Rumah Sakit Shima (島病院code: ja is deprecated , Shima byōin) adalah rumah sakit Jepang, sekarang klinik, di Hiroshima, Jepang. Klinik ini tepat berada di lokasi jatuhnya bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Rumah Sakit Shima dianggap sebagai "ground zero".[1]
Pada tahun 1948, rumah sakit ini dibangun kembali oleh Dr. Kaoru Shima. Shima Surgery yang telah direkonstruksi masih beroperasi hingga hari ini dengan nama Shima geka naika (島外科内科).[1] Spesialisasi Shima geka naika saat ini adalah pembedahan, ortopedi, penyakit dalam, dan perawatan endoskopi organ pencernaan.[1] Tidak jauh dari Shima geka naika terdapat sebuah monumen yang menandai hiposenter ledakan bom atom, yang terletak sekitar lima menit berjalan kaki dari Monumen Perdamaian Hiroshima atau "A-Dome".[1]
Awal
Keluarga Dr. Shima telah menjalankan praktik kedokteran dengan mapan di Hiroshima sejak akhir abad ke-18. Bukti ini dapat ditemukan di peta[2] Nakanomura bertanggal sekitar 1780, kediaman keluarga Shima, tempat kelahiran pendiri "Rumah Sakit Shima", Dr. Kaoru Shima, tercatat sebagai klinik.[3]
Kaoru Shima (1897–1977) lulus dari sekolah kedokteran Osaka, sekarang menjadi departemen medis Universitas Osaka, yang berasal dari sekolah "Tekijuku".[3] Setelah lulus, ia melakukan perjalanan ke seluruh Eropa dan Amerika Serikat untuk melanjutkan studi medisnya.
Guna terus mempelajari perkembangan terbaru dalam ilmu kedokteran dan bedah, ia menjadi dosen kedokteran di Universitas Kekaisaran Osaka (sekarang Universitas Osaka), yang dianggap sebagai suatu kehormatan tinggi pada saat itu, karena gelar "dosen kehormatan" belum ada dan Dr. Shima memiliki pekerjaan penuh waktu di Hiroshima.[3] Pada tanggal 31 Agustus 1933, Rumah Sakit Shima didirikan. Ia meniru model The Mayo Clinic.[3] Rumah Sakit Shima adalah bangunan dua lantai dari konstruksi bata dengan dinding bertulang dan desain modern.[3] Kaoru Shima menerapkan konsep manajemen rumah sakit rasional yang ia pelajari di AS, sehingga Rumah Sakit Shima terkenal sebagai klinik yang murah tetapi dengan standar perawatan yang tinggi.[4] Rumah Sakit Shima, mengikuti model Klinik Mayo AS, merupakan pengecualian dari profil rumah sakit biasa yang ditemukan di Jepang sebelum perang yang biasanya berdasarkan model dan prosedur medis standar Jerman.
Bom atom
Pada 6 Agustus 1945, Rumah Sakit Shima hancur sepenuhnya oleh bom atom di Hiroshima, bom atom meledak tepat di atas gedung rumah sakit dan ledakannya mengarah ke bawah.[3] Karena pusat pemboman atom Hiroshima ada di atas Rumah Sakit Shima, maka hiposenter atau ground zero-nya adalah rumah sakit itu sendiri.[5] Semua staf medis dan pasien rawat inap yang berada di Rumah Sakit Shima, sekitar 80 orang, meninggal seketika.[3]
Pada saat ledakan, Kaoru Shima sedang berada jauh dari kota Hiroshima, karena ia pergi untuk membantu seorang rekan melakukan operasi bedah yang sulit di rumah sakit di kota terdekat. Karena itu, ia dan perawat ikut pergi menemaninya adalah satu-satunya yang selamat dari staf Rumah Sakit Shima.[3]
Dr. Kaoru Shima kembali ke Hiroshima pada malam 6 Agustus dan mulai merawat orang-orang yang terluka.[3] Pada sore hari 7 Agustus, Shima menemukan alat operasi yang ia beli di AS di rumah sakit yang telah hancur itu, satu-satunya jejak struktur yang tersisa.[3] Kaoru Shima dan perawat menemukan sejumlah besar tulang yang telah memutih di bagian bawah puing-puing, karena mayat-mayat segera menjadi kerangka akibat dari ledakan itu.[3][butuh sumber yang lebih baik]
Shima belajar perawatan medis Amerika dan mempraktikkan perawatan medis Amerika di rumah sakitnya. Oleh karena itu, perang dengan AS sangat mengejutkan baginya.[3] Shima tidak setuju dengan Perang Pasifik, dan berisiko dibunuh oleh polisi politik khusus.[butuh rujukan]
Putra Shima selamat dan telah dievakuasi pada 6 Agustus 1945. Dia kemudian menjadi dokter dan menjabat sebagai direktur rumah sakit itu setelah dibangun kembali.[4]
Pembangunan kembali
Shima membangun kembali rumah sakit di lokasi yang sama selama periode pascaperang yang sulit. Rumah sakit yang baru dibuka untuk perawatan medis pada tahun 1948.[3] Shima dikutip mengatakan, "Rumah sakit baru saya dedikasikan untuk perdamaian dan merawat orang-orang yang kurang mampu dan dilanda kemiskinan."[3] Tahun 1990-an klinik berubah menjadi klinik operasi dan jumlah tempat tidur dikurangi.[4] Nama diubah menjadi "Shima geka".
Pada 1 Agustus 2009, nama klinik diubah menjadi "Shima geka naika." Putra Shima pensiun dan menjadi direktur kehormatan.[1] Direktur klinik saat ini, cucu Kaoru Shima, merupakan generasi ketiga dari keluarga ini yang bekerja di rumah sakit. Spesialisasi Shima geka naika saat ini adalah operasi, ortopedi, penyakit dalam, dan perawatan endoskopi lambung dan usus.[1] Direktur rumah yang sekarang berfokus pada perawatan masyarakat dan dengan demikian mempertahankan cita-cita dan semangat dari kakeknya.[1]
Shima geka naika saat ini melakukan pengobatan penghentian merokok, injeksi pencegahan, pemeriksaan medis umum, skrining kanker, dan konsultasi stres. Shima geka naika bekerja sama dengan Rumah Sakit Palang Merah Hiroshima & Rumah Sakit Korban Bom Atom.