Sagio adalah seorang aktor wayang yang selama lebih dari 30 tahun menekuni pembuatan wayang. Selain itu, Sagio juga membuat kerajinan wayang kulit gaya Yogyakarta. Banyak tokoh-tokoh penting seperti Megawati Soekarnoputri yang mengoleksi wayang karya Sagio tersebut. Proses belajar membuat wayang itu berasal dari sang ayah, Jaya Perwita yang dikenal sebagai seorang pembuat wayang senior Keraton Yogyakarta. Merekalah yang membuatnya mampu mengenai karakter setiap tokoh wayang. Dan akhirnya mampu menghasilkan wayang dengan kualitas tinggi.[1]
Kemauan Sagio untuk menebarkan ilmu dan kesetiaannya menekuni tradisi leluhur mengantarkannya sebagai abdi dalam Keraton Ngoyogyakarta dan pada tahun 1990 mendapat penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto. Sebelumnnya, saat berpameran keliling dunia tahun 1980, ia sempat pula dianugerahi penghargaan dari Kementerian Kebudayaan pemerintah India. Berkat kemampuan membuat wayang, ia sesungguhnya telah menjadi wakil Indonesia dalam pergaulan antarbangsa. Karya nya juga dijadikan souvenir bagi tamu-tamu yang datang ke Indonesia. Membuat wayang adalah kesenangan bagi Sagio. Bahkan ia sampai mendirikan sanggar khusus wayang yang bernama Sagio Puppet.
Pekerja yang di sanggar Puppet bekerja dibidangnya masing-masing, sedangkan Sagio yang mengusai semua bidang. Kini, para pekerja tersebut sudah banyak yang beralih profesi yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan perajin wayang. Tetapi Sagio tetap bertahan dengan perajin wayang. Dan ia tercatat sebagai salah satu maestro wayang yang seluruh hidupnya diabadikan untuk wayang.
Referensi
- ^ M. Dahlan, Muhidin (2012). Almanak Seni Rupa Indonesia : Secara Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. 512.