Sabandi Rewang Parto, biasa dikenal dengan Rewang (1928 – 29 Oktober 2011), adalah seorang politikus Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai anggota Politbiro Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI). Dia juga pernah dipercaya memimpin PKI untuk daerah Jawa Tengah. Setelah PKI dinyatakan terlarang dia bersama beberapa tokoh PKI berusaha menghindari penangkapan.
Rewang tertangkap pasukan TNI dalam pertempuran tahun 1968 di Blitar Selatan dalam operasi penyisiran sisa-sisa kekuatan PKI yang diberi sandi Operasi Trisula. Rewang tertangkap dan kemudian dibuang di pengasingan Pulau Buru. Sekembalinya dari Pulau Buru, Rewang kemudian menetap di Solo. Karena sulitnya akses kerja bagi eks tapol di masa Orde Baru, dia lalu menghidupi diri dan keluarganya menjadi penabuh gamelan sebuah grup ketoprak yang selalu berpentas setiap malam di Taman Balekambang, Solo.
Setelah grup tersebut sudah tidak pentas rutin sejak beberapa tahun lalu, Rewang kemudian memutuskan untuk tinggal di rumah bersama Fajar, anak tunggal. Di masa tuanya, ia lebih banyak waktu untuk mengasuh dua anak Fajar yang juga merupakan cucu-cucunya.
Riwayat Hidup
Kehidupan awal
Rewang lahir di Dawung Wetan (kini bagian dari Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta) pada tahun 1928. Ayahnya bernama Martosuwiknjo dan meninggal pada tahun 1948. Adapun sang ibu kelak menghembuskan napas terakhirnya di Dawung Wetan. Rewang menjalani pendidikan dasar di Surakarta, kemudian lanjut ke MULO di kota yang sama namun tidak tamat.
Karir politik
Pada tahun 1946, Rewang menjadi anggota SC (Seksi Comite) PKI Surakarta. Setahun kemudian, ia menjadi pengurus BTI cabang Sukoharjo hingga tahun 1948. Ia lalu menjadi anggota SSC (Sub Seksi Comite) PKI Sukoharjo pada tahun 1950 hingga 1951, sebelum kembali menjadi anggota SC PKI Surakarta pada tahun 1952 selama setahun. Pada tahun 1953, ia menjadi anggota Dewan Harian Provcom (kelak bernama Comite Daerah Besar atau CDB) PKI Jawa Tengah selama lima tahun. Pada tahun 1959, Rewang diangkat menjadi anggota CC PKI dan pada tahun 1962 menjadi calon anggota Politbiro CC PKI. Baru pada bulan Mei 1965 ia resmi diangkat menjadi anggota Politbiro CC PKI.
Saat menjadi anggota Provcom PKI Jawa Tengah, Rewang pernah diundang untuk berbicara dalam pertemuan partai yang diadakan di Salatiga pada tanggal 30 Agustus 1955. Dalam rapat tersebut, Abdulmadjid Djojoadiningrat sebagai calon legislatif dari PKI (dari kalangan non-partai) juga turut menjadi pembicara. Pertemuan yang diadakan di Gedung GRIS (Gedung Rakjat Indonesia) itu membahas tentang pemilihan umum yang mendatang dan rencana pembentukan kabinet nasional dengan seorang perdana menteri non-komunis.[3]
Pergerakan bawah tanah di Blitar Selatan
Setelah kegagalan Gerakan 30 September, Rewang bersama beberapa petinggi PKI lainnya berhasil melarikan diri ke Blitar Selatan dan mengadakan perlawanan dari sana. Posisinya sebagai anggota Politbiro dan pleno CC PKI tetap dipertahankan pada masa pelarian. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Departemen Agitasi dan Propaganda (Agitprop) di tubuh kepemimpinan PKI yang baru. Rewang akhirnya ditangkap oleh Tim Combat Intelligence (CI) Satgas Trisula di Sumberjati pada tanggal 20 Juli 1968.
Akhir kehidupan
Ia meninggal dunia pada 29 Oktober 2011 di RS PKU Muhammadiyah, Solo setelah menjalani operasi kelenjar tiroid.[4] Ia merupakan suami dari Sri Kayati.[5]
Referensi
Daftar pustaka
- Semdam VIII Brawijaya (1969). Operasi Trisula: Kodam VIII Brawidjaja. Jakarta: Jajasan Taman Tjandrawilwatikta.