Reologi adalah studi mengenai aliran materi, terutama ketika dalam kondisi cair, namun juga benda padat dan semi padat ketika respon yang ditunjukan berupa aliran plastis dan bukan deformasi secara elastis ketika gaya diaplikasikan.[1] Ilmu ini mengacu pada zat yang memiliki struktur mikro yang kompleks, seperti lumpur, suspensi, polimer, dan kaca, juga bahan lain seperti cairan tubuh (misal darah) dan bahan biologis lainnya yang masuk ke dalam kategori benda semi-padat.
Fluida Newtonian dapat dicirikan dengan koefisien viskositas tunggal pada temperatur tertentu. Meski viskositas berupah seiring dengan perubahan temperatur, fluida Newtonian tidak mengalami perubahan regangan rata-rata. Hanya sebagian kecil fluida yang menunjukan sifat viskositas konstan seperti fluida Newtonian. Sebagian besar fluida, yang disebut dengan fluida non-Newtonian, menunjukan sifat perubahan viskositas seiring dengan perubahan regangan-rata-rata (disebut dengan viskositas relatif).
Reologi secara umum memperhitungkan sifat fluida non-Newtonian dengan mencirikan sejumlah fungsi yang dibutuhkan untuk menghubungkan tegangan dengan perubahan regangan. Seperti contoh, saus tomat dapat mengalami perubahan viskositas dengan mengaduknya, di mana perubahan relatif dari lapisan-lapisan yang berbeda di dalam bahan menyebabkan pengurangan viskositas. Hal ini tidak ditemukan pada air.
Sir Isaac Newton adalah yang pertama kali mengkonsepkan viskositas sehingga studi mengenai cairan yang memiliki regangan yang bergantung pada viskositas disebut dengan mekanika fluida non-Newtonian.[1]
Istilah reologi pertama kali digunakan oleh Eugene C. Bingham, professor Lafayette College pada tahun 1920, berdasarkan saran dari koleganya, Markus Reiner.[2][3]
Karakterisasi eksperimental dari sifat reologi suatu bahan disebut dengan reometri.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar