Pesta dadung atau ombyok dadung (dadung berarti tali tambang pengikat ternak dalam bahasa Sunda) merupakan acara kesenian tradisional yang berasal dari Legokherang, Cilebak, Kabupaten Kuningan dan sekitarnya yang telah hidup sejak ratusan tahun lalu.[1]
Sejarah
Pesta dadung merupakan tradisi budak angon (penggembala sapi/kerbau) di saat menggembalakan ternaknya di huma atau di ladang. Tradisi itu mulai dikenal sekitar tahun 1818, kaulinan (permainan) barudak yang memanfaatkan waktu luang sewaktu menggembala ini mengalami perubahan dari kaulinan budak angon.[1]
Tujuan
Pesta ini dilaksanakan sebagai rasa syukur penduduk setempat yang mempunyai mata pencaharian pertanian dan peternakan setelah panen raya.
Acara Pesta dadung juga bertujuan mengucapkan terima kasih kepada ternak sapi kerbau yang telah bekerja membantu menggarap sawah dan memberi pupuk kandang.
Menurut penuturan H. Dahlan (70) tokoh masyarakat Desa Legokherang, pesta dadung mulai diperkenalkan ke masyarakat luar desa sejak kepemimpinan desa yakni Kuwu Angkin Jiwa Laksana, sekitar Tahun 1818. Pada zaman itu, Angkin mendatangkan seperangkat alat gamelan salendro dan pelog (laras Sunda) dari Cirebon dan tambang atau dadung.[1]
Referensi