Pondok Pesantren Al-Khoirot

Pondok Pesantren Al-Khoirot
Santri Al-Khoirot apel Hari Santri 22 Oktober 2016
Alamat
Jl. Kyai Syuhud Zayyadi, no. 1, Karangsuko, Pagelaran,

,
Telepon/Faks.0341-879730
Situs webwww.alkhoirot.com
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiIslam
Didirikan1963
PendiriK.H. Syuhud Zayyadi
PengasuhAhmad Fatih Syuhud
Lain-lain
SloganKombinasi salaf dan modern
AlumniIkatan Santri Alumni Al-Khoirot
Moto
MotoSetiap orang berhak untuk pintar ilmu agama dan umum

Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang atau PPA Malang adalah salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang ada sejak lama. Lembaga ini didirikan pada tahun 1963, di desa Karangsuko, kecamatan Pagelaran (dulu, Gondanglegi), kabupaten Malang, Jawa Timur. Kampus Pondok Pesantren Al-Khoirot terletak di antara jalan raya Kepanjen-Gondanglegi di atas areal tanah seluas kurang lebih 2.5 hektare. Santri yang belajar di PPA Malang terdiri dari putra dan putri dengan usia antara 12 sampai 50 tahun. Santri PPA Malang berasal dari berbagai daerah seluruh Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua. Bahkan, ada juga santri yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Afrika Selatan.[1]

Sejarah

PPA Malang didirikan oleh Kyai Haji (KH) Muhammad Syuhud Zayyadi. Lembaga ini dahulunya adalah hanya sebuah surau kecil tempat pendiri Pondok Pesantren Al-Khoirot, KH. Syuhud Zayyadi mengajarkan ilmunya dan menggembleng keluarga dan tetangga dekat. Untuk santri putri, kepemimpinan dipegang oleh istrinya Ny. Hj. Masluhah Muzakki. Desa Karangsuko dipilih setelah melalui proses konsultasi spiritual dengan seorang ulama Madura bernama KH. Abdul Hamid Baqir bin Abdul Majid.[2]

KH. Syuhud Zayyadi mengasuh pondok ini kira-kira selama 30 tahun yakni sejak awal berdirinya pada 1963 sampai wafatnya pada1993. Sementara Ny. Hj. Masluhah Muzakki memegang tampuk kepemimpinan pondok putri selama 33 tahun yaitu sejak pertama kali didirikan pada 1964 sampai meninggal pada 1997. Kepengasuhan pondok pesantren putra selanjutnya dipegang oleh menantunya, KH. Zainal Ali Suyuthi dari tahun 1993 sampai wafatnya pada tahun 2011.[3] Kepemimpinan KH. Zainal Ali Suyuthi dibantu oleh saudara-saudaranya yaitu A. Fatih Syuhud, KH. Ja'far Sodiq, KH. Muhammad Hamidurroham dan KH. Muhammad Humaidi. Adapun Sepeninggal Ny. Hj. Masluha Muzakki, kepemimpinan pondok putri kemudian diteruskan oleh Ny. Hj. Luthfiyah Syuhud yang tak lain adalah putri ketiga dari pendiri pesantren. Kepemimpinan Ny. Hj. Luthfiyah Syuhud dibantu oleh keempat saudara iparnya yaitu Ny.Hj. Juwairiyah Arifin, Ny. Lutfiyah Karim, Ny. Husnia Khoirotus Sa'adah, dan Ny. Malikatun Nufus Baidlowi.

Sejak meninggalnya KH. Zainal Ali Suyuthi pada April 2011, kepemimpinan pesantren putra dilanjutkan oleh empat bersaudara yang merupakan putra dari KH. Syuhud Zayadi. Mereka adalah A. Fatih Syuhud, KH. Ja'far Sodiq, KH. M. Hamidurrohman, dan M. Humaidi dibantu oleh Ahmad Faisol yang merupakan putra kedua dari KH. Zainal Ali Suyuthi.

Sistem Pendidikan

Sejak awal berdirinya, Pondok Pesantren Al-Khoirot memberlakukan sistem pendidikan salaf murni. Yaitu, pengajian kitab kuning klasik dengan metode sorogan, wetonan, dan bandongan. Di samping itu, sejak tahun 1970-an, PPA Malang mulai memperkenalkan sistem pendidikan murni agama dengan metode yang lebih modern yang biasa dikenal dengan madrasah diniyah atau madin. Jenjang madin pada saat awal berdirinya adalah kelas 1 sampai 6.

Pada 2009, lembaga ini memperkenalkan sistem pendidikan modern yaitu pendidikan formal madrasah tsanawiyah (MTs) untuk tingkat SLTP dan madrasah aliyah (MA) untuk tingkat SLTA yang statusnya diakui pemerintah dan lulusannya dapat melanjutkan studi ke sekolah manapun baik negeri atau swasta, dalam negeri atau luar negeri. Namun demikian, sistem salaf tetap dipertahankan secara ketat. Misalnya, pengajian kitab kuning dan madrasah diniyah merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh santri. Kegiatan pendidikan formal dan kegiatan pesantren yang lain menjadi satu paket program keseharian. Itu artinya, pendidikan formal MTs dan MA hanya diperuntukkan bagi santri dan tidak menerima calon peserta didik yang hanya ingin mengambil pendidikan formalnya saja tanpa ikut kegiatan pesantren.

Sejak awal tahun 2012 berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas santri dan pesantren telah dilakukan antara lain dengan diperkenalkannya program tahfidz Al-Quran untuk putra dan putri dan bahasa Arab aktif. Madrasah diniyah yang dulunya hanya sampai kelas 6 saat ini sudah ditingkatkan sampai level Ma'had Aly untuk santri tingkat lanjut. Tingkatan kelas di madrasah diniyah juga mengalami perubahan nomenclature. Kalau dulu memakai nama kelas 1 sampai 6, saat ini berubah menjadi I'dad, Ula 1, Ula 2, Wustho 1 dan Wustho 2. Lalu ditambah dengan 3 level di atasnya yaitu Ulya 1, Ulya 2 dan Ma'had Aly.

Materi pengajian kitab kuning untuk umum yang diadakan setiap pagi adalah kitab-kitab standar mazhah Syafi'i seperti Al-Umm karya Imam Syafi'i, Tafsir Jalalain, kitab hadits Sahih Bukhari. Ketiga kitab ini dikaji dua kali dalam seminggu yakni pada hari Sabtu dan Rabu dan diikuti oleh seluruh santri PPA dari tingkat paling bawah (I'dad) sampai tingkat paling atas (Ma'had Aly). Kajian kitab yang juga diperuntukkan untuk seluruh santri adalah kitab tauhid Jawahirul Kalamiyah dan kitab tasawuf Minhajul Abidin dan kitab tauhid Jawahirul Kalamiyah yang diasuh oleh KH. Ja'far Sodiq setiap minggu sore. Di samping itu, ada pengajian khusus untuk santri kelas Wustho 1 ke atas yaitu tiga kitab fiqih berpengaruh mazhab Syafi'i yaitu Muhadzab karya Syairazi, Fathul Wahab karya Zakariya Al-Anshari, dan Iqna' fi Halli Alfadzi Abi Syujak karya Syarbini Al-Khatib yang dikaji setiap hari Minggu dan Kamis dengan sistem sorogan di mana santri yang membaca dan memaknai sementara kyai memberi penjelasan.

Adapun materi kajian pada madin tingkat Ma'had Aly ada empat kitab yaitu Tafsir Ayat Ahkam karya Ali As-Shobuni, Ibanatul Ahkam Syarah Bulughul Maram karya Syed Alwi Al-Maliki, Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali dan Jam'ul Jawamik.

Lokasi dan nama

Lokasi pondok berada kira-kira tujuh kilo meter sebelah timur Kepanjen ibu kota kabupaten Malang, atau kurang lebih 5 km sebelah barat kecamatan Gondanglegi, juga berbatasan dengan Desa Sukosari di bagian utara dan desa Brongkal di bagian selatan.

Referensi

  1. ^ "Santri Luar Negeri Internasional". www.alkhoirot.com. Diakses tanggal 2016-10-20. 
  2. ^ "Sejarah Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang | Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang". www.alkhoirot.com. Diakses tanggal 2016-10-20. 
  3. ^ "Profil Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot | Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang". www.alkhoirot.com. Diakses tanggal 2016-10-20. 

Pranala luar