Rogier van der Weyden (lahir di Doornik tahun 1399/1400; meninggal di Brussel 18 Juni 1464) terkenal dengan nama Roger de la pasture adalah pelukis Vlaam terkemuka, pendiri aliran Vlaam dalam seni lukis.[1] Weyden terkenal karena gaya lukisannya yang menampilkan tokoh-tokoh berkarakter anggun, gaya komposisinya yang mahir sebagai hasil dari pengamatannya yang cermat terhadap emosi manusia dan setiap detail alam objeknya.[1] Lukisannya juga mengungakapkan rasa keindahan terhadap garis dan keanggunan gerak, dalam hal ini ia mempengaruhi aliran seni lukis selama bertahun-tahun pada seni Vlaam, Jerman, dan Prancis.[1] Banyak dari karya Weyden hilang, di antaranya, Madonna with St. Luke, The Last Judgement, dan Adoration of the Magi (sebuah karya dalam tiga panel: the descent from the cross).[1] Salah satu pelukis yang menjadi besar di bawah pengaruhnya adalah Hugo van der Goes.[1]
Lukisan-lukisan Weyden saat ini tersebar di berbagai museum, baik di Eropa (Jerman, Prancis, London) maupun di Amerika.[2] Di antaranya dapat ditemukan berikut,[2]
Alte Pinakothek, Munich, Jerman;
Notable SiteArt Institute of Chicago (judul: Portrait of Jean Gros);
Notable SiteHermitage Museum, Saint Petersburg, Russia (judul: St Luke Drawing the Virgin);
Notable SiteJ. Paul Getty Museum, Los Angeles (judul:Presentation Scene);
Notable SiteJ. Paul Getty Museum, Los Angeles (3 works online by van der Weyden);
Notable SiteKunsthistorisches Museum, Vienna;
Notable SiteKunsthistorisches Museum Databank, Wina;
Notable SiteRogier van der Weyden at the Louvre Museum, Paris (judul:Head of the Virgin, drypoint, tahun 1460);
Notable SiteLouvre Museum Graphic Art Database, Paris;
Notable SiteMauritshuis Royal Picture Gallery, (judul: The Hague)
Karena hilangnya arsip-arsip pada tahun 1695 dan tahun 1940, ada beberapa bukti nyata dari kehidupan Van der Weyden's life. Rogelet de le Pasture (Roger of The Pasture) terlahir di Tournai (sekarang disebut Belgia) pada tahun 1399 atau 1400. Kedua orang tuanya adalah Henri de le Pasture dan Agnes de Watrélos. Dia menikah sekitar tahun 1426, dengan Elisabeth Goffaert, dan dijadikan pelukis kota Brussels pada tahun 1436, dan mengubah namanya dari format nama Prancis kedalam format nama Flemish, menjadi 'Van der Weyden'. Keluarga The Pasture sudah menetap sebelumnya di kota Tournai dimana ayah dari Rogier bekerja sebagai 'maître-coutelier' (pengerajin pisau).
Pada tahun 1426 Rogier menikahi Elisabeth, putri dari pengerajin sepatu Brussels Jan Goffaert dan istrinya Cathelyne van Stockem. Rogier and Elisabeth dikaruniai empat anak: Cornelius, yang kemudian menjadi biarawan Carthusian, lahir pada tahun 1427; seorang putri Margaretha pada tahun 1432. sebelum 21 Oktober 1435 keluarga ini tinggal di Brussels dimana kedua anak yang lebih muda dilahirkan: Pieter pada tahun 1437 dan Jan pada tahun 1438, yang kemudian masing-masing menjadi pelukis dan pengerajin emas.
Kemudian mulai dari tanggal 2 Maret 1436 beliau dianugerahi gelar 'Pelukis dari kota Brussel' (stadsschilder), jabatan yang sangat terhormat karena Brussels pada waktu itu adalah merupakan tempat tinggal paling penting dari keluarga bangsawan Dukes of Burgundy. Dalam kepindahannya ke Brussels, Rogier mulai menggunakan nama versi Flemish miliknya yaitu 'Rogier van der Weyden'.
Sedikit yang diketahui tentang masa pendidikan Rogier sebagai pelukis. Sumber-sumber kearsipan dari Tournai hancur total menjelang masa Perang Dunia ke-II, namun telah sebagian ditranskripsikan pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sumber-sumber tentang masa mudanya benar-benar membingungkan dan menghasilkan penafsiran yang berbeda dari para akademisi. Diketahui bahwa dewan kota Tournai mempersembahkan delapan kendi anggur untuk menghormati "seorang" 'Maistre Rogier de le Pasture' pada tanggal 17 November 1426.
Namun, pada tanggal 5 Maret tahun berikutnya rekaman catatan dari himpunan pelukis menunjukkan "seorang" 'Rogelet de le Pasture' masuk kedalam sanggar dari Robert Campin bersama Jacques Daret. Catatan menunjukkan bahwa de le Pasture sudah mapan menjadi seorang pelukis. Hanya lima tahun berikutnya, pada tanggal 1 Agustus 1432, de le Pasture memperoleh gelar peluks 'Master' (Maistre).
Catatan dari masa pendidikannya yang berikut mungkin dapat dijelaskan dari fakta bahwa pada tahun 1420an kita Tournai berada dalam masa krisis dan menjadi penyebab perhimpunan-perhimpunan tidak bekerja sewajarnya. Masa pendidikan yang terakhir mungkin hanya merupakan formalitas kelegalan. Jacques Daret juga pada waktu itu berumur 20an dan sedang tinggal dan bekerja kepada Keluarga Campin paling sedikit selama sepuluh tahun. Jadi mungkin bahwa Rogier memperoleh gelar akademik (Master) sebelum dia menjadi pelukis dan dia diberi hadiah "the wine of honour" dalam merayakan kelulusannya. Kerumitan dan ikonografikal terpelajar dan kualitas-kualitas yang terkomposisi dalam lukisan-lukisan karya milikiknya terkadang digunakan sebagai sebuah argumen yang berasal dari dugaan ini.
Status sosial dan intelektual dari seorang Rogier dalam kehidupannya kelak melampaui status sosial dan intelektual seorang pengerajin dalam masa itu. Pada umumnya hubungan dekat stilistik diantara karya-karya yang didokumentasikan dari Jacques Daret, dan lukisan-lukisan yang dikaitkan kepada Robert Campin dan van der Weyden, adalah argumen utama dalam mempertimbangkan seorang Rogier van der Weyden sebagai murid dari Campin.