Sherlock Holmes (/ˈʃɜːrlɒkˈhoʊmz/) adalah tokoh detektiffiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia. Holmes yang menyebut dirinya sebagai seorang "detektif konsultan" ini dikenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai kasus.
Hampir semua cerita petualangan Holmes dinarasikan oleh sahabat karibnya, dr. John H. Watson, kecuali dua yang diceritakannya sendiri (Kasus Prajurit Berwajah Pucat dan Misteri Surai Singa) serta dua yang ditulis dengan sudut pandang orang ketiga (Kasus Batu Mazarin dan Salam Terakhir). Dalam dua cerita, Ritual Keluarga Musgrave dan Kapal Gloria Scott, Holmes awalnya memberitahu Watson apa yang diingatnya mengenai kasus tersebut, lalu dikembangkan oleh Watson. Novel pertama dan keempatnya, Penelusuran Benang Merah dan Lembah Ketakutan, masing-masing memiliki bagian penceritaan ulang dalam sudut pandang orang ketiga serba tahu yang tidak diketahui oleh Holmes maupun Watson.
Inspirasi tokoh
Doyle mengatakan bahwa ia memperoleh inspirasi tokoh Sherlock Holmes dari sosok dr. Joseph Bell yang menjadi atasannya saat bekerja di Royal Infirmary of Edinburgh, Skotlandia. Seperti Holmes, Bell dikenal dapat menarik banyak kesimpulan hanya dengan sedikit observasi.[1] Akan tetapi, beberapa tahun kemudian, Bell menulis surat kepada Doyle yang isinya antara lain: "Kau sendirilah Sherlock Holmes dan kau tahu itu."[2]Sir Henry Littlejohn, dosen Kedokteran Forensik dan Kesehatan Masyarakat di Royal College of Surgeons, juga dianggap sebagai sumber inspirasi tokoh Holmes. Littlejohn bekerja sebagai dokter bedah kepolisian dan petugas medis di Edinburgh yang memberikan jalan bagi Doyle untuk menghubungkan pemeriksaan medis dengan pemecahan kasus.[3]
Kehidupan
Awal
Rincian kehidupan Holmes di luar petualangannya yang diceritakan oleh dr. Watson hanya sedikit dan jarang diketengahkan dalam karya Doyle. Akan tetapi, sedikit rincian awal kehidupan dan keluarga besar Holmes itu telah dapat menyusun biografi sederhana sang detektif.
Perkiraan usia Holmes dalam kisah Salam Terakhir menunjukkan bahwa ia lahir pada tahun 1854, tepatnya pada tanggal 6 Januari.[4] Kisah tersebut berlatar waktu bulan Agustus1914 saat Holmes telah berusia 60 tahun.
Holmes mengatakan bahwa ia pertama kali mengembangkan metode deduksinya untuk memecahkan kasus saat masih mahasiswa. Kasus pertamanya sebagai detektif amatir datang dari temannya sesama mahasiswa.[5] Menurut Holmes, yang mempengaruhinya untuk memilih profesi sebagai detektif adalah ayah seorang teman kuliahnya.[6] Profesi itu ditekuninya selama enam tahun setelah lulus kuliah sampai akhirnya Holmes kesulitan keuangan sehingga harus patungan sewa kamar dengan Watson. Saat itulah kisah petualangan Holmes dimulai.
Sejak 1881, Holmes menyewa kamar di Baker Street 221B, London, sebagai tempat tinggal sekaligus tempat praktiknya. Hingga kedatangan Watson, Holmes bekerja sendiri, sesekali mempekerjakan agen yang berasal dari masyarakat kalangan bawah, meliputi sejumlah informan dan sekelompok anak jalanan yang disebutnya "Baker Street Irregulars" (laskar anak-anak jalanan Baker Street). Anak-anak jalanan itu muncul dalam tiga cerita, yaitu Penelusuran Benang Merah, Empat Pemburu Harta, dan Si Bungkuk.
Hanya ada sedikit keterangan mengenai keluarga Holmes. Orang tuanya tidak pernah disebut-sebut dalam cerita, ia hanya pernah menyatakan bahwa dirinya merupakan keturunan tuan tanah pedesaan. Dalam kisah Penerjemah Bahasa Yunani, Holmes mengatakan bahwa paman buyutnya adalah Horace Vernet, seorang seniman Prancis. Kakaknya yang lebih tua tujuh tahun, Mycroft, adalah pejabat pemerintah yang muncul dalam tiga cerita, yaitu Penerjemah Bahasa Yunani, Kisah Penutup, dan Kasus Pencurian Rancangan Kapal Selam Bruce-Partington, serta disebutkan dalam satu cerita, Petualangan di Rumah Kosong. Pekerjaan Mycroft cukup unik karena ia hanya bertindak sebagai juru pengingat atau kamus berjalan bagi segala aspek kebijakan pemerintah. Mycroft dideskripsikan jauh lebih berbakat daripada Holmes dalam hal observasi dan deduksi, tetapi tidak memiliki kemauan dan stamina sekuat Holmes. Kakak Holmes itu dikisahkan lebih suka menghabiskan waktunya bersantai-santai di Klub Diogenes.
Bersama dr. Watson
Dalam sebagian besar hidupnya sebagai detektif konsultan, Holmes berbagi kamar dan pengalaman dengan sahabat sekaligus penulis kisah petualangannya, dr. Watson. Watson tinggal bersama Holmes selama beberapa tahun di Baker Street 221B sebelum berpisah karena menikah dengan Mary Morstan pada tahun 1887, tetapi tinggal bersama lagi pasca-kematian istrinya itu. Induk semang mereka adalah Mrs. Hudson.
Watson berperan ganda dalam kehidupan Holmes, yang pertama sebagai asisten dan kedua sebagai perekam jejak Holmes. Sebagian besar kisah petualangan Holmes ditulis dengan sudut pandang Watson sebagai ikhtisar kasus-kasus paling menarik yang pernah dipecahkan oleh sang detektif. Akan tetapi, Holmes sering kali mengkritik tulisan Watson yang dianggapnya terlalu sensasional dan umum, alih-alih berupa laporan yang akurat dan objektif.
Deteksi adalah, atau seharusnya adalah, sebuah ilmu pengetahuan eksakta, dan seharusnya diperlakukan dengan sikap dingin dan tidak emosional, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya. Kau sudah mencoba mencampurkan sedikit romantisme ke dalamnya, hingga kesannya seperti kalau kau menyisipkan kisah cinta ... Beberapa fakta seharusnya ditekan, atau, paling tidak, harus lebih proporsional dalam penyajiannya. Satu-satunya masalah yang layak disinggung-singgung dari kasus itu hanyalah pemikiran analitis dari pengaruh ke penyebab, dengan mana aku berhasil mengungkap kasusnya.
Meski demikian, persahabatan dengan Watson merupakan hubungan pertemanan Holmes yang paling intensif. Dalam beberapa cerita, kepedulian Holmes yang tinggi kepada Watson muncul, tetapi sering kali tidak tampak dari luar karena tertutup oleh ronanya yang dingin. Sebagai contoh, dalam kisah Petualangan Tiga Garrideb, Watson terluka tembak. Meski luka tembak itu terbilang cukup ringan, Watson merasa terharu melihat reaksi Holmes:
Walaupun aku terluka—bahkan kalau terluka parah aku benar-benar rela, karena aku merasakan betapa setia dan penuh kasihnya sahabatku yang berwajah dingin itu terhadap diriku. Matanya yang besar dan keras menyipit sesaat, dan bibirnya yang kaku gemetaran. Baru sekali inilah aku melihat kehebatan hatinya sebagaimana hebatnya otaknya. Selama bertahun-tahun menemaninya beraksi, baru kali inilah aku menyaksikan luapan perasaannya.
Dalam kisah Misteri Penyewa Kamar yang Berkerudung, disebutkan bahwa Holmes telah berpraktik sebagai detektif konsultan selama 23 tahun, 17 tahun di antaranya bersama Watson.
Istirahat panjang
Doyle yang ingin meluangkan lebih banyak waktu untuk menulis novel historis memutuskan untuk "mematikan" Holmes dalam Kisah Penutup yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1893 dan berlatar waktu tahun 1891. Setelah mendiamkan permintaan dari publik untuk melanjutkan petualangan Holmes selama delapan tahun, Doyle akhirnya menulis Anjing Setan yang terbit pada tahun 1901 dan berlatar waktu sebelum "kematian" Holmes, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa latar waktunya setelah Kembalinya Sherlock Holmes.[7][8] Pada tahun 1903, Doyle menulis cerita pendek Petualangan di Rumah Kosong yang berlatar waktu tahun 1894. Dalam kisah itu, Holmes muncul kembali dan menjelaskan kepada Watson yang terkejut bahwa ia hanya pura-pura mati dalam Kisah Penutup untuk memperdaya musuh-musuhnya.
Penggemar Holmes menyebut periode antara tahun 1891 saat ia pura-pura mati dalam Kisah Penutup, lalu menghilang hingga muncul kembali pada tahun 1894 dalam Petualangan di Rumah Kosong sebagai the great hiatus, 'istirahat panjang'.[9] Adapun satu cerita pendek, Petualangan di Wisteria Lodge, yang berlatar waktu tahun 1892, dianggap sebagai kekhilafan pengarang.
Masa pensiun
Dalam kisah Salam Terakhir, Holmes dikisahkan telah pensiun dan pindah ke peternakan kecil di Sussex. Kepindahannya itu tidak disebutkan secara pasti, tetapi diperkirakan terjadi sebelum tahun 1904 karena disebutkan secara retrospektif dalam Kisah Noda Kedua yang terbit pada tahun itu. Di peternakan kecilnya itu, Holmes mendalami hobinya beternak lebah sebagai pekerjaan utamanya dan menulis buku bertajuk Practical Handbook of Bee Culture, with some Observations upon the Segregation of the Queen. Dalam Salam Terakhir, dikisahkan Holmes dan Watson aktif lagi dari masa pensiun untuk membantu upaya Britania Raya dalam Perang Dunia I. Hanya ada satu cerita lain yang berlatar waktu saat sang detektif telah pensiun, yaitu Misteri Surai Singa yang diceritakan sendiri oleh Holmes. Adapun waktu kematiannya tidak pernah diketahui.
Kebiasaan dan kepribadian
Watson menilai kebiasaan dan kepribadian Holmes bergaya "bohemia". Meski dalam kisah Anjing Setan Holmes dideskripsikan memiliki kecintaan terhadap kebersihan diri "seperti kucing", Watson juga mendeskripsikan Holmes sebagai orang eksentrik yang tidak memiliki standar kerapian atau keteraturan yang pasti dalam kisah Ritual Keluarga Musgrave:
Salah satu keunikan sifat temanku Sherlock Holmes yang sering mencengangkan diriku adalah kenyataan bahwa walaupun cara berpikir dan berpakaiannya sangat rapi dan serba teratur ... (dia) menyimpan cerutunya di ember arang, tembakaunya di ujung sandal Persia-nya yang melengkung, dan ... surat-surat diselipkannya di lipatan gantungan di atas perapian. ... Dia tak berani menghancurkan dokumen-dokumennya ... (sehingga) dari bulan ke bulan dokumennya menumpuk hingga memenuhi setiap sudut ruangan. Tak ada yang boleh membakar atau membuangnya kecuali si pemilik sendiri.
Apa yang terlihat amburadul bagi orang lain mungkin menjadi sumber informasi utama bagi Holmes. Dalam kisah-kisah petualangannya, Holmes sering digambarkan mengacak-acak tumpukan kertas dan barang untuk menemukan dokumen atau benda tertentu.
Watson juga sering mengutarakan kebiasaan makan Holmes yang tidak teratur. Sang detektif dikisahkan tidak mau makan sama sekali saat sedang tegang memikirkan kasus, misalnya dalam kisah Kontraktor dari Norwood yang mana menurut Watson:
Temanku sendiri (Holmes) malah tak makan. Itulah salah satu keanehannya. Pada saat-saat tegang, dia tak mampu menelan sepotong roti pun. Dia mampu bertahan demikian sampai dia akan pingsan karena kelaparan.
Akan tetapi, Watson tidak memandang kebiasaan Holmes menghisap tembakau dengan pipa atau kadang cerutu sebagai kebiasaan buruk. Meski demikian, tampak jelas bahwa Watson memiliki toleransi terhadap tembakau lebih rendah daripada Holmes dan kadang memarahinya karena menciptakan "atmosfer beracun" dari asap tembakau.[10]
Watson juga tidak mengkritik sikap Holmes yang memutarbalikkan fakta atau melanggar hukum demi kliennya asal dapat dipertanggungjawabkan secara moral, misalnya berbohong kepada polisi, menyembunyikan barang bukti, atau menyusup masuk ke dalam rumah orang lain.[11] Meski demikian, Watson tidak setuju bila Holmes berencana memanfaatkan orang-orang tak bersalah, misalnya saat ia mempermainkan perasaan seorang gadis dalam kisah Charles Augustus Milverton walau bertujuan mulia untuk menyelamatkan banyak gadis lain dari kejahatan Milverton.
Dalam beberapa cerita, Holmes digambarkan sebagai pembela tanah air dalam bidang keamanan nasional.[12] Ia juga melakukan aksi kontra-intelijen dalam kisah Salam Terakhir yang berlatar waktu awal Perang Dunia I. Holmes juga suka memanfaatkan tembok kamarnya untuk berlatih menembak dengan pola tembakan membentuk susunan huruf "VR" (Victoria Regina).
Sesekali Holmes menampakkan sikap arogan dalam batas-batas tertentu yang masih dapat dimaklumi. Ia senang saat melihat para inspektur polisi kebingungan dengan metode deduksi tingkat tingginya. Akan tetapi, ia tidak ingin mencari muka dan tidak ambil pusing saat polisi mengakui hasil kerjanya sebagai hasil kerja mereka.[13] Peran Holmes dalam suatu kasus baru tampak saat Watson menuangkannya dalam kisah-kisah petualangan mereka. Dari kisah-kisah itulah Holmes dikenal luas sebagai detektif dan para klien biasanya langsung meminta bantuan kepada Holmes alih-alih melapor kepada polisi terlebih dahulu,[14] termasuk pejabat pemerintah dan kerajaan. Perdana Menteri Britania Raya[15] dan Raja Bohemia[16] mengunjungi Holmes secara pribadi untuk meminta bantuannya. Selain itu, Raja Skandinavia[17] dan Vatikan[18] juga pernah dibantunya. Pemerintah Prancis bahkan memberinya penghargaan Légion d'honneur atas jasanya menyelesaikan suatu kasus.[19]
Holmes merasa tersanjung saat kemampuannya diakui dan menanggapi pujian sebagaimana gadis yang dipuji kecantikannya. Ia memiliki sikap dingin dan kurang bergairah yang akan berubah total saat ia sedang terjun ke dalam suatu kasus. Ia senang menunjukkan kecakapannya dengan mempersiapkan jebakan yang matang untuk menangkap pelaku, sering kali kepada Watson atau salah satu inspektur Scotland Yard.[20]
Holmes bertipe penyendiri dan tidak suka membangun hubungan pertemanan. Dalam kisah Kapal Gloria Scott, ia mengatakan kepada Watson bahwa selama dua tahun kuliah, ia hanya berteman dengan satu orang saja, yaitu Victor Trevor. Kata Holmes, "Aku memang tak suka bergaul, Watson. Aku lebih suka mendekam di kamar dan mengutak-atik cara berpikirku. Itulah sebabnya aku tak terlalu akrab dengan teman-teman seangkatanku ... dan jurusan yang kuambil pun tak umum dipilih oleh teman-temanku, jadi, ya praktis putus hubungan sama sekali." Dalam Penelusuran Benang Merah, Holmes juga disebut sukar bergaul oleh Stamford muda.
Metode deteksi
Melakukan pemisahan antara fakta yang penting dan yang cuma kebetulan saja, lalu membuat teori berdasarkan fakta yang tersisa. Jika terdapat fakta baru yang bertentangan dengan teorinya, ia akan membuat ulang teori berdasarkan fakta baru tersebut. Dia juga mengumpulkan data-data tentang peristiwa pembunuhan dimasa lampau berupa kliping-kliping koran berita kriminal karena Holmes berpendapat bahwa semua kasus pernah dilakukan dan akan dilakukan lagi.
Cerita asli Sherlock Holmes terdiri atas 56 cerita pendek dan empat novel yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle. Novel Penelusuran Benang Merah dan Empat Pemburu Harta adalah dua novel pertama yang memuat tokoh Sherlock Holmes. Penerbitan kedua novel ini meraih sedikit kesuksesan, meski mendapat tinjauan yang bagus. Doyle kemudian memutuskan menulis untuk menulis cerita pendek yang diterbitkan di majalah bulanan The Strand Magazine, dan dikontrak untuk menulis enam cerpen. Cerpen pertama yang diterbitkan di majalah itu pada Juli 1891, A Scandal In Bohemia, meraih kesuksesan instan.[21]
^Dalam kisah Dokumen Angkatan Laut, Holmes mengatakan bahwa dari 53 kasus terakhir yang ditanganinya, 49 di antaranya diakui polisi sebagai hasil kerja mereka.