Prasasti Cane bertarikh 943 saka (1021 M) dikeluarkan oleh raja Airlangga dengan gelar abhiseka Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa, dengan Çrĩ Sanggrãmawijaya Dharmmaprasãdottunggadewi, anak perempuan Airlangga dengan permaisuri, sebagai Rakryãn Mahãmantrĩ i Hino untuk pertama kalinya.
Prasasti Cane merupakan prasasti pertama pada masa pemerintahan raja Airlangga, jika dilihat pada bagian Sambandha-nya atau bagian alasan prasasti tersebut dikeluarkan oleh raja, prasasti Cane masuk pada fase konsolidasi. Fase dimana pemberian status sima pada Desa Cane dikarenakan rasa simpati raja kepada penduduk Desa Cane yang berjuang di garis depan dengan menjadikan desanya sebagai benteng pertahanan.
Prasasti Cane menyebut lokasi Keraton Airlangga di Wwatan Mas:
..Çrĩ Mahãrãja ri maniratna singhasana makadatwan ri wwatan mas...
Artinya :
..Sri Maharaja di singgasana permata berkedaton/berkeraton di Wwatan Mas..
Prasasti Cane juga menyebut adanya bangsa asing yang dikenai pajak (wārggā kilalān):
..adalah wargga kilalan (warga yang dikenai pajak khusus) yaitu klin (keling) aryya (arya) sinhala (Srilangka) pandikira (Pandikira dari India) drawida (salah satu suku dari India) campa (Vietnam) kmir (Khmer) remen (atau Mon adalah salah satu suku dari Burma)..