Skadron Udara 16 Tempur disingkat (Skadud 16) Merupakan satuan tempur yang berada di bawah kendali Wing Udara 6 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Skadron Udara 16 di resmikana oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada tanggal 17 Oktober 2014. Baik personel maupun seluruh sarana prasarana dan fasilitas pendukungnya dipastikan sudah siap dalam mengoperasionalkan pesawat tempur F-16 C/D 52 ID, yang memiliki kemampuan mutakhir setara dengan kemampuan avionik pada F-16C/D Block 52, kecuali pada jenis radarnya.[1][2]
Fasilitas
Peresmian pengoperasian Skadron Udara 16[3] ini ditandai dengan penekanan sirine yang dibarengi dengan terbukanya papan nama dan logo Skadron Udara 16 yang berada di Hanggar dan Shelter Skadron Udara 16 dan dilanjutkan dengan pemotongan pita di depan gerbang Hanggar Skadron Udara 16. Pada kesempatan tersebut Kasau menyampaikankan bahwa, ditempatkannya Skadron Udara 16 dengan alutsista pesawat tempur F-16 ini dinilai sangat tepat, mengingat Riau berada pada posisi yang sangat strategis dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan wilayah udara bagian barat Indonesia. “Salah satu faktor ditempatkannya Skadron Udara 16 di wilayah Riau, karena letaknya yang berada pada posisi yang strategis untuk mengamankan kedaulatan wilayah udara Negara kita,” kata Kasau, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia dalam sambutannya.
Dijelaskan, saat ini Skadron Udara 16 diperkuat dengan 5 unit pesawat tempur F-16 dari 24 unit pesawat yang akan datang secara bertahap dari Amerika Serikat. Ke-24 pesawat tempur Multi Role ini akan ditempatkan di Lanud Roesmin Nurjadin sebanyak 16 unit sedangkan 8 unit lainnya akan menambah kekuatan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Magetan. Dengan telah diresmikannya pengoperasian Skadron Udara 16, maka Lanud Roesmin Nurjadin saat ini diperkuat dua Skadron Udara tempur, yakni Skadron Udara 16 dan Skadron Udara 12 yang mengawaki pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan Hawk 100/200.
Hibah F-16 dari Pemerintah Amerika Serikat
Program "Peace Bima Sena II" selain pengadaan 24 pesawat F-16 C/D Blok 52ID,[4] kontrak kerja sama juga meliputi pengadaan spare parts, ground support equoment, training, JMPS (Joint Mission Planning System), RIAIS (Rackmount Improve vionic Intermediate System), AME (Alternate Mission Equipment) dan PMEL (Precesion Measurement Equipment Laboratory). Dari jumlah itu, pesawat ini akan dibagi, 16 unit di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Noerjadin dan 8 unit di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi.[5] Tetapi satu dari 24 Pesawat F-16 Fighting Falcon dari hibah pemerintah Amerika Serikat dan bernomor registrasi TT-1643 yang diterbangkan oleh Letkol Penerbang Firman Dwi Cahyono menggalami insiden kecelakaan, meledak dan terbakar saat akan take off di Lanud Halim Perdanakusuma Saat terbakar, sang pilot berhasil keluar dari pesawat untuk menyelamatkan diri.[6]
3000 Jam Terbang
Prestasi 3000 jam terbang dengan F16, merupakan prestasi yang patut dibanggakan oleh setiap penerbang tempur, karena pencapaian 3000 jam terbang membutuhkan waktu yang panjang, usaha keras dan penuh kegigihan serta kondisi yang prima. Saat ini baru dua orang penerbang tempur yang berhasil meraih 3000 jam terbang dengan pesawat F16 Fighting Falcon.
Komandan
- Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono (4 Desember 2014 - 18 Januari 2016)
- Letkol Pnb Nur Alimi (18 Januari 2016 - 6 April 2018)
- Letkol Pnb Bambang Apriyanto, S.T. (6 April 2018 - 28 Mei 2020)
- Letkol Pnb Andri Setyawan, S.T., M.M.O.A.S. (28 Mei 2020 - 26 Januari 2022)
- Letkol Pnb Bambang Aulia Yudhistira (26 Januari 2022 - Sekarang)
Referensi