Perang Kemerdekaan Amerika Spanyol adalah perang yang berlangsung pada abad ke-19 di wilayah jajahan Imperium Spanyol di benua Amerika setelah invasi Spanyol oleh Prancis selama peperangan era Napoleon. Pada awalnya, wilayah-wilayah di Amerika Spanyol menentang kebijakan raja yang membatasi perdagangan dan memberikan hak khusus untuk pejabat-pejabat yang lahir di Spanyol daripada yang lahir di Amerika. Namun, seperti yang ditulis oleh David Bushnell, "tidak banyak yang menginginkan kemerdekaan penuh; bahkan banyak yang mendukung Junta Pusat Spanyol yang dibentuk untuk memimpin perlawanan terhadap Prancis."[3] Konflik baru dimulai pada akhir tahun 1808 dan awal tahun 1809 dengan didirikannya pemerintahan junta di Chuquisaca dan Quito yang menentang komposisi Junta Pusat Sevilla. Ketika Junta Pusat jatuh akibat serangan Prancis, pada tahun 1810 muncul junta-junta baru di wilayah Spanyol di Amerika. Konflik antara koloni-koloni dengan Spanyol pada akhirnya memicu pendirian beberapa negara merdeka dari Argentina dan Chile di selatan hingga Meksiko di utara. Sementara itu, Kuba dan Puerto Riko masih dijajah oleh Spanyol hingga meletusnya Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898.
Republik-republik yang baru didirikan dari awal sudah menghapuskan sistem klasifikasi dan hierarki ras, sistem kasta, inkuisisi, dan gelar kebangsawanan. Perbudakan tidak langsung dihapuskan, tetapi akan diakhiri dalam waktu seperempat abad. Kelompok Criollo (keturunan Spanyol yang lahir di Amerika) dan mestizo (campuran darah Indian dan Spanyol) mulai mengisi jabatan-jabatan pemerintahan dan menggantikan orang-orang kelahiran Spanyol. Kelompok Criollo tetap berada di puncak struktur sosial. Dalam waktu satu abad kemudian, kelompok konservatif dan liberal bersetuju untuk membatalkan atau memperkuat perubahan sosial dan politik yang dipicu oleh pemberontakan tersebut.
Konflik ini berlangsung dalam berbagai tingkatan, baik itu peperangan ireguler maupun peperangan konvensional, serta perang pembebasan nasional dan perang saudara. Walaupun beberapa orang Spanyol Amerika merasa bahwa kemerdekaan itu diperlukan, banyak pendukung pemerintahan baru yang merasa bahwa pemerintahan baru hanya dibutuhkan untuk mempertahankan otonomi wilayah mereka dari kekuasaan Prancis. Dalam waktu beberapa dasawarsa kemudian, ketidakstabilan politik di Spanyol dan restorasi rezim absolutis di bawah kepemimpinan Ferdinand VII berhasil meyakinkan banyak orang Spanyol Amerika untuk merdeka.
Proses kemerdekaan Amerika Latin berlangsung dengan latar belakang politik dan intelektual yang dipengaruhi oleh Abad Pencerahan.
Catatan kaki