Artikel ini perlu dibagi menjadi beberapa bagian sesuai topik, agar lebih mudah dipahami. Silakan perbaiki artikel ini sesuai pedoman gaya Wikipedia(Februari 2024)
Pada geologi, retakan adalah sebuah zona linear yang mana litosfer disana tertarik terpisah,[1][2] dan sebuah contoh dari tektonika ekstensional.[3] Salah satu ciri retakan umum adalah depresi kempot (downfaulted) sentral berbentuk garis (linerar), yang dikenal dengan nama graben, atau graben-setengah dengan pematahan umum dan penaikan pundak retakan (rift-flanks) biasanya pada satu sisi.[4] Pundak retakan itu sendiri adalah area meninggi disekitar retakan, biasanya memiliki lebar 70 km.[5] Retakan yang terbentuk diatas permukaan laut dapat membentuk lembah retakan, yang dapat terisi air, membentuk sebuah danau retakan (e.g. Lembah Celah Besar). Sumbu sebuah area retakan dapat mengandung batuan vulkanik, dan vulkanisme aktif adalah bagian dari, namun tidak semua sistem retakan. Biasanya peristiwa peretakan diiringi dengan orogeni, gempa bumi dan vulkanisme.[6][7] Kenaikan mantel membawa astenosfer yang lebih panas naik ke litosfer yang lebih dingin. Terkadang astenosfer tersebut keluar sebagai lava. Kenaikan ini diiringi dengan menipis dan merenggangnya litosfer.
"Retakan gagal" adalah hasil dari peretakan benua yang gagal berlanjut hingga ke titik perpisahan. Biasanya perpindahan dari peretakan ke penyebaran menghasilkan sebuah triple junction yang mana tiga rekahan berbeda bertemu pad satu titik panas. Dua dari tiga retakan tersebut berkembang hingga ke titik penyebaran dasar laut, sementara yang satunya lagi gagal, menjadi sebuah aulakogen.
^Green, Paul F.; Japsen, Peter; Chalmers, James A.; Bonow, Johan M.; Duddy, Ian R. (2018). "Post-breakup burial and exhumation of passive continental margins: Seven propositions to inform geodynamic models". Gondwana Research. 53: 58–81. Bibcode:2018GondR..53...58G. doi:10.1016/j.gr.2017.03.007.