Pompa BarshaPompa Barsha (dalam bahasa Nepal berarti hujan) adalah jenis pompa air tanpa menggunakan bahan bakar fosil atau bahan bakar minyak.[1][2] Pompa ini dibuat oleh seorang warga negara Nepal bernama Pratap Thapa yang sekarang tinggal di Belanda. Pratap Thapa merupakan pendiri sekaligus pemimpin perusahaan pembuat pompa air bernama aQista.[2][3] MekanismePompa ini hanya bisa ditempatkan di air yang mengalir, sehingga dapat fungsi seperti turbin tenaga air. Pompa Barsha memanfaatkan energi mekanik dari aliran air. Ketika turbin berputar saat teraliri air, maka pompa akan memliki daya untuk menghisap air dari dataran yang rendah ke dataran yang lebih tinggi. Kelebihan pompa Barsha adalah dapat mengaliri air secara vertikal sepanjang 20 meter, menggaliri air hingga sejauh 2 kilometer, dan mampu memasok sekitar 80 ribu liter air setiap hari.[2] PengembanganDi Indonesia pompa Barsha pertama kali diberdayakan di Sumba dan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pompa Barsha di NTT dikembangkan kelola oleh sebuah yayasan bernama Komunitas Radio Max, sebuah yayasan yang didirikan dan dipimpin oleh Heinrich Dengi, seorang jurnalis radio lokal di NTT. Dengi dibantu oleh seorang konsultan dari aQista bernama Adi Lagur, yang juga seorang aktivis dari organisasi Suluh Lingkungan.[2] ManfaatDi negara asalnya, pompa Barsha di pergunakan oleh penduduk desa yang umumnya petani untuk mengambil air dari puncak gunung. Air yang dipompa kemudian dipergunakan untuk mengaliri sawah dan ladang, hal ini memudahkan petani dalam proses irigasi.[2] Manfaat pomp Barsha yang dirasakan oleh petani Nepali, kini juga dirasakan oleh petani di NTT yakni memudahkan proses irigasi, bahkan di musim kemarau sekalipun.[4] Pengembangan juga dilakukan oleh civitas academica dari Universitas Unkriswina. Keterlibatan akademisi dalam penelitian, juga membuka peluang lebih besar untuk pemanfaatan yang lebih luas kepada masyarakat.[3] Referensi
Pranala luarProfil perusahaan aQista |