Prasasti PrapancasarapuraPrasasti Prapancasarapura adalah sebuah prasasti dari zaman Majapahit yang bertarikh 1337 M, yang ditemukan di Surabaya.[1][2] Pembuatan prasasti ini bertepatan dengan masa pemerintahan ratu Tribhuwanottunggadewi (1328-1350 M).[2][3] Prasasti ini ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno.[2] Bagian atas prasasti ini hilang, sehingga sebagian besar tulisan yang biasanya memuat unsur penanggalan tidak ada.[1] Prasasti ini kemungkinan telah dipangkas dan akan dijadikan potongan balok-balok batu yang lebih kecil, karena bentuk patahannya yang merata.[1] Prasasti ini pertama kali diteliti oleh arkeolog N.J. Krom sekitar tahun 1900-an.[2] Alihaksara prasasti ini pernah dilakukan oleh filolog J.L.A Brandes, meskipun belum secara lengkap.[4] Prasasti ini kini tersimpan di Museum Nasional Indonesia, dengan nomor inventaris D.38.[1][2] IsiPrasasti ini adalah sumber primer arkeologi salah satu dari beberapa prasasti yang menyebutkan nama kerajaan Majapahit (dalam prasasti ditulis Majhapait); sedangkan sumber-sumber sekunder sastra babad yang menyebutkannya antara lain adalah Pararaton dan Babad Tanah Jawi.[2] Kakawin Nagarakretagama menyebut kerajaan itu dengan nama krama desanya, yaitu Wilwatikta (wilwa = buah maja, tikta = pahit).[2] Prasasti ini juga menyebut tentang tiga tokoh penting Majapahit, yaitu Hayam Wuruk (dalam prasasti ini ditulis Ayam Wuruk), Gajah Mada, dan Adityawarman.[1] Hayam Wuruk disebutkan bergelar Rajasanagara; ia telah dinobatkan sebagai raja muda (kumararaja) dengan daerah kekuasaan (lungguh) di Jiwana (Kahuripan).[1][3] Gajah Mada (ditulis Pu Gajah Mada) ketika itu sudah menjadi patih Majapahit (rake mapatih ring Majhapait), serta Adityawarman (ditulis Aryyadewaraja Pu Aditya) menjadi menteri senior (wreddhamantri).[2][5] Lihat pulaReferensi
|