Randall Hartolaksono (lahir 16 Maret 1957) adalah seorang ilmuwan Indonesia yang berhasil menemukan bahan antiapi dan antipanas dari kulit singkong.[1][2]
Kehidupan pribadi
Randall Hartolaksono lahir pada tahun 16 Maret 1956 di Surabaya, Indonesia. Randall Hartolaksono, BSc. MSc., menjabat sebagai Direktur Pengatur di beberapa perusahaan, antara lain PT. Hart Industries Limited (Inggris), London, sejak tahun 1990; PT. Hartindo Chemicatama Industri (sejak tahun 1992); Newstar Holdings Singapore (sejak tahun 1995); dan Newstar Chemicals Malaysia (sejak tahun 2000). Randall menyelesaikan pendidikan formalnya di SMA Pangudi Luhur-Jakarta, mengikuti Advanced Level in Science di Hounslow Borough College-London, Inggris, dan meraih gelar BSc. serta MSc. di Teknik Mesin Universitas London dari Queen Mary College-Universitas London, Inggris, sejak tahun 1977.[3][1]
Randall pernah mengenyam pendidikan formal di SMA Pangudi Luhur, Jakarta.[4] Tak hanya itu, ia juga mengikuti berbagai pendidikan nonformal, termasuk kursus kimia, Bahasa Melayu, dan Pendidikan Pemadam Kebakaran. Dalam bidang terakhir, ia bahkan memperoleh dua ijazah dari Fire Service College dan Washington Hall College, yang merupakan lembaga pendidikan pemadam kebakaran terbesar.[1]
Karier
Randall memulai kariernya sebagai Production Engineer di Mobil Oil Indonesia pada tahun 1983 hingga 1985. Setelah itu, bekerja di Petroleum Engineer Petroleum, Inggris (1986–1990), sebelum mendirikan dan mengelola beberapa perusahaan hingga saat ini.[1]
Setelah lulus dari SMA, Randall melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti-Jakarta. Namun, pada usia 18 tahun, ia dikirim ke London untuk mengejar gelar BSc. dan MSc. di bidang Teknik Mesin.[1]
Pada tahun 1979, saat masih di dunia industri, Randall menemukan bahan kimia yang dapat memadamkan dan mencegah api. Kesimpulan ini membawanya ke dunia Fire Safety, di mana ia berhasil menciptakan bahan kimia baru.[1]
Dengan temuannya pada tahun 1979, Randall mengubah kulit singkong menjadi bahan anti api kelas dunia. Penemuan ini terjadi secara tak sengaja saat ia meneliti saripati kulit singkong untuk bahan pelumas engsel robot di Universitas London. Saripati singkong terbukti mencegah reaksi kimia berantai dalam proses kebakaran.[1]
Teorinya, dikenal sebagai "free radical" atau radikal bebas, sempat ditolak sebelum diterima setelah uji coba laboratorium selama lima tahun. Zat aktif dari kulit singkong, seperti tripotasium sitrat, dikembangkan menjadi produk anti api, termasuk cat kayu yang membuatnya tahan api selama 200 tahun.[5][1]
Produk temuannya telah mendapat sertifikat uji standar dari berbagai negara dan digunakan di tempat-tempat prestisius seperti Istana Buckingham Inggris. Hartindo Chemicatama Industri, perusahaan Randall, telah tumbuh menjadi kerajaan bisnis di berbagai negara. Penemuannya pun diakui oleh beberapa perusahaan dan digunakan dalam produk mobil seperti Ford dan Petronas.[2][3][1]
Sebelum mendapat lisensi, ia harus menghadiri laboratorium di luar negeri, contohnya AF11E yang baru mendapat sertifikat uji standar Amerika pada tahun 2000.[1]
Randall telah mendirikan bisnis bernama Hartindo Chemicatama Industri, yang berbasis di Jakarta dan Surabaya. Bisnis ini tidak hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga memiliki pabrik perakitan di Malaysia, Singapura, Taiwan, Inggris, dan Thailand.[5]