Seleksi penstabilanSeleksi penstabilan (tidak sama dengan seleksi pemurnian atau negatif[1][2]) adalah jenis seleksi alam yang mengurangi keberagaman genetik dan menstabilkan suatu perilaku dalam populasi. Seleksi ini diduga merupakan mekanisme seleksi alam yang paling umum karena sebagian besar perilaku tampaknya tidak berubah banyak seiring berjalannya waktu.[3] Seleksi penstabilan umumnya menggunakan seleksi negatif untuk menyeleksi nilai ekstrem suatu karakter. Seleksi penstabilan merupakan lawan dari seleksi disruptif. Daripada memilih individu dengan fenotip ekstrem, seleksi ini menyeleksi varian yang berada di tengah-tengah. Seleksi penstabilan mengurangi variasi fenotip dan menjaga status quo. Seleksi alam cenderung menghilangkan fenotip yang lebih ekstrem, sehingga mereka yang berfenotip rata-rata dapat bertahan.[4] Contoh klasik seleksi ini adalah massa kelahiran manusia. Bayi dengan massa yang rendah kehilangan panas lebih cepat dan lebih mudah terserang penyakit, sementara bayi dengan massa yang besar sulit dilahirkan. Bayi dengan massa rata-rata lebih mampu bertahan. Untuk bayi besar atau kecil, tingkat kematiannya lebih tinggi. Karena sebagian besar perilaku tidak berubah banyak seiring berjalannya waktu, seleksi penstabilan diduga merupakan jenis seleksi yang paling umum berlangsung.[3] Namun, penelitian yang mengukur seleksi di alam gagal menemukan tren seleksi penstabilan.[5] Hal ini mungkin disebabkan oleh kompleksnya metode untuk menemukan seleksi penstabilan. Metode tersebut dapat meliputi penelitian perubahan yang menyebabkan seleksi rata-rata dan variasi perilaku, atau pengukuran kebugaran berbagai macam fenotip di alam dan pemeriksaan hubungan antara kebugaran dengan perilaku, tetapi analisis dan interpretasi hasilnya tidak mudah.[6] Catatan kaki
Referensi
|