SMA Negeri 1 Sukaraja
SMA Negeri 1 Sukaraja adalah satu-satunya SMA Negeri yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Sekolah ini terletak di Jalan Babakan Tumas, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. SejarahSMA Negri 1 Sukaraja didirikan pada tahun 2005 atas prakasa camat setempat. Pada awalnya sekolah ini bangunannya masih menumpang di SMP Negri 1 Sukaraja, tetapi setelah turun dana dari pemerintah daerah (Pemda), maka dibuatkanlah gedungnya. Luas tanah yang diberikan oleh pemerintah untuk sekolah ini mencapai 2 hektare. Dan sampai dewasa ini, masih dilakukan pembangunan ruangan lagi untuk memperlengkap fasilitas. Sarana & Prasarana Sekolah
Kegiatan EkstrakurikulerSMA Negeri 1 Sukaraja memiliki 10 ekstrakurikuler yang dapat dipilih bebas oleh para murid-muridnya dan di antaranya ada yang wajib, antara lain:
Rute Perjalanan & Transportasi
Tragedi MemilukanRabu, 13 Agustus 2014. Terjadi aksi perampokan oleh kawanan rampok berhasil menguras sejumlah uang dan barang berharga dari beberapa ruangan di gedung SMA Negeri 1 Sukaraja, yang berlokasi di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Peristiwa perampokan yang terjadi pada pukul 03:30 WIB, dan juga disertai drama penyandraan terhadap 2 orang penjaga sekolah dan seorang alumni. Dua orang penjaga sekolah ini yakni Usman (38) dan Ari Ibnu (29) yang saat kejadian sedang melakukan pengamanan ditemani seorang alumni SMA Negeri 1 Sukaraja yang sedang menginap, Abdulah Mursid (23). Tiba-tiba kawanan rampok yang berjumlah empat orang langsung melakban mulut ke tiga orang yang saat itu sedang berada di kawasan sekolah. Menurut pengakuan para korbannya, mereka diseret para pelaku ke teras sekolah dengan mulut terlakban dan kaki-tangan terikat. Saat itu, para pelaku dengan leluasa mengambil sejumlah barang berharga dan uang yang tersimpan dari berbagai ruangan. Setelah puas merampok, kawanan yang kini tengah diburu jajaran Polsek Sukaraja dan Polres Bogor itu melarikan diri menggunakan roda empat. Peristiwa perampokan ini terbongkar, setelah para korban berusaha melepaskan lakban di mulutnya dan berteriak meminta pertolongan warga setempat. Teriakan para korban didengar Ade Ruhiyat, seorang warga Desa Cikeas yang kemudian memberikan pertolongan Referensi
|