Purpura Henoch-SchönleinPurpura Henoch-Schönlein (bahasa Inggris: Henoch–Schönlein purpura, Henoch–Schönlein purpura nephritis, Anaphylactoid purpura,[1] Purpura rheumatica,[1] Peliosis rheumatica, Allergic vasculitis, Leukocytoclastic vasculitis, Rheumatoid purpura, HSP) adalah radang pada pembuluh darah kecil dan menengah yang disebabkan oleh pengendapan kompleks imun.[2] HSP ditandai oleh pengendapan kompleks imun IgA[3][4] pada lapisan endotelial kulit dan ginjal, turunnya rasio faktor XIII[5] dan meningkatnya rasio C3,[6] CRP serta laju endap darah. palpable purpura, arthritis, abdominal pain and glomerulonephritis Rasio keping darah pada penderita HSP dapat meningkat dan merupakan ciri yang membedakan HSP dari penyakit serupa yang disertai penurunan rasio tersebut, seperti purpura idiopatik trombositopenik dan purpura trombotik trombositopenik.[7] HSP sering terjadi pada anak-anak. Gejala awal yang dirasakan berupa nyeri pada persendian yang disebut artralgia atau artritis[7] , diikuti dengan radang pada ginjal dan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lapisan endotelial kulit yang menyebabkan palpasi purpura, dan saluran pencernaan[6] yang menyebabkan konstipasi, dan ginjal yang menyebabkan hematuria. Gejala ini sering disebut sebagai tetrad dari HSP.[2] PatogenesisHSP dapat terpicu setelah terjadi infeksi streptococci (β-haemolytic, Lancefield group A), hepatitis B, virus herpes simpleks, parvovirus B19, coxsackievirus, adenovirus, Helicobacter pylori, measles, mumps, rubella, mycoplasma dan penggunaan obat-obatan seperti vancomycin, ranitidine, streptokinase, cefuroxime, diclofenac, enalapril dan captopril, vancomycin dan cefuroxime, antihypertensive ACE inhibitors enalapril dan captopril, antiinflammatory agent diclofenac, juga ranitidina, yang kesemuanya dapat berpotensi menimbulkan reaksi idiosinkratik.[8] Referensi
Bacaan lanjut
|