Prasasti Sangguran merupakan prasasti pada batu berangka tahun 850 Syaka (928 Masehi) yang ditemukan di daerah Batu, Malang, dan menyebut nama penguasa daerah pada masa itu, Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga (Dyah Wawa).
Prasasti berbentuk tablet ini disebut juga Prasasti Minto (Minto Stone) karena dihadiahkan oleh Raffles kepada atasannya, Lord Minto, yang menjadi wakil raja Inggris di India. Keduanya pernah memimpin Hindia Belanda ketika Britania Raya menguasai Belanda (sebagai taklukan Prancis di era Napoleon) pada dasawarsa kedua abad ke-19. Raffles sendiri memperolehnya sebagai hadiah dari Kolonel Colin Mackenzie, yang mengambilnya setelah melihat batu bertulis ini.
Pada awalnya tidak diketahui di mana asal dari prasasti ini, karena Colin Mackenzie melihat batu ini di Surabaya. Penyelidikan arkeologi akhirnya mengetahui asal prasasti ini, yaitu di Ngandat, sekarang berada di Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu; oleh sebab ini nama lain dari prasasti ini adalah prasasti Ngandat. Penemuan Candi Pendem di Junrejo, Batu, pada tahun 2019 memunculkan spekulasi bahwa bangunan suci terkait dengan isi dari prasasti ini adalah candi tersebut.
Prasasti bertinggi 2 meter dengan bobot 3,8 ton ini dianggap penting karena menyebut raja Medang, yang berpusat di Jawa Tengah, sebagai penguasa daerah Malang, di Jawa Timur, meskipun angka tahunnya tidak bersepakat dengan prasasti lainnya. Isinya dianggap dapat membantu memecahkan misteri pindahnya pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke wilayah timur Pulau Jawa. Prasasti ini menyebut Mpu Sindok sebagai "mapatih" bukan sebagai "maharaja". Setahun kemudian nampaknya terjadi peralihan kekuasaan, karena prasasti Gemekan (930 Masehi) sudah menyebut Mpu Sindok sebagai penguasa wilayah.
Setelah berpuluh-puluh tahun berada di tangan pewaris keluarga Lord Minto di Roxburghshire, Skotlandia, benda bersejarah ini akan dikembalikan ke Indonesia dan disimpan di Museum Nasional. Proses negosiasi pemindahan ini telah dilakukan Pemerintah Indonesia sejak 2004 dan kemudian dibantu oleh Hashim Djojohadikusumo, seorang pengusaha nasional.[1]
Alihaksara dan alihbahasa
Teks yang tertulis menggunakan aksara Kawi dengan bahasa Jawa Kuno, meskipun pada baris awal menggunakan bahasa Sanskerta. Kondisi teks pada beberapa bagian telah aus dan sulit dibaca, terutama di bagian atas dan bawah, juga tulisan pada bagian sisi.
Pengalihaksaraan dilakukan oleh Brandes, dan diterbitkan tahun 1913 dalam Oud-Javaansche Oorkunden XXXI, 1913: 42-49[2]. Pengalihbahasaan dilakukan oleh beberapa sarjana sesudahnya. Yang ditampilkan di sini adalah versi alihbahasa dari Hasan Djafar tahun 1985[3]. Beberapa kata dan angka dalam versi Brandes berbeda dengan yang dibaca Hasan Djafar karena perbedaan penafsiran aksara.
Selamat! Tahun Saka telah berlalu, 850, pada bulan Syrawana, tanggal 14 paruh-terang, hari Wurukung-Kaliwon-Sabtu, ketika naksatra: hasta, dewata: Wisnu, yoga: Sobhagya
4
yoga, irika diwasa ni ājñā śrī rnahārāja rakai (pha)ngkaja dyah wawa śrī wijayaloka nāmostungga tinaḍah rakryān, mapatiḥ i hino
Ketika itulah saatnya perintah Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga diterima oleh Rakryan Mapatih i Hino {Pu Si
5
……. śrī īśāwikrama, umingsor i samgat momahumah kālih maḍaṇḍěr pu padma, anggěhan pu kuṇḍala kumonakan ikanang
ndok} Sri Isyanawikrama, diturunkan kepada kedua Samgat Momahumah (yang terdiri dari) Samgat Madander: Pu Padma, Samgat Anggehan: Pu Kundala. Memerintahkan
6
……. i sangguran ….. waharu, kabaih …. han tapak mas su halīmān susukan denīkanang punta i manañjung mangaran ḍang āryya
agar (desa) Sangguran (yang termasuk dalam) watak Waharu, melaksanakan pungutan penghasilan sebesar 6 suwarna emas, sebagai pemasukan untuk Punta di Mananjung yang bernama Dang Acaryya...
7
……. kya, mamang ……… yanggu i, sěpět ḍapu jambang, kisik (kě?) ḍapu bhairawa, wasya, luking, bhaṇḍa, tamblang, ha ang, wigěr, ḍapu sat
... dari Sepet Dapu Jambang, dari Kisik Dapu Bahairawa, Wasya, Luking, Bhanda, (dari) Tamblang,..., (dari) Wiger Dapu Sat...
8
………. sari s, a ( ) i bhaṭāra i sang hyang prāsāda kabhaktyan ing sīma kajurugusalyan i manañjung paknānya sīmangun pa
... untuk Bhatara (yang bersemayam) di bangunan suci peribadatan di daerah perdikan para pandai di Mananjung, untuk digunakan...
9
……. umangakṣa ……. ing samadanā i sang hyang dharma ngkānani śiwa catur-niwedya i bhatara pratidina mangkana iṣṭa prayojana śrī rnahā
... memelihara ... dan membiayai berbagai keperluan bangunan suci pendharmaan tempat Siwa bersemayam, dan empat macam pemujaan untuk Bhatara setiap hari. Demikianlah nazar Sri Maha-
10
rāja muang rakryān mapatiḥ rikanang wanua i sangguran inarpaṇnākan i bhaṭāra i sang hyang prāsāda kabhaktyan ing sīma kajurugusalyan ing manañjung
raja dan Rakryan Mapatih pada waktu itu terhadap perdikan di Sangguran yang dipersembahkan untuk Bhatara yang bersemayam di bangunan suci kebaktian di daerah perdikan para pandai di Mananjung.
11
... mā i waharu parṇnahanya swatantra tan katamāna dening patiḥ wahuta muang saprakāra ning mangilala drawya baji ing dangū, miśra paramiśra wuluwulu
(Daerah perdikan) di Waharu (tersebut) kedudukannya menjadi daerah swatantra, yang tidak boleh dimasuki oleh patih, wahuta, dan semua abdi dalem raja sejak dahulu, misra para misra, wuluwulu,
pakalangkang, urutan damputan, tpung kawung, sungsung pangurang, pasuk alas, payungan, sipat wilut pānginangin, pamāwaśya, pulung pa
pakalangkang, urutan, dampulan, tpung kawung, sungsung, pangurang, pasuk alas, payungan, sipat wilut panginangin, pamawasya, pulung pa
16
di, skar tahun, pan’rāngan, panusuh, hopan, sambal sumbul, hulun haji pamrěsi watak i jro ityaiwamādi tan tamā irikanang wa
di, skar tahun, panrangan, panusuh, hopan, sambal sumbul, hulun haji, pamresi, watak i jro, semuanya itu tidak diperkenankan memasuki desa
17
nua śima i sangguran kewala bhaṭāra i sang hyang prāsāda kabhaktyan ing sīma kajurugusalyan i manañjung. atah pramāṇa i sadrěwya hajinya kabaih
perdikan di Sangguran. Hanyalah Bhatara yang bersemayam di bangunan suci peribadatan di daerah perdikan Mananjung. Demikianlah batasan bagi para abdi dalem raja semua
18
samangkana ikanang sukha duhkha kadyānggāning mayang tan pawwah, walū rumambat ing natar, wipati wangkai kābunān, rāh kasawur ing da
Demikian pula yang berkenaan dengan denda segala tindah pidana (sukha duhkha) seperti bunga pinang yang tidak menjadi buah, waluh yang menjalar di halaman, kematian (yang menyebabkan) mayat terkena embun (wipati wangkai kabunan), darah tersebar di ja-
19
lan, wak capalā, duhilatan, hidu kasirat, hasta capalā mamijilakan turuh ning kikir, mamuk mamumpang, lūdan, tūta
lan, berkata sembarangan, menjilat air ludah, hidu kasirat, ringan tangan, mengeluarkan ujung kikir, mengamuk, denda tambahan (ludan tutan),
20
n, ḍaṇḍa kuḍaṇḍa, bhaṇdihaladi, bhaṭāra i sang hyang prāsāda kabhaktyan atah parānani drawya hajinya, kunang ikanang miśra, mañambul
denda bagi hukuman yang tidak adil (danda-kudanda), bhandihaladi. Bhatara yang bersemayam di bangunan suci peribadatan itulah yang berhak atas perbendaharaan raja tersebut. Selanjutnya juga misra, manambul,
manangwring, mencelup kain dengan warna merah, membuat bumbu (boreh), membuat tarub (tenda) membuat tali, mencelup dengan mengkudu, membuat gula, membuat gerabah, membuat kapur sirih, membubut, membuat minyak jarak, membuat
keranjang, payung wlu, mengerjakan upih (wadah tahan air dari kelopak daun sejenis palem), mencelup, membuat kisi, menangkap ikan dengan tawang, menangkap ikan dengan tangkeb, menjerat burung, (dan) menjerat (binatang)"
23
u ( ) u tri ( ) n drawya hajinya, saduman umarā i bhaṭāra, sadūman umarā i sang makmitan sīma, sadūman maparaha i sang mangilala drawya haji
Semua pungutan itu dibagi tiga, sebagian diserahkan untuk Bhatara, sebagian untuk penjaga sima, (dan) sebagian (lagi) untuk para petugas
24
kapwa ikanang masambyawahāra …. ngkana ( ) i ( ) hingan kwehanya anung tan knā de sang mangilala drawya haji, tlung tuhān ing sasambyawahāra ing sasi
Adapun untuk para pedagang, ada batas jumlah yang tidak dikenai pungutan, (yaitu) tiga tuhaan untuk tiap usaha perdagangan dalam satu sima
Bagi pedagang kerbau 40 (ekor), (pedagang) kambing 80 (ekor), (pedagang) telur satu bakul, mangulangan tiga pasang, pembuat perhiasan (dari logam) tiga pelandas, perbengkelan logam satu ububan, pembuat gendang tiga
perangkat...,...bambu setiap tuhan, pembuat kain cadar empat pacadaran, 1 perahu (dengan) 3 sunghar tanpa perahu tunda. Apabila dagangannya itu dipikul,
27
ddhyangganing ma …… manguñjal, mangawari, kapas, wungkudu, wsi, tambaga, gangsa,wiṣā, pangat parmija, wayang, l’nga, bras, galu
seperti.. yang diangkut, bumbu-bumbuan, kapas, mengkudu, besi, tembaga, kuningan, bisa, pangat pamaja, wayang, minyak, beras, batu
28
han, kasumba, saprakāra ning ……t siněmbal kalima wantal ing satuhān pikulpikulananya ing sasimang ( ) kanang samangkana tan kuāna de sang mangilala
permata, kasumba (dan) segala jenis barang dagangan yang dipikul untuk wantal yang kelima pada setiap tuhaan dalam sima tidak dikenai (pungutan) oleh sang mangilala
29
drawya haji, ……..nya sa ( ) śanya, ndan mak’mitana tulis- mangkai lwīranya, yāpwan lbih sangka rikanang sapanghing iriyang, kuāna śūta lbihnya de sang mangilala
drawya haji. Walaupun demikian, (mereka) harus menjaga prasasti ini. Apabila ada kelebihan daripada yang telah ditetapkan, (maka) kelebihannya itu dapat diambil oleh sang mangilala
30
………………….. irikanang kāla mangasěakan ing kanang punta i manañjung pasak pasak i śrī mahārāja pirak kā 1 wḍihan ta
(drawya haji). Pada saat ini Punta Mananjung memberikan hadiah persembahan kepada Sri Maharaja 1 kati perak (dan) kain wdihan ta-
31
pis yu i rakryān mapatïh i hino śrī īśāna-wikrama inangsěan pasak pasak pi rak kā 1 wḍihan tapis yu 1 rakai sirikan pu manira
pis 1 pasang. Rakryan Mapatih i Hino Sri Isanawikrama menerima hadiah 1 kati perak dan kain wdihan tapis 1 pasang. Rakai Sirikan Pu Amarendra
(menerima) ... Kedua samgat momahomah (yaitu) madander dan anggehan, diberi hadiah masing-masing 5 kati (dan) 1 wdihan 1 pasang
33
tiruan pu …. la …. pu hawang wiwañcaṇa, palu watu pu paṇḍamuan, halaran pu guṇottama, pangkur pu manguwil wadikati
Tiruan (yaitu) Dapunta Taritip, amrati Hawang (yaitu) Wicaksana, puluwatu (yaitu) Pandamuan, halaran Pu Gunottama, manghuri Pu Manguwil, wadihati
34
pu dara, hujung …. inangsěan pasakpasak pirak dhā l ma 5 wḍihan yu 1 sowang, waharu rikang kālang pu wariga inaugsě
Pu Dinakara, ... masing-masing diberi hadiah 1 dharana (dan) 5 masa perak (dan) kain 1 pasang. Waharu (dari) Kalang (yaitu) Pu Wariga diberi
35
ān pasakpasak pirak wdihan yu i sam’gat anakbi dhā 7 mā 8 kain wlah 1 sang tuhān i waharu winaih pasakpasak
hadiah... perak (dan) kain 1 pasang, samgat Anakbi (diberi hadiah) 7 dharapa 8 masa (perak) (dan) kain 1 helai, sang tuhan dari Waharu diberi hadiah
36
pirak dhā 8 …. tuhān i wadihati pu miramirah halapa sang saddhya …. tuhān i makudur
perak 8 dharana, ... tuhan dari Wadihati (yaitu) Pu Miramirah... Sang Saddhya ..., tuhan dari Makudur..
37
………………. i wadihati sang rawangu, manangga sang howangśa, pangurang i makudur sang rañjěl, manungkul
...(pangurang) dari wadihati (yaitu) Sang Rawungu, manunggu (dari) Sang Howangsa, pangurang dari makudur Sang Ranjel, manunggu (dari) Akulumpang
38
……. pirak pasakpasak wḍihan ranya
...perak, hadiah kain wdihan...
Sisi Belakang atau verso (45 baris)
Baris
Alihaksara
Alihbahasa
1
-- [tidak terbaca]
2
-- [tidak terbaca]
3
mpung, winaih pasakpasak mā 1 w’ḍihan yu 1 sowang sowang, sang tuhān i pakaraṇān makabaihan juru kanayakān
... masing-masing diberi hadiah 1 masa (perak dan) kain wdihan 1 yugala. Semua sang tuhaan dari pakaranan (bersama) juru kanayakan
4
i hino samgat guṇungan pu tun tun, juru pañca, rarai, sang raguyu, juru kalula pu wali, kaṇḍamuhi sang gaṣṭa, parujar i si
dari hino, samgat Gunungan (yaitu) Pu Buntut, juru wadwa rarai (yaitu) Sang Raguyu, juru kalula (yaitu) Pu Wali, kanda muhi (yaitu) Sang Gasta, parujar dari
5
ran hujung galuh i wka wiridih, i kanuruhan sa ( ) kal, i sḍa sang wipala, i wawang sang lang, i madaṇḍěr sang cakrāryyānggěhan sang tu
sirikan Hujunggaluh, (parujar) dari wka (yaitu) Wiridih, (parujar) dari Kanuruhan (yaitu) Sa(ng Ro)kat, (parujar) dari Seda (yaitu) Sang Wipala (parujar) dari Wawang (yaitu) Sang lang, (parujar) dari madander (yaitu) Sang Cakraryya, anggehan sang tu
6
han i tiruan sumuḍan ḍapunta sanggama, i hujung sang pawadukan winaih pasakpasak pirak dhā 4 ma 8 kinabaihanya, sang citrā la
han dari Tiruan (yaitu) Sumudan dapunta Sanggama, (parujar) dari Hujung (yaitu) Sang Pawadukan, semuanya diberi hadiah 4 dharana 8 masa perak. Juru tulis
7
i hino pasakpasak dhā 2 mā 8 kinahaihanya patih kālih wasah sang kulumpang, kuci sang rakawil pasakpasak dhā 1 ma 4 sowang so
dari Hino semuanya (diberi hadiah) 2 dharana 8 masa perak. Kedua patih (yaitu) Sang Kulumpang dari Wasah dan Sang Rakawil dari Kuci masing-masing menerima hadiah 1 dharana 4 masa (perak) sepasang
8
wang, parujarnya pingsor hyang paskaran pasakpasak pirak sowang-sowang lumaku manusuk i wadihati sang kamala, lumaku manusuk i makudur sang tama
Parujar yang mengurusi hyang paskaran masing-masing menerima hadiah...perak. Para pembantu makudur dalam upacara tersebut (yaitu) Sang Tama,
9
i su han sang ngastuti sang balā (bapra?), i tapahaji sang pacintān winaiḥ pasakpasak dhā 1 wḍihan yu 1 sowangsowang, patih i kanuruhan ta
... Sang Ngastuti, Sang Bala, pembantu dari tapahaji (yaitu) Sang Pacintan, masing-masing diberi hadiah 1 dharana (perak dan) kain wdihan 1 pasang Patih dari Kanuruhan...
10
patih i hujung sang kahyunan, patih waharu sang nila, patih i tugaran sang mala, patih. samgat i waharu sang gambo, patih pangkur sang mangga sa(ng) rangga winaih pasakpasak dhā 1 wdi
patih dari Hujung (yaitu) Sang Kahyunan, patih Waharu (yaitu) Sang Nila, patih dari Tugaran (yaitu) Sang...mala, patih samgat dari Waharu (yaitu) Sang Gambo, patih pangkur Sang Mangga (dan) Sang Rangga diberi hadiah 1 dharana (perak dan) kain wdi
11
han yu 1 sowang-sowang, patih lama ran sang prasama, pasakpasak pirak mā 8 wḍihan hlai 1 parujar patih si manohara pasakpasak dhā 1 wḍihan yu 1 parujar patih i ka
han masing-masing 1 helai. patih Lama...(yaitu) Sang Prasama diberi hadiah 8 masa (perak dan) kain wdihan 1 helai, parujar patih (yaitu) si Manohara (diberi) hadiah 1 dharana (perak dan) kain wdihan 1 pasang. Parujar patih dari Ka-
12
nuruhan si ja…. si rambět, parujar patih i waharu si wal si tañjak si caca, pasakpasak pirak mā 8 wḍihan hlai 1 sowang-sowang, wahuta i waharu si ba
nuruhan (yaitu) si Ja...(dan) si Rambet, parujar patih dari Waharu (yaitu) si Uwal, si Tanjak (dan) si Caca, masing-masing (diberi) hadiah 8 masa perak (dan) kain wdihan 1 helai. Wahuta dari Waharu si Ba-
13
lu ….. syag si kěndui, tuha kalang, winaih pasakpasak dhā 1 wḍihan yu 1 sowang-sowang, pilunggah si rāji, si wantan, piṇḍa ti wḍihan hlai 1
lu...si Kendul tuha kalang, diberi hadiah masing-masing 1 dharana (perak dan) kain wdihan 1 pasang. Pilunggah (yaitu) si Raji (dan) si Wantan semuanya menerima (hadiah) kain wdihan 1 pasang
14
sowang-sowang, rāma tpi siring milu pinaka sākṣī-ning manusuk sima i tugaran gusti si lakṣita, tuha kalang si yogya, winaih pasakpasak pirak
masing-masing. Para rama dari desa perbatasan yang ikut sebagai saksi pada peresmian sima (yaitu) dari Tugaran, gusti (yaitu) si Laksita, tuha kalang (yaitu) si Yoga, diberi hadiah
15
mā 8 wḍihan yu 1 sowang-sowang, i kajalan i pacangkuan si surā, i kḍi-kḍi si paha(ng?) i bungkalingan si tiñjo, i kapatihan si pingul
masing-masing 8 masa perak (dan) kain wdihan 1 pasang. (Para rama) dari Kajatan dan Pacangkuan (yaitu) si Sura, dari Kdikdi (yaitu) si Paha(ng), (dari) Bungkalingan (yaitu) si Tinjo, (dari) Kapatihan (yaitu) si Pingul
16
i ḍa …. si tambas winaih pasakpasak pirak mā 3 sowang-sowang, patih i wunga-wunga pirak mā … ri papanahan winkas si mangjawat, i ka …..r, kulamati si
dari Da...(yaitu) si Tambas, masing-masing diberi hadiah 3 masa perak. Patih dari Wungawunga (diberi hadiah)...masa perak...dari Papanahan, winkas (yaitu) si Mangjawat, dari Ka...r, kulamati si
17
kaṇḍi i tampur si dederan winaih pasakpasak pirak mā ? sowang, si mak si kěsěk si wudalū si kudi, matětě ( ) n si luluk winaih pasakpasak pirak
Kandi, dari Tampur si Dederan diberi hadiah masing-masing perak ... masa . Si Mak, si Kesek, si Wudalu, si Kudi,... si Luluk, diberi hadiah
18
mā 4 wḍihan hlai 1 sowang, awakal si lulut, si sat, si hirěng, winaih wḍihan hlai 2 sowang, wayang si rahina pirak mā 4 wḍihan yu 1 sang boddhi, sang mārgga, wi
4 masa perak (dan) kain wdihan 1 helai masing-masing. Awakal (yaitu) si Lulut, si Sat, si Hireng, diberi hadiah kain wdihan masing-masing 2 helai. (Pemain) wayang (yaitu) si Rahina (diberi hadiah) 4 masa perak (dan) kain wdihan 1 pasang. Sang Bodhi (dan) Sang Margga di-
19
naih wḍihan yu l sowang, i tlas ning mawaih pasakpasak muang wḍihan i sira kabaih pinarṇnah ikanang saji i sang makudur i sor ning witana, mangārgha ta sang pinaka wiku
beri kain wdihan masing-masing 1 pasang. Setelah selesai memberikan hadiah (uang perak) dan kain wdihan kepada mereka semua, persajian yang disiapkan oleh sang Makudur diletakkan di bawah witana. Laksana seorang wiku (sang makudur) mempersembahkan air suci
20
sumangaskāra ikanang susuk muang kulumpang, maṇḍiri ta sang makudur mangañjali i sang hyang těas malungguh i sor ning witāna, mān dlan pāda, humarāppakan sang hyang tě
(dan) mentahbiskan susuk dan kalumpang, (kemudian) berdirilah sang makudur memberi hormat kepada sang hyang teas yang terletak di bawah witana, (kemudian) mengatur langkah menuju ke arah sang hyang te-
21
as, masinghal wḍihan yu 1 tumūt sang wadihati, lumkas sang makudur manggayut manětěk gulū-ning hayām, linaṇḍěssakan ing kulumpang mamantinga
as (dan) menutup(nya) dengan sepasang kain wdihan yang yang diikuti oleh sang wadihati. Mulailah sang makudur memegang (ayam dan) memotong leher ayam berlandaskan kulumpang, (dan kemudian) membanting
22
kan han tlū ing watu sima mamangmang manapathe saminangmang nira dangū, i katguhakna sang hyang watu sima, ikana līngnira, īndah ta kita kamung hyang i waprakeśwara a
telur ke atas batu sima (sambil) mengucapkan sumpah-serapah seperti diucapkan sejak dahulu, agar watu sima tetap kokoh berdiri. Demikianlah ucapannya: "Berbahagialah hendaknya Engkau semua Hyang Waprakeswara,
maharesi Agasti (yang menguasai) timur, selatan, barat, utara, tengah, zenit dan nadir, matahari, bulan, bumi, air, angin, api pemakan korban, angkasa pencipta korban, hukum, siang, malam, sen-
panca kusika, Nandiswara, Mahakala, Sadwinayaka, raja naga, dewi Durga, catur-asrama, Ananta, Sura-Indra [= raja para dewa], hyang Kala-Mretyu [= dewa-dewa Waktu dan Kematian]
26
gaṇa bhūta kita prasiddha mangrakṣa kaḍatwan śrī mahārāja i mdang i bhūmi matarām kita umilu mararira umasuk ing sarwwa
Gana, bhuta, (dan) Engkau yang dikenal sebagai pelindung kedaton Sri Maharaja di Mdang di Bhumi Mataram! engkau yang berinkarnasi memasuki segala
27
sarīra, kita sakala sākṣī-bhūta tumon madoli lāwan mapare, ring rahina, ring wngi at-rěngêkan ka ike samaya sapatha snmpah pamangmang ma
badan, Engkau yang dapat melihat jauh dan dekat pada waktu siang dan malam, dengarkanlah ucapan kutukan sumpah-serapah
28
mi ri kita hiyang kabaih, yāwat ikanang wang durācāra tan māgum tan makmit irikeng sapatha sin rahakan sang wahuta hyang kudur, hadyan hulun matuha ra
kami oleh Engkau para hyang semua! Jika ada orang jahat yang tidak mematuhi dan tidak menjaga kutukan yang telah diucapkan oleh sang wahuta hhyang kudur, (apakah ia) bangsawan (atau) abdi, tua (atau)
29
rai laki-laki wadwan, wiku grahastha muang patih wahuta rāma asing umulahulah ikeng wanua i sangguran, sima inarpaṇākan nikanang punta i mana
muda, laki-laki (atau) perempuan, wiku (atau) orang rumah tangga, dan patuih, wahuta, raama, siapapun yang merusak (kedudukan) desa Sangguran yang telah diberikan sebagai sima kepada punta di Mana-
30
ñjung i bhaṭāra, i sang hyang prāsāda kabhaktyan ing sīma kajurugusalyan, i dlāha ni dlāha wawaka taya nguniwaih yan dawata sang hyang watu sīma tasmāt ka
njung, untuk (kepentingan) Bhatara (yang bersemayam) di bangunan suci peribadatan di daerah perdikan para pandai, sampai ke akhir zaman, hancur leburlah! Demikian pula jika ada orang yang mencabut Sang Hyang Watu sima, maka ia akan
31
bwat karmaknanya, patyanantā taya kamung hyang deyan tat patīya, tat tanolīha i wuntat, ta tinghala i likuran, ta … ung ingaděgan tampya
terkena karmanya, bunuhlah olehmu Hyang, ia harus dibunuh, agar tidak dapat melihat ke samping, dibenturkan dari depan,
dari sisi kiri, pangkas mulutnya, belah kepalanya, sobek perutnya, renggut ususnya, keluarkan jeroannya, keduk hatinya, makan dagingnya, minum darahnya, lalu laksanakan
33
dakan wkasakan prāṇāntika, yan para ring alas panganan ring mong, patuk ning ulā pulīraknaning dewa-manyu, yan para ring tgal- alappan ning glap sampalan ing rākṣasa,
(dan) akhirnya, habiskanlah jiwanya. Jika berjalan di hutan (akan) dimakan harimau, akan dipatuk ular, (akan) diputar-putarkan oleh Dewamanyu (Dewa Kemurkaan atau Dewa Kemarahan-red), jika berjalan di tegalan akan disambar petir, disobek-sobek oleh raksasa
34
….. dening wunggal si pamungguan, rěngě ta kita kamung hyang kuśika gargga metrī kuruṣya pātāñjala, suwuk lor suwuk kidul suwuk kuluan 1 wai
Dimakan oleh...Dengarkanlah olehmu (para) Hyang, (hyang) Kusiika, Garga, Metri, Kurusya, Patanjala, penjaga mata angin di utara, penjaga mata angin di selatan, penjaga mata angin di selatan, penjaga mata angin di barat (dan) timur
35
tan, buangakan ring ākāśa, salambitakan i hyang kabaih, tibākan ring mahā-samudra, klammakan ing ḍawahan alappan sang dalam-mer du
lemparkan ke angkasa, cabik-cabik sampai hancur oleh hyang semua, jatuhkan di samudera luas, tenggelamkan di bendungan, tangkap oleh sang Kalamrtyu,
36
dulani tangiran sanghapaning wuhaya, ngkānan matya ikanang ngwang anyāya lumbur ikeng wanua sima . i sangguran i sangguran upadrawāng ri dewatāgrāṣṭa lipulana
cabik-cabik oleh tangiran, (dan) disambar buaya. Begitulah matinya orang yang jahat, melebur (kedudukan) desa perdikan di Sangguran. Malapetaka dari dewataagrastaa...
37
ḍira muliha ring kanaraka, tibākan ing mahā-rorawa klan de sang yama-bala, palun de sang kingkara, pipitwa atayan bimbān bā ataya, sang
...pulangkan ke neraka, dan jatuhnya di negaraka mahaarorawa, digodok oleh pasukan Yama, dipukuli oleh sang Kingkara. Tujuh kali akan dirusak oleh (arca)...sang
38
lara sajīwakāla, salwir ning duhkha pangguhanya sarūpa ning lara hiḍapannya makelit ning mangśan kadadyananya, awūya tan tamma angsāma wtuakan hawu kairir mangka
Lara Sajiiwakaala. Setiap jenis kejahatan hasilnya adalah penderitaan. Jika dilahirkan kembali (akan menjadi) hilang pikirannya. Begitulah
39
nā tmahana nikanang ngwang anyāya lum’hur’ ikeng śīma i sangguran, i tlas sang makudur manusuk masalinta sira kabaih lamba malungguh ing tkan parek lumūt krama sa (sang?)
nasibnya orang yang merusak sima di Sangguran. Setelah sang makudur selesai melaksanakan pentahbisan tersebut hadirin semua duduk di dekat batu sima sesuai dengan tatacara
40
hana ning kai patiḥ wahuta rāma kabayan muang rāma tpi siring kabaih, matuha manwam lakilaki wadwan kaniṣṭha-rnaddhyamotarna, tanpānakantan, umīlu manaḍah ring pa
Semua patih, wahuta, rama kabayan dan rama dari perbatasan, orang-orang tua dan muda, laki-laki dan perempuan, baik dari golongan rendah, menengah maupun tinggi tak ada yang tertinggal ikut makan bersama pada
41
glaran ki …. n gu ….. n inangsěan skul ḍaṇḍananihiniru an kla-kla ambilambil, kasyan litlit tlas aranak sangasangān āryya rumbaru
selamat tersebut. Telah tersaji nasi dalam dandang dengan senduknya, rebusan, makanan ringan, makanan dari tepung yang dipanggang, rum-
42
mba(h?) kulangan tetil(ā?) tumpuktumpuk ……… hasin ….. bilunglung kaḍiwas hurangkayan layalayar halahala han wigang i jaring