disebutnya untuk misi sosial kemanusiaan bagi rakyat Nikaragua.

Penyelidikan yang dilakukan cukup lama terhadap Letkol Oliver North tidak sampai membuat jatuhnya pemerintahan Reagan. Namun kekebalan politik yang diberikan kepada North tidak mampu menyelamatkan dirinya. Ia akhirnya dinyatakan bersalah dan dipenjara. Banyak pihak mengatakan North dikorbankan untuk menyelamatkan Reagan dan pelaku lainnya dalam skandal itu. Baru ketika George H. Bush menjadi presiden (1988-1992) penyidikan itu berhenti. Perang Teluk I juga menggiring rakyat AS untuk melupakannya.

Pengampunan

Memasuki tahun 1992 atau sebulan sebelum masa kepresidenan berakhir, Bush yang akan mencalonkan diri lagi ternyata berhasil diganjal rivalnya Bill Clinton. bush tidak berkutik ketika Bill Clinton sengaja memojokkan dirinya dengan mengungkit kembali kasus Iran-Contra. merasa tidak dapat menyaingi kembali Clinton, Bush memanfaatkan masa akhir jabatannya dengan mengampuni aktor Skandal tersebut. Pengampunan yang dilakukan bulan Desember 1991 itu diamini Kongres AS dan bersihlah nama Caspar Weinberger dan rekannya yang terlibat.

Di lain pihak untuk membuktikan bahwa Bush bersih dan tidak melakukan pelanggaran prosedur dalam kasus itu, Bush menantang lembaga hukum Griffin Bell's dan King & Spaulding untuk kembali melakukan penyelidikan. Hasilnya Bush memang bersih dan bisa melepas kursi kepresidenan tanpa pamor buruk, tetapi gagal menjadi presiden untuk kedua kali.

Semasa pemerintahan Bill Clinton, pengampunan terhadap pelaku skandal Iran-Contra sempat dilakukan secara massal seluruhnya mencapai 176 orang. Dengan demikian ketika George W. Bush menjabat presiden, dia tidak lagi dipusingkan dengan kasus ayahnya, bahkan mampu menduduki jabatan presiden AS kedua kalinya.

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41