Pyrrhos (bahasa Yunani: Πύρρος, Pyrros; 319/318 SM—272 SM) adalah seorang raja dan jenderal Yunani[1][2][3] pada era Hellenis.[4] Dia adalah raja suku Molossia,[3][5] dari keluarga Aiakid[6] (dari sekitar tahun 297 SM), dan kemudian dia menjadi raja Epiros (306-302, 297-272 SM) dan Makedonia (288-284, 273-272 SM). Dia adalah salah satu musuh terkuat yang pernah dihadapi oleh Romawi awal. Beberapa pertempurannya melawan Romawi berakhir sukses namun memberikan kerugian yang sangat besar bagi pasukannya, dari sinilah muncul istilah "Kemenangan Pyrrhos". Dia merupakan subjek utama pada salah satu karya tulis Plutarch, yairu Bioi Paralleloi.
Glaukias mengembalikan Pyrrhos ke tahta pada 306 SM. Empat tahun kemudian Pyrrhos digulingkan oleh musuhnya Kassandros. Pyrrhos lalu menjadi perwira pada Perang Diadokhoi di bawah pimpinan kakak iparnya Demetrios Poliorketes. Pada 298 SM, Pyrrhos dibawa ke Iskandariyah, sesuai perjanjian damai antara Demetrios dan Ptolemaios I Soter. Di sana dia menikahi anak tiri Ptolemaios, Antigone (putri dari Berenike I dari Mesir, kekasih simpanan Ptolemaios dan merupakan seorang bangsawan Makedonia). Pada tahun 297 SM, Pyrrhos kembali berkuasa di Epiros dengan bantuan militer dan finansial dari Ptolamios I. Pyrrhos membunuh Neoptolemos II, penguasa pembantunya dan anak buah dari Seleukos, yang telah meninggal. Dari pernikahannya dengan Antigone, Pyrrhos memperoleh seorang putra yang dia namai Ptolemaios dan kemungkinan juga seorang putri bernama Olimpias.[8]
Pada 295 SM, Pyrrhos memindahkan ibu kota kerajannya ke Ambrakia (Arta modern). Pyrrhos juga berperang dengan mantan sekutu dan kakak iparnya Demetrios, dan pada 286 SM, Pyrrhos telah berhasil menguasai kerajaan Makedonia. Pada 284 SM, Pyrrhos dikudeta dan diusir dari Makedonia oleh Lisimakhos.
Winkes, Rolf (1992). "The Pyrrhus Portrait". The Age of Pyrrhus, Proceedings of an International Conference held at Brown University April 8–10, 1988 (Archaeologia Transatlantica XI). Providence: 175–188.