Siemens Gamesa Renewable Energy S.A., sebelumnya bernama Gamesa Corporación Tecnológica S.A. (pengucapan bahasa Spanyol: [ɡaˈmesakoɾpoɾaˈθjonteɣnoˈloxika]) dan Grupo Auxiliar Metalúrgico S.A., adalah sebuah perusahaan rekayasa angin yang berkantor pusat di Zamudio, Biscay, Spanyol. Perusahaan ini memproduksi turbin angin dan menyediakan jasa terkait turbin angin. Perusahaan ini merupakan produsen turbin angin terbesar kedua di dunia.[2]
Perusahaan ini terkenal berkat turbin angin SG 14.0-222 buatannya, yang didasarkan pada Siemens Platform D7, serta merupakan turbin angin terbesar di dunia. Kompetitor utama dari turbin angin tersebut adalah General Electric Haliade-X dan MHI-Vestas V164.[3]
Sejarah
Gamesa Corporación Tecnológica
Gamesa mulai beroperasi pada tahun 1976 dengan nama Grupo Auxiliar Metalúrgico S.A. Perusahaan ini saat itu fokus mengembangkan teknologi baru dan menerapkannya, seperti robotika, mikroelektronik, aeronautika, dan pengembangan bahan komposit. Perusahaan ini didirikan oleh Juan Luis Arregui dan Joseba Mikel Grajales.[4]
Pada tahun 1994, perusahaan ini membentuk anak usaha bernama Gamesa Eólica untuk memproduksi turbin angin. Perusahaan ini pun mulai terlibat dalam pengembangan, konstruksi, dan operasi ladang angin pada tahun 1995, serta berhasil menyelesaikan pembangunan ladang angin pertamanya setahun kemudian. Gamesa lalu bermitra dengan Vestas
hingga tahun 2002.[5]
Perusahaan ini resmi melantai di bursa saham pada tanggal 31 Oktober 2000 dan menjadi salah satu komponen dari IBEX 35 pada tanggal 24 April 2001. Pada tahun 2002, Gamesa mengakuisisi produsen gearbox Echesa, produsen generator Cantarey, dan produsen konverter Enertrón.
Sejak tahun 2006, perusahaan ini fokus pada teknologi yang terkait dengan energi berkelanjutan, terutama tenaga angin. Perusahaan inipun mendivestasi bisnisnya di bidang aeronautika untuk membentuk Aernnova, dan juga di bidang jasa untuk membentuk Global Energy Services.
Sebagai bagian dari upaya Britania Raya untuk meningkatkan produksi tenaga angin lepas pantainya, Gamesa pun berkomitmen berinvestasi sebesar £133,7 juta untuk membangun sebuah fasilitas produksi dan fasilitas lainnya di Britania Raya, serta akan memindahkan kantor pusat divisi tenaga angin lepas pantainya ke London.[6][7]
Pada bulan Januari 2014, Gamesa dan produsen nuklir asal Prancis, Areva mengumumkan kesepakatan awal untuk membentuk Adwen yang berbisnis di bidang tenaga angin lepas pantai.[8]
Pada awal tahun 2015, Gamesa melanjutkan pengembangan bisnisnya di Britania Raya dengan mengakuisisi B9 Energy.[9]
Pada tahun 2017, Areva menjual saham Adwen ke Gamesa, setelah penggabungan antara Gamesa dan Siemens Wind Power resmi diumumkan.[10][11]
Siemens Wind Power
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1980, saat produsen sistem irigasi asal Denmark, Danregn berekspansi ke bisnis turbin angin. Turbin angin pertama buatan Danregn pun berupa mesin dengan diameter rotor sekitar 10 m (33 ft) dan daya generator sebesar 20 hingga 30 kW (27 hingga 40 hp).[12][13][14] Pada tahun 1981, bisnis turbin angin Danregn resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama Danregn Vindkraft A/S oleh Peter Stubkjær Sørensen dan Egon Kristensen di Brande, Denmark, dengan modal sebesar 300.000 krona. Produk Danregn Vindkraft saat itu adalah turbin dengan diameter bilah sebesar 15 m (49 ft) yang dapat menghasilkan daya sebesar 55 kW (74 hp).[12][14][15][16]
Pada tahun 1983, Danregn Vindkraft mengubah namanya menjadi Bonus Energy, guna memudahkan kliennya di Amerika Utara untuk mengucapkan nama perusahaan.[13][17]
Perusahaan ini awalnya memakai bilah turbin yang diproduksi oleh Økær Vind Energi asal Viborg.[20] Kemudian perusahaan ini memakai bilah turbin yang diproduksi oleh LM Wind Power. Pada akhir dekade 1990-an, Bonus mulai mengembangkan bilah turbinnya sendiri, dan kemudian mulai memproduksi bilah turbinnya sendiri di Aalborg pada awal dekade 2000-an.[21][note 1]
Pada tahun 2004, Bonus Energy A/S resmi dijual ke Siemens AG.[22] Kantor pusat penjualan dan manajemen proyek dari perusahaan inipun dipindah ke Hamburg, Jerman pada bulan Mei 2009.[23]
Pada tahun 2005, Siemens mengakuisisi mitra penjualan dan layanan Bonus Energy, yakni AN Windenergie GmbH asal Bremen.[24][25] Pada tahun 2006, Siemens juga mengakuisisi bekas pabrik bilah turbin angin milik LM Glasfiber di Engesvang, Denmark.[26] Pada tahun 2007, Siemens membangun sebuah pabrik bilah di Fort Madison, Iowa, Amerika Serikat.[24] Pada tahun 2008, sebuah pabrik di Ølgod mulai dioperasikan.[27] Pada bulan Desember 2010, Siemens resmi membuka pabrik produksi nasel di Hutchinson, Kansas.[28][29]
Referensi
^"Management." Official Website. Retrieved 18 June 2020.
^Christensen, Allan S.; Madsen, Morten (29 August 2005). "Supply Chain study on the Danish offshore wind industry"(PDF). Offshore Center Danmark. Vindeby, p.34. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 15 May 2016. Diakses tanggal 24 January 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Grove-Nielsen, Erik. "Økær Vind Energi 1977 – 1981". windsofchange.dk. Diakses tanggal 27 September 2012. Økær Vind Energi delivered the first 5 m blades for Bonus in December 1980 – for their prototype. At that time the company name was Danregn Vindkraft A/S
Brauer, Niels (9 March 2008). "Albert og vingefabrikken". nordjyske.dk (dalam bahasa Dansk). Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 January 2016. Diakses tanggal 24 January 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abNelson, Robert (2008). "Siemens Wind Power: Technical Developments"(PDF). Siemens via Texas Renewable Energy Industries Association (TREIA). Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 14 November 2012. Diakses tanggal 24 January 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Pabrik bilah turbin di Aalborg didirikan salah satunya karena masyarakat Aalborg telah berpengalaman mengolah serat kaca, yang digunakan oleh galangan kapal Danyard Aalborg untuk memproduksi kapal patroli kelas Flyvefisken.[21]