1 Data Pendaftaran Tanah Prancis, tak termasuk danau, kolam, gletser > 1 km² (0.386 mi² atau 247 ekar) dan muara sungai.
2Population sans doubles comptes: penghitungan tunggal penduduk di komune lain (e.g. mahasiswa dan personil militer).
Saint-Tropez awalnya hanya benteng militer dan desa nelayan sampai pada awal abad ke-20. Saint-Tropez menjadi yang pertama di pesisirnya yang dibebaskan selama Perang Dunia II lewat Operasi Dragoon. Setelah perang, Saint-Tropez menjadi destinasi pantai yang terkenal seantero negeri, terutama karena kedatangan artis-artis dari gelombang baru sinema Prancis dan gerakan musik Yé-yé. Lama-kelamaan, tempat di sana menjadi resor untuk jet set Eropa dan Amerika serta para turis-turis.
Sejarah
Pada tahun 599 SM, orang-orang Phocaea dari Ionia mendirikan Massilia (sekarang dikenal sebagai Marseille) dan membangun tempat-tempat berlabuh di pesisir sekitar sana. Lewat tulisan sejarawan Romawi dan komandan militer Pliny the Elder, diketahui kalau Saint-Tropez dulunya dikenal sebagai Athenopolis dan merupakan bagian dari wilayah Massilia.[4] Pada tahun 31 SM, Romawi menyerbu wilayah ini. Mereka membangun banyak vila mewah di sekitar sini, termasuk yang dikenal sebagai Villa des Platanes (Vila Pohon Platanus). Pemukiman terdekat dari Saint-Tropez di zaman dulu dikenal sebagai Heraclea-Caccabaria, yang sekarang jadi Cavalaire-sur-Mer, terletak di ujung selatan semenanjung. Sementara itu, teluk Saint-Tropez dulu disebut sinus Sambracitanus, yang kemungkinan masih tersisa dalam nama pemukiman Les Issambres saat ini.[5]
Saint-Tropez mendapat namanya dari martir Kristen awal peradaban, bernama Santo Torpes. Ada legenda yang mengatakan kalau dia dipenggal di Pisa saat masa pemerintahan Nero. Badannya ditaruh di perahu busuk bersama ayam jago dan anjing. Katanya, tubuhnya itu terdampar di lokasi yang sekarang jadi kota Saint-Tropez.[6][7][8]
Menjelang akhir abad ke-9, jauh setelah Kekaisaran Romawi di Barat runtuh, para perompak dan bajak laut mulai nyerang dan merampok selama seratus tahun. Di abad ke-10, desa La Garde-Freinet sejauh 15 km (9 mi) didirikan di sebelah utara Saint-Tropez. Dari tahun 890 sampai 972, Saint-Tropez dan sekitarnya jadi koloni Muslim Arab yang dikuasai pemukiman Saracen di dekatnya, Fraxinet.[9][10]
Pada tahun 940, Saint-Tropez dikuasai oleh Nasr ibn Ahmad. Dari tahun 961 sampai 963, Adalbert, anak dari Berengarius yang mengaku-ngaku sebagai raja Lombardia dan sedang dikejar-kejar kaisar Otto yang Agung, dan bersembunyi di Saint-Tropez. Di tahun 972, orang-orang Muslim di Saint-Tropez menahan Mayolus, kepala biara Cluny, dan meminta tebusan.
Di tahun 976, Guillaume I, Pangeran Provence dan Tuan dari Grimaud, mulai menyerang orang-orang Muslim, dan pada 980 dia membangun menara di tempat Menara Suffren sekarang berdiri. Pada 1079 dan 1218, ada surat dari Paus yang menyebutkan keberadaan manor di Saint-Tropez.
Mulai tahun 1436, Count René I dari Anjou (yang dikenal sebagai Raja René yang Baik) mencoba untuk mengisi ulang Provence dengan penduduk baru. Dia membuat Barony Grimaud dan mengajak Raphael de Garezzio, orang Genoa kaya raya, buat kirim kapal-kapal bawa 60 keluarga Genoa ke sana. Sebagai imbalannya, Count René berjanji akan membebaskan pajak untuk para warga baru. Pada 14 Februari 1470, Jean de Cossa, Baron Grimaud dan Grand Seneschal Provence, setuju agar orang Genoa ini membangun tembok kota dan dua menara besar, yang masih berdiri sampai sekarang: satu di ujung Grand Môle dan satu lagi di pintu masuk Ponche.
Saint-Tropez menjadi republik kecil tersendiri, memiliki armada dan tentara sendiri, diatur oleh dua konsul dan 12 dewan terpilih. Di tahun 1558, kapten kota Honorat Coste dapet wewenang untuk melindungi kota. Dia memimpin milisi dan tentara bayaran yang sukses melawan serangan dari pasukan Turki dan Spanyol, membantu warga Fréjus dan Antibes, serta membantu Uskup Agung Bordeaux menguasai kembali lagi ke Pulau Lérins.
Pada 1577, Genevieve de Castilla, putri dari Marquis Lord of Castellane, menikah dengan Jean-Baptiste de Suffren, Marquis de Saint-Cannet, Baron de La Môle, dan penasihat parlemen Provence. Keluarga De Suffren ini akhirnya menguasai Saint-Tropez. Salah satu anggota keluarga terkenal ini adalah Pierre André de Suffren de Saint-Tropez (1729–1788), yang menjadi wakil laksamana dan veteran Perang Suksesi Austria, Perang Tujuh Tahun, dan Perang Revolusi Amerika.
Di bulan September 1615, Saint-Tropez dikunjungi oleh para delegasi Jepang yang dipimpin samurai bernama Hasekura Tsunenaga. Mereka sedang dalam perjalanan ke Roma tapi terpaksa berhenti di Saint-Tropez gara-gara faktor cuaca. Ini mungkin menjadi kontak pertama antara Prancis dan Jepang.
Para bangsawan lokal punya tanggung jawab buat mengumpulkan tentara yang berhasil mengusir armada kapal Spanyol pada 15 Juni 1637. Les Bravades des Espagnols, yaitu perayaan keagamaan dan militer setempat, dibuat untuk merayakan kemenangan milisi Tropezian ini.[11]
Janji Count René di tahun 1436 untuk tidak menarik pajak warga Saint-Tropez dipenuhi sampai tahun 1672, saat Louis XIV akhirnya membatalkan kebijakan itu untuk mempererat kendalinya di Prancis.
Dulu, Teluk Saint-Tropez ini malah lebih dikenal dengan nama Teluk Grimaud sampai akhir abad ke-19.
Pas tahun 1920-an, Saint-Tropez menjadi tempat nongkrong para ikon fashion seperti Coco Chanel sama Elsa Schiaparelli. Saat Perang Dunia II meletus, pendaratan pada 15 Agustus 1944 menjadi awal invasi Sekutu di Prancis selatan dalam Operasi Dragoon. Lalu, di tahun 1950-an, Saint-Tropez makin mendunia gara-gara menjadi latar film seper5 And God Created Woman yang dibintangi Brigitte Bardot.
Akhirnya, di bulan Mei 1965, ada pesawat uji Aérospatiale Super Frelon yang jatuh di teluk ini, dan sayangnya pilotnya tewas.
Pada 4 Maret 1970, kapal selam Prancis bernama Eurydice yang punya pelabuhan asal di Saint-Tropez, tiba-tiba lenyap di Laut Mediterania yang membawa 57 kru setelah terjadi ledakan misterius.
Moto dari Saint-Tropez adalah Ad usque fidelis, (bahasa Latin yang artinya setia sampai akhir). Setelah masa kelam di mana Côte d'Azur sering dijarah, Raphaël de Garesio tiba di Saint-Tropez pada 14 Februari 1470, membawa 22 orang, kebanyakan petani atau pelaut yang meninggalkan Italian Riviera yang sudah terlalu padat. Mereka membangun lagi Saint-Tropez, dan sebagai imbalan, wakil dari Jean de Cossa, Baron Grimaud dan Seneschal Provence, memberikan mereka beberapa hak istimewa. Hak ini biasanya hanya dikhususkan untuk para bangsawan, seperti bebas pajak dan hak membawa senjata. Sekitar sepuluh tahun kemudian, tembok besar lengkap dengan menara berdiri untuk menjaga rumah-rumah baru dari serangan laut atau darat. Ada sekitar 60 keluarga yang jadi komunitas baru di sana. Pada 19 Juli 1479, Piagam Kebangkitan Saint-Tropez ditandatangani, sebagai aturan rumah baru untuk Saint-Tropez.[12]
Referensi
^"Répertoire national des élus: les maires" (dalam bahasa Prancis). data.gouv.fr, Plateforme ouverte des données publiques françaises. 13 September 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2020. Diakses tanggal 5 December 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Pliny the Elder. "3.5.3". Natural History. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 December 2020. Diakses tanggal 21 February 2021 – via perseus.tufts.edu.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Lentheric, Charles Pierre Marie (1895). The Riviera, Ancient and Modern (dalam bahasa Inggris). Putnam. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2022. Diakses tanggal 17 November 2022.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Saint-Tropez". nrj-saint-tropez.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 March 2008. Diakses tanggal 14 March 2008.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Sénac, P. "Contribution a l'étude des incursions Musulmanes dans l'Occident Chrétien: la localisation du Ğabal al-Qilāl" Revue de l'Occident Musulman et de la Méditerranée, 31 (1981) 7–14
^History of Islam and Muslims in France. hlm. 55–67.
^Williams, Nicola; Le Nevez, Catherine (2007). Provence and the Cote D'Azur. Lonely Planet. hlm. 343.