GusSamsudin (lahir 1989) atau dikenal juga sebagai Samsudin Jadab adalah seorang warga Indonesia yang populer karena pernah dipercaya sebagai ahli spiritual yang menguasai praktik ilmu supernatural dan pengobatan supernatural, yang juga merupakan pemilik serta pemimpin Padepokan Nur Dzat Sejati.[4]
Kehidupan pribadi
Gus Samsudin awalnya dikenal sebagai seorang praktisi yang mampu menguasai ilmu supernatural dan ia juga seorang pemimpin dan pendiri Padepokan Nur Dzat Sejati.[5]
Ia merupakan seorang santri yang mendalami ilmu agama Islam di Pondok Condro Mowo, Jogorogo, Ngawi[6] dan seorang pedagang barang bekas.[3][7]
Karier
Samsudin telah mendirikan sebuah pedepokan di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, yang bernama Padepokan Nur Dzat Sejati.[5] Pedepokannya didirikan sekitar tahun 2019 menurut kesaksian teman lama Samsudin. Namun saat Samsudin diwawancarai, ia mengaku bahwa dirinya telah mendirikan pedepokannya sejak tahun 2014, yang bertentangan dengan kesaksian temannya itu.[8]
Ia dikenal sebagai pendakwah dengan ratusan pengikut. Pedepokannya ramai dikunjungi setiap hari oleh orang-orang yang ingin berobat. Ia juga terkenal dengan Selawat Nuridzati, yang diyakini membuka pintu rezeki dan menangkal ilmu hitam.[5]
Selain berdakwah, Samsudin juga aktif sebagai YouTuber. Pada kanal YouTube-nya, ia sering membagikan video aksinya mengobati pasien, membersihkan rumah dari gangguan setan, dan membongkar praktik dukun.[5]
Kontroversi
Perseteruan Samsudin dan Pesulap Merah
Berawal ketika perseteruannya dengan seorang pesulap yang bernama Marcel Radhival atau Pesulap Merah, ketika pesulap tersebut bersama timnya mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati yang terletak di Desa Rejowinangun, Kademangan, Kabupaten Blitar, pada 22 Juli 2022,[9] untuk membuktikan keahlian Samsudin dalam praktik pengobatan supernatural. Pesulap Merah meyakini bahwa apa yang dilakukan oleh Samsudin hanyalah trik belaka.[10] Alih-alih menemui pesulap, Samsudin mengutus pengacaranya untuk menemui Pesulap Merah hingga mendapatkan intimidasi dan percobaan pemukulan.[11]
Kepala Desa Rejowinangun Bhagas Wigasto mengutarakan bahwa baik Pesulap Merah dan Samsudin, keduanya sama-sama didukung oleh sejumlah orang yang mengatasnamakan ormas keagamaan. Perseteruan ini mengakibatkan sejumlah warga yang sependapat dengan Pesulap Merah, ingin agar Padepokan Nur Dzat Sejati ditutup dan beranggapan bahwa Samsudin tidak benar-benar memiliki kemampuan pengobatan spiritual.[12]
Sejumlah warga mendatangi pedepokan dan mendesak Kepala Desa untuk menutup pedepokan tersebut, karena warga tidak terima nama desanya terseret dan mengalami perundungan di media sosial sebagai akibat dari perseteruan keduanya. Kepala Desa bersama warga dan Samsudin mengikuti proses mediasi di kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Kademangan yang akhirnya dicapai kesepakatan menutup pedepokan sementara[12] untuk menghindari kegaduhan[13] dan dijaga oleh pihak kepolisian atas kemungkinan tindakan anarkis.[14][15] Atas peristiwa tersebut, melalui unggahan pada kanal YouTube, Samsudin akhirnya mengakui dirinya tidak sakti dan memohon maaf bahwa konten yang ia unggah selama ini hanyalah hiburan, oleh karenanya pembuktian keahlian sudah tidak diperlukan lagi.[16][17]