Protagonis (dari bahasa Yunani Kuno πρωταγωνιστής, prōtagōnistḗs, berarti "orang yang memainkan bagian pertama, aktor utama")[1][2][3] adalah karakter utama dalam sebuah cerita. Protagonis merupakan pembuat keputusan kunci yang mempengaruhi plot suatu cerita. Protagonis sangat berperan dalam alur cerita, sering kali digambarkan sebagai karakter yang menghadapi paling banyak konflik dan rintangan. Dalam sebuah cerita kompleks yang berisi subplot, masing-masing subplot bisa memiliki tokoh protagonisnya sendiri.[4]
Protagonis merupakan tokoh yang mengandung banyak dimensi karakter, termasuk kepribadian, latar belakang, motivasi, tujuan, serta konflik yang dihadapi, biasanya konflik yang paling menonjol adalah pertentangan dengan antagonis. Antagonis akan memberikan hambatan dan komplikasi, menciptakan konflik yang menguji protagonis. Konflik ini kemudian akan mengungkapkan kekuatan dan kelemahan karakter protagonis.
Penokohan
Protagonis bukan tokoh yang harus berperangai baik atau tidak jahat. Kepribadiannya disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Protagonis juga tidak harus diceritakan bak pahlawan yang hendak membasmi segala kejahatan. Adakalanya protagonis tidak memiliki sifat-sifat kepahlawanan; hal ini lebih dikenal sebagai antipahlawan. Terdapat pula protagonis yang merupakan tokoh jahat,[5] seperti Humbert Humbert dari novel Vladimir NabokovLolita[6] dan Richard III dari sandiwara William ShakespeareRichard III.[7]
Tokoh protagonis biasanya membawakan perwatakan yang bertentangan dengan antagonis yang menyampaikan nilai-nilai negatif. Tokoh protagonis biasanya merupakan tokoh yang membawakan misi kebenaran dan kebaikan untuk menciptakan situasi kehidupan masyarakat yang damai, aman, dan sejahtera.
Protagonis palsu
Protagonis palsu adalah tokoh yang pada awal cerita ditampilkan sebagai tokoh utama, tetapi kemudian perannya sebagai protagonis menghilang, baik karena tokohnya dimatikan (sebagai bentuk pelintiran alur) maupun karena perannya dalam cerita berubah (contohnya perannya menjadi lebih kecil, tokohnya pergi dari cerita, atau tokohnya rupanya adalah sang antagonis).[8] Contoh protagonis palsu di antaranya adalah tokoh Marion di film Alfred HitchcockPsycho.[9]