Prabu Sanna atau Bratasenawa adalah Raja ketiga di Kerajaan Galuh yang memerintah dengan gelar Prabu Bratasenawa dari tahun 709Masehi sampai 716Masehi menggantikan Sang Jalantara Prabu Suraghana, ayahnya.[1]
Sang Prabu Bratasenawa, memerintah di Kerajaan Galuh hanya 7 tahun karena pada tahun 716 M terjadi kudeta oleh Purbasora atau Purbasura putra Resiguru Sempakwaja (kakak dari ayahnya, Rahyang Mandiminyak ) yang didukung oleh Bimaraksa putra Resiguru Wanayasa, Sang Jantaka. Purbasora adalah cucu Wretikandayun dari putera sulungnya, Batara Danghyang Guru Sempakwaja, pendiri Kerajaan Galunggung. Sedangkan Sena adalah cucu Wretikandayun dari putera bungsunya, Prabu Suraghana Mandiminyak, raja Galuh kedua (702-709 M).
Sang Sena pun meloloskan diri meminta perlindungan Sri Maharaja Tarusbawa, sahabat baiknya. Persahabatan ini pula yang mendorong Sri Maharaja Tarusbawa mengambil Sanjaya, Rakai Mataram putra Prabu Sanna Bratasenawa menjadi menantunya. Oleh karena itu Sang Sena bersama pelayannya, keluarganya, dan beberapa raja wilayah dengan bala tentaranya mengungsi ke Jawa Tengah di Medang Mataram bersama istrinya Dewi Sannaha. Dan kelak Sanjaya berhasil menuntut balas pada Purbasura dengan menundukkan Kerajaan Galuh setelah ia bertahta di Kerajaan Sunda.