Grand Hotel Preanger adalah hotel 5-bintang terletak di pusat kota Bandung adalah salah satu hotel besar dan tertua di Bandung.
Sejarah
Pada tahun 1884, ketika para Priangan planters (pemilik perkebunan di Priangan ) mulai berhasil dalam usaha pertanian dan perkebunan di sekitar kota Bandung - dahulu bernama Priangan - mereka mulai sering datang untuk menginap dan berlibur ke Bandung. Kebutuhan mereka disediakan oleh sebuah toko di Jalan Groote Postweg (sekarang Jalan Asia Afrika). Tetapi kemudian toko itu bangkrut, sehingga pada tahun 1897 oleh seorang Belanda bernama W.H.C. Van Deeterkom toko itu diubah menjadi sebuah hotel dan diberi nama Hotel Preanger Kemudian pada tahun 1920 berubah menjadi Grand Hotel Preanger .
Selama seperempat abad Grand Hotel Preanger yang berarsitektur gaya Indische Empire menjadi kebanggaan orang-orang Belanda di Kota Bandung yang kemudian pada akhirnya direnovasi dan didesain ulang pada tahun 1929 oleh Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker dibantu oleh mantan muridnya, Ir. Soekarno (mantan Presiden RI pertama). Namanya kemudian menjadi lebih terkenal, baik di dalam maupun di luar negeri dan menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat pada saat itu bila mereka menginap di hotel tersebut.
Hotel Preanger dan Chaplin Bersaudara
Pada 1932, Hotel Preanger disinggahi oleh Chaplin bersaudara dalam lawatan mereka ke Hindia Belanda. Mereka beristirahat sejenak di hotel untuk membersihkan badan dan menikmati makan malam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Garut. Apa yang disediakan di sana membuatnya terkesan, dan Charlie tidak segan melontarkan pujian. Menurut Charlie, Hotel Preanger terkesan modern dan sangat berbeda dengan hotel lainnya di Jawa. Selain terkesan dengan interior Hotel Preanger, Charlie pun terkesan dengan arsitektur luar hotel. Ditemani sang manajer hotel, Charlie berdiri di tengah jalan dan mengagumi keindahan hotel. Padahal saat itu, hujan sedang turun dengan derasnya.[1].
Pengelola Selanjutnya
Grand Preanger mengalami banyak pergantian pengelola, antara lain oleh N.V. Saut, C.V. Haruman, P.D. Kertawisata, PT Aerowisata dan akhirnya pada tahun 2020 hingga kini dikelola oleh PT Jaswita (Perseroda).