Sindrom Ehlers-Danlos adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh kelemahan pada jaringan ikat yang menyokong kulit, tulang, atau sendi. Kondisi ini terjadi akibat mutasi atau kelainan genetik.
Gejala dan tanda
Muskuloskeletal
Gejala sistem muskuloskeletal penderita sindrom Ehlers-Danlos adalah nyeri sendi dan deformitas, nyeri otot (mialgia), nyeri saraf (neuralgia), ketidakstabilan sendi yang menyebabkan dislokasi dan atau subluksasi dan cedera, kelemahan dan ketegangan otot, kelemahan laring dan pita suara, kelemahan otot dasar panggul, prolaps rektum, prolaps kandung kemih, prolaps uterus, kelemahan saraf (neuropati), dan kerusakan saraf sensoris.[1]
Kulit
Gejala kulit pada penderita sindrom Ehlers-Danlos adalah kulit yang lembut seperti beledu, berbagai macam bentuk hiperekstensibilitas kulit, kerapuhan kulit yang mudah luka atau memar (derajat memar termasuk adanya bekuan darah di bawah kulit atau hematoma), pembentukan jaringan parut yang sifatnya berat, penyembuhan luka yang lambat dan jelek, serta pembentukan pseudotumor moluskoid (luka borok yang berhubungan dengan jaringan parut akibat sering terkena tekanan misalnya pada daerah siku).[1]
Kardiovaskular
Gejala kardiovaskular pada penderita sindrom Ehlers-Danlos adalah peningkatan risiko terjadinya diseksi arteri koronaria, infark miokardium, tamponade jantung, ruptur otot katup mitral, varises vena, ruptur arteri yang didahului oleh aneurisma, fistula arteri-vena, aneurisma arteri, strok, dan peningkatan risiko ruptur ventrikel.[2]
Pencernaan
Gejala pencernaan yang paling umum terjadi adalah ruptur kolon spontan (biasanya kolon sigmoid), ruptur usus kecil, pembentukan fistula setelah operasi abdomen, ruptur lambung, dan ruptur esofagus.[2]
Mata
Pada mata dapat timbul keratokonus (kornea mata menonjol sehingga menyebabkan penipisan kornea), fistula kavernosus-karotis yang ditandai dengan nyeri mata.[2]
Penyebab
Sindrom Ehlers-Danlos (EDS) merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelainan genetik yang pola pewarisannya secara dominan autosom atau resesif autosom. Di antara semua tipe EDS, hanya EDS hipermobilitas yang belum diketahui dengan pasti gen yang bertanggung jawab untuk terjadinya kondisi ini.[3]
Hingga saat ini ada 20 gen yang mengalami mutasi yang telah diketahui. Gen COL1A1, COL1A2, COL3A1, COL5A1, dan COL5A2 adalah gen yang menyediakan instruksi untuk pembuatan beberapa jenis kolagen. Gen ADAMTS2, FKBP14, PLOD1, dan TNXB menyediakan instruksi untuk pembuatan protein yang berinteraksi dengan kolagen. Mutasi pada gen-gen ini akan menyebabkan kelemahan jaringan ikat di kulit, tulang, dan bagian tubuh lainnya. Untuk gen β3GALT6, β4GALT7, C1R, COL12A1, DSE, PRDM5, SLC39A13, dan ZNF469 hingga saat ini belum diketahui mekanismenya dalam menyebabkan kumpulan gejala ini.[4]
Tipe EDS
Pola pewarisan
Gen yang berperan
Protein yang terlibat
EDS klasik
DA
COL5A1, COL5A2
Kolagen tipe V
COL1A1
Kolagen tipe I
EDS seperti tipe klasik
RA
TNXB
Tenascin XB
EDS kardiovalvular
RA
COL1A2
Kolagen tipe I
COL3A1
Kolagen tipe III
EDS vaskular
DA
COL1A1
Kolagen tipe I
EDS hipermobilitas
DA
Tidak diketahui
Tidak diketahui
EDS artrokalasia
DA
COL1A1, COL1A2
Kolagen tipe I
EDS dermatosparaksis
RA
ADAMTS2
ADAMTS-2
EDS kifoskoliosis
RA
PLOD1
LH1
FKBP14
FKBP22
Sindrom korena rapuh
RA
ZNF469
ZNF469
PRDM5
PRDM5
EDS spondilodisplasia
RA
B4GALT7
β4GalT7
B3GALT6
β4GalT6
SLC39A13
ZIP13
EDS muskulokontraktur
RA
CHST14
D4ST1
DSE
DSE
EDS miopatik
RA dan DA
COL12A1
Kolagen tipe XII
EDS periodontal
DA
C1R
C1r
RA: resesif autosom DA: dominan autosom
Tipe
EDS klasik atau classical EDS (cEDS)
Kriteria mayor untuk EDS klasik adalah:
Hiperekstensibilitas kulit dan jaringan parut atropik. Penilaiannya dilakukan dengan cara mencubit dan mengangkat lapisan subkutan kulit. Standar kriteria ini adalah 1.5 cm untuk bagian distal lengan bawah dan punggung tangan, 3 cm untuk daerah leher, siku, dan lutut, serta 1 cm di daerah telapak tangan.[5]
Hipermobilitas semua sendi atau generalized joint hypermobility (GJH) Keluhan ini tergantung pada usia, jenis kelamin, dan latar belakang etnis penderita. Penilaiannya menggunakan skala Beighton.[5]
Kriteria diagnosis EDS klasik adalah kriteria mayor pertama atau kriteria kedua disertai dengan paling tidak 3 gejala minor. Diagnosis pasti untuk EDS klasik ditetapkan dengan pemeriksaan molekular genetik. Kondisi ini diwariskan secara dominan autosom.[3][7]
EDS seperti tipe klasik atau classical-like EDS (clEDS)
Kriteria mayor EDS tipe klasik adalah:
Hiperekstensibilitas kulit dengan tekstur kulit seperti beledu dan tidak ditemukan jaringan parut atropik[3][8]
GJH dengan atau tanpa dislokasi sendi (bahu dan pergelangan kaki)[3][8]
Kulit yang mudah memar atau mengalami ekimosis spontan (perubahan warna kulit karena perdarahan di bawah kulit).[3][8]
Kriteria minor EDS tipe klasik adalah:
Deformitas pada kaki (brakidaktili dengan kulit yang berlebih, pes planus, papul piezogenik[9]
Bengkak pada kaki tanpa adanya kondisi gagal jantung[9]
Kelemahan otot tungkai di bagian pangkal dan ujung yang bersifat ringan[9]
Diagnosis EDS seperti tipe klasik harus memiliki tiga kriteria mayor dan ditambah dengan riwayat keluarga yang diwariskan secara resesif autosom.[3][9]
EDS kardiovalvular atau cardiac-valvular EDS (cvEDS)
Kriteria mayor untuk EDS kardiovalvular adalah:
Adanya masalah katup jantung progresif yang berat (katup aorta atau katup mitral)[3][10]
Keterlibatan kulit: hiperekstensibilitas kulit, jaringan parut atropik, penipisan kulit, mudah memar[3][10]
Hipermobilitas sendi (tipe umum atau sendi-sendi kecil)[3][10]
Deformitas kaki: pes planus (kaki rata), pes planovalgus, dan hallux valgus[9]
Diagnosis EDS kardiovalvular ditegakkan dengan kriteria mayor pertama disertai riwayat dalam keluarga yang diturunkan secara resesif autosom atau salah satu kriteria mayor disertai paling tidak dua kriteria minor.[3][9]
Varises vena yang timbul pada usia di bawah 30 tahun[9]
Diagnosis EDS vaskular minimal harus ada riwayat keluarga dengan penyakit ini, ruptur arteri atau diseksi arteri sebelum usia 40 tahun, ruptur kolon sigmoid yang penyebabnya tidak diketahui, atau ada pneumotoraks spontan.[3]
EDS hipermobilitas atau hypermobile EDS
Diagnosis kondisi ini masih didasarkan pada keluhan yang ada. Penyebabnya secara genetik belum ditemukan. Kriteria untuk EDS hipermobilitas adalah:[3][13]
Tidak terdapat kerapuhan pada kulit, kondisi ini tidak memenuhi kriteria Ehlers-Danlos yang lain atau penyakit jaringan ikat yang lain, tidak memenuhi kriteria diagnosis penyakit apa pun yang berhubungan dengan hipermobilitas sendi.[3][13]
Dua atau lebih gambaran berikut (A dan B, A dan C, B dan C, atau A dan B dan C).[3][13]
Gambaran A adalah manifestasi sistemik atas paling tidak 5 kelainan jaringan ikat. Gejala yang termasuk di dalam gambaran A adalah kulit seperti beledu, hiperekstensibilitas kulit yang bersifat ringan, stria pada kulit yang timbul tanpa penyebab yang jelas, papul piezogenik di kedua tumit, hernia abdomen rekuren atau multipel, jaringan parut atropik di dua bagian tubuh, prolaps rektum dan atau rahim pada wanita, gigi yang bertumpuk, arachnodactyly, prolaps katup mitral ringan, pelebaran ujung aorta, dan perbandingan panjang lengan dengan tinggi badan ≥ 1,05.[3][9]
Gambaran B adalah riwayat dalam keluarga, dengan satu atau lebih keluarga tingkat pertama yang menderita kondisi ini.[3][9] Gambaran C adalah terdapat komplikasi muskuloskeletal. Gejalanya adalah nyeri otot dan tulang di tungkai yang timbul tiap hari setidaknya selama 3 bulan, nyeri otot dan tulang yang kronis, dislokasi sendi berulang tanpa adanya trauma.[3][9]
EDS artrokalasia atau arthrochalasia EDS (aEDS)
Kriteria mayor EDS artrokalasia adalah:
Dislokasi panggul bilateral yang bersifat kongenital[3][14]
Kriteria diagnosis kondisi ini adalah adanya kerapuhan kulit ekstrem (kriteria mayor 1) dan gambaran kraniofasial yang khas (kriteria mayor 2) ditambah dengan satu kriteria mayor lainnya atau tiga kriteria minor. Diagnosis pasti adalah dengan pemeriksaan molekular genetik. Kondisi ini diturunkan secara resesif autosom.[9][15]
Gangguan refraksi seperti astigmatisma dan miopia[9]
Kriteria minimal untuk EDS kiposkoliosis adalah kriteria mayor 1 dan 2 ditambah dengan kriteria 3 atau kriteria 1 dan 2 ditambah paling tidak 3 kriteria minor.[3][16]
Sindrom kornea rapuh atau brittle cornea syndrome (BCS)
^ abKapferer-Seebacher, Ines; van Dijk, Fleur S.; Zschocke, Johannes (1993). Adam, Margaret P.; Ardinger, Holly H.; Pagon, Roberta A.; Wallace, Stephanie E.; Bean, Lora JH; Gripp, Karen W.; Mirzaa, Ghayda M.; Amemiya, Anne, ed. Periodontal Ehlers-Danlos Syndrome. Seattle (WA): University of Washington, Seattle.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)