Rengas adalah nama umum bagi pohon-pohon anggota genusGluta, familiAnacardiaceae. Rengas juga acap digunakan secara spesifik untuk menyebut pohon rengas tembaga (Gluta renghas L.) yang tersebar luas. Kebanyakan jenis pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas baik dan indah berwarna merah.
Pengenalan
Pohon-pohon berukuran sedang hingga besar, kadang-kadang pohon kecil atau jarang berupa semak besar, tinggi hingga 45(–50) m; batang biasanya bulat torak, sesekali berlekuk di dekat pangkalnya, dan satu dua berbatang banyak, gemang batangnya hingga 90(–120) cm; sering dengan banir hingga setinggi 4 m, kadang-kadang dengan akar tunjang. Pepagan jarang yang halus; memecah, atau mengelupas seperti sisik; jingga- merah, cokelat kemerahan, abu-abu kemerahan, atau cokelat keabu-abuan, sering dengan noda-noda getah berwarna tar (kehitaman); pepagan dalam kemerahan atau kemerah jambuan, dengan getah berwarna pucat atau gelap, yang lama kelamaan menghitam bila kena udara. Getah amat beracun, dapat melukai kulit atau menimbulkan iritasi hebat. Tajuk padat atau melebar, sering berbentuk kubah, dengan percabangan yang besar-besar.[1]
Daun-daun tersusun dalam spiral, acapkali mengelompok membentuk karangan semu; daun tunggal bertepi rata, seperti jangat, bertangkai (jarang hampir duduk), tanpa daun penumpu. Bunga-bunga tersusun dalam malai di ketiak; masing-masing berkelamin ganda; kelopak laksana cawan, lekas rontok; mahkota (4–)5(–8), gugur atau menetap dan membesar bersama buah; benang sari (4–)5(–7), 10, atau banyak. Buah berupa buah batu beruang satu; bertangkai atau didukung perbesaran mahkota serupa sayap.[1]
Kegunaan
Banyak jenis rengas yang menghasilkan kayu yang indah, kemerahan bergaris-garis, yang dimanfaatkan secara luas untuk furnitur, panel-panel dekorasi, lantai, kayu lapis, serta kerajinan. Dalam ukuran yang besar, kayu rengas dimanfaatkan sebagai tiang dan balok rumah, jembatan, bantalan relkereta api, lunas perahu, moulding, dan lain-lain. Hanya saja, kandungan getahnya yang berbahaya membatasi kegunaan praktisnya.[1]
Kayu rengas juga diproses menjadi arang. Resin getahnya dimanfaatkan dalam industri pernis. Biji dari beberapa jenis rengas bisa dimakan setelah dipanggang. Dan salah satu jenis rengas diketahui menghasilkan bahan pewarna.[1]
Sifat-sifat kayu
Rengas menghasilkan kayu dengan bobot sedang; kerapatannya berkisar antara (560–)590–870(–960) kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu terasnya berwarna merah atau merah darah, yang berangsur-angsur berubah menjadi merah gelap atau cokelat kemerahan gelap setelah terkena matahari; jelas berbeda dari gubalnya yang lebar, keabu-abuan, kekuningan, atau cokelat-merah jambu.[1]
Serat kayunya berpadu, dengan tekstur halus sedang hingga kasar sedang. Penyusutan kayunya termasuk rendah hingga sedang: dari keadaan segar hingga kadar air 15% sebesar 1,0% dan 1,8%; dan hingga kering tanur sebesar 2,3% dan 4,3% di arah radial dan tangensial berturut-turut. Keawetan kayu rengas tergolong kurang hingga sedang; namun kayu ini termasuk mudah diawetkan.[1]
^ abcdefgBoer, E., R.H.M.J. Lemmens, W.C. Wong, & S. Noshiro 1995. Gluta L. in R.H.M.J. Lemmens, I. Soerianegara and W.C. Wong (Eds.). Timber Trees: Minor commercial timbers. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 5 (2): 245-255. Prosea, Bogor. ISBN 979-8316-18-5
^M.S.M. Sosef, L.T. Hong, & S. Prawirohatmodjo (eds). 1998. Timber Trees: Lesser known timbers. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 5 (3): 362 & 520. PROSEA Foundation, Bogor. ISBN 979-8316-19-3