ShimokitazawaShimokitazawa (下北沢 , Shimokitazawa) atau disingkat juga sebagai "Shimokita" adalah sebuah kawasan komersial dan hiburan di Kitazawa, Setagaya, Tokyo. Namanya berasal dari "Shimo-kitazawa" yangsecara literal berarti Kitazawa rendah. Ini dikarenakan daerah ini terletak di sudut barat daya distrik Kitazawa. Lingkungan ini terkenal karena padat dengan toko busana independen, kafe-the, teater, bar, dan tempat musik langsung. Ritel independenLingkungan ini sering dibandingkan dengan jalan belakang Ura-Harajuku dan Koenji. Ini dikarenakan ukuran toko yang kecil dan akses kendaraan terbatas membuatnya kurang menarik bagi pedagang busana domesik besar dan internasional. Akibatnya, terdapat banyak toko-toko ritel independen di daerah ini. Distrik ini terdiri dari jalan-jalan yang mengelilingi Stasiun Shimo-Kitazawa, tempat Jalur Kereta Listrik Odakyu dan Jalur Keio Inokashira berpotongan. Lingkungan ini telah lama menjadi pusat teater panggung dan tempat musik langsung. Teater Honda Gekijō yang memiliki banyak sejarah juga terletak di distrik ini. Dengan banyaknya kafe, busana bekas dan antik[1] dan gerai musik rekaman, Shimokitazawa tetap populer di kalangan pelajar dan pengikut subkultur pemuda Jepang.[2] Pembangunan ulangPada tahun 2004, Dewan Kota Setagaya merilis rencana untuk membangun ulang sebagian besar kota, termasuk pembangunan beberapa gedung tinggi, dan juga memperpanjang Rute 54 melintasi kota. Jalanan di daerah ini sangat sempit dan memliki banyak persimpangan, dan juga memiliki banyak gang kecil. Karena banyak penduduk dan pengunjung menganggap ini sebagai bagian dari pesona Shimokitazawa, terdapat beberapa kontroversi terhadap rencana pembangunan ulang tersebut.[3] Karena rel kereta Jalur Odakyu telah dipindahkan ke bawah tanah pada 2013, pintu masuk stasiun yang baru, rel ganda dua arah, dan pembangunan ulang skala besar yang sedang berlangsung di daerah sekitar Stasiun Shimo-Kitazawa, maka pada 2018, kemacetan jam sibuk Odakyu yang terkenal telah berkurang menjadi 150% beban kereta dari sebelumnya yang mencapai hampir 200%. Dalam budaya populer
Referensi
Pranala luar
|