Peradaban Indus,[3]2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan India barat.[4] Peradaban ini juga dikenal peradaban yang berpusat di kota Mohenjo Daro dan Harrapa.[5] Keruntuhan peradaban ini ditengarai disebabkan Sungai Saraswati Veda yang mengalami kekeringan pada sekitar akhir 1900 SM akibat tingkat radiasi matahari yang cukup tinggi sehingga memengaruhi curah hujan di sekitar lembah.[6][7] Para arkeolog mengungkapkan peradaban Lembah Indus merupakan peradaban kuno paling luas yang ditemukan setelah situs peradaban Mesopotamia dan Mesir. Pada tahun 1980 peradaban Lembah Indus ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.[8][1][9]
Masyarakat
Orang-orang Dravida atau penutur bahasa Proto-Dravida (leluhur dari Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam) yang diperkirakan merupakan pendiri kota kuno ini sendiri masih menjadi perdebatan dikalangan para arkeolog.[10] Riwayat mereka tak dapat ditelusuri hingga sekarang. Bahasa dan aksara mereka dalam artefak-artefak yang ditemukan di sana masih sedikit yang dapat dipecahkan hingga sekarang.[11] Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan tanda-tanda sistem kasta seperti kuil-kuil dan monumen besar yang megah.[12][13] Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan (sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial).[14] Berdasarkan dari peninggalan yang ditemukan, mereka merupakan salah satu peradaban yang sudah maju dengan adanya bukti timbangan dan ukuran yang sudah memiliki standar, ukiran cap, stempel perangko, tembikar dan telah mengenal teknik peleburan logam seperti tembaga, perunggu, dan timah.[11][15] Disamping itu Mohenjo Daro dan Harappa merupakan kota yang sangat berkembang, banyak rumah yang memiliki sumur dan kamar mandi serta sistem saluran air bawah tanah yang kompleks.[4][12][16]
Keruntuhan
Keruntuhan peradaban ini diduga disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim pada masa itu menyebabkan zaman es kecil yang mengakibatkan musim kemarau menjadi lebih kering yang berdampak negatif terhadap pertanian. Hal inilah yang membuat masyarakat peradaban tersebut pindah ke desa-desa kecil di kaki bukit Himalaya. Selain itu pada saat yang sama datang peradaban Indo-Arya dengan membawa peralatan yang lebih canggih.[17] Bangsa Indo-Arya ini ditengarai menyerang masyarakat Lembah Sungai Indus karena di sekitar bekas kota ditemukan sisa kerangka yang seolah-olah menunjukkan bukti kuat adanya penyerbuan.[18] Dugaan lainnya dari keruntuhan peradaban ini adalah disebabkan oleh banjir karena kota ini tampaknya begitu padat penduduk dan banjir telah terjadi berulang kali,[18] namun sayangnya bukti ini dirasa kurang kuat karena tidak seluruh kota hancur oleh banjir.[12] Dugaan lainnya adalah karena perkembangan sosial budaya dari pertanian ke bidang lainnya sehingga kota ini kemudian ditinggalkan.[12]
^For example, in the titles of the works used to reference this article by Habib (2015), Marshall (ed., 1931 and 1996), Parpola (2015), Possehl (2002), and Sullivan (1964)
Allchin, Bridget (1997). Origins of a Civilization: The Prehistory and Early Archaeology of South Asia. New York: Viking.
Allchin, Raymond (ed.) (1995). The Archaeology of Early Historic South Asia: The Emergence of Cities and States. New York: Cambridge University Press.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Aronovsky, Ilona; Gopinath, Sujata (2005). The Indus Valley. Chicago: Heinemann.
Basham, A. L. (1967). The Wonder That Was India. London: Sidgwick & Jackson. hlm. 11–14.
Cavalli-Sforza, Luigi Luca; Menozzi, Paolo; Piazza, Alberto (1994), The History and Geography of Human Genes, Princeton University Press
Coningham, Robin; Young, Ruth (2015), The Archaeology of South Asia: From the Indus to Asoka, c.6500 BCE–200 CE, Cambridge University Press
Dani, Ahmad Hassan (1984). Short History of Pakistan (Book 1). University of Karachi.
Dani, Ahmad Hassan; Mohen, J-P. (eds.) (1996). History of Humanity, Volume III, From the Third Millennium to the Seventh Century BC. New York/Paris: Routledge/UNESCO. ISBN0-415-09306-6.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Gallego Romero, Irene; et al. (2011), "Herders of Indian and European Cattle Share their Predominant Allele for Lactase Persistence", Mol. Biol. Evol., 29: 249–60, doi:10.1093/molbev/msr190, PMID21836184
Gupta, S. P. (1996). The Indus-Saraswati Civilization: Origins, Problems and Issues. Delhi: Pratibha Prakashan. ISBN81-85268-46-0.
Gupta, S. P. (ed.) (1995). The lost Sarasvati and the Indus Civilisation. Jodhpur: Kusumanjali Prakashan.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Habib, Irfan (2002), The Making of History: Essays Presented to Irfan Habib, Anthem Press
Heggarty, Paul; Renfrew, Collin (2014), "South and Island Southeast Asia; Languages", dalam Renfrew, Collin; Bahn, Paul, The Cambridge World Prehistory, Cambridge University Press
Manuel, Mark (2010), "Chronology and Culture-History in the Indus Valley", dalam Gunawardhana, P.; Adikari, G.; Coningham Battaramulla, R.A.E., Sirinimal Lakdusinghe Felicitation Volume, Neptune
Mascarenhas, Desmond D.; Raina, Anupuma; Aston, Christopher E.; Sanghera, Dharambir K. (2015), "Genetic and Cultural Reconstruction of the Migration of an Ancient Lineage", BioMed Research International, 2015: 1–16, doi:10.1155/2015/651415
Masson, Charles (1842). "Chapter 2: Haripah". Narrative of Various Journeys in Balochistan, Afghanistan and the Panjab; including a residence in those countries from 1826 to 1838. London: Richard Bentley. hlm. 472. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007.
McIntosh, Jane (2001). A Peaceful Realm: The Rise And Fall of the Indus Civilization. Boulder: Westview Press. ISBN0-8133-3532-9.
Mukherjee, Ashoke (2001b), "Rigvedic Sarasvati: Myth and Reality", Breakthrough, Vol.9, No.1, January 2001
Narasimhan, Vagheesh M.; Anthony, David; Mallory, James; Reich, David (2018), The Genomic Formation of South and Central Asia, bioRxiv292581
Lahiri, Nayanjot (ed.) (2000). The Decline and Fall of the Indus Civilisation. Delhi: Permanent Black. ISBN81-7530-034-5.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Palanichamy, Malliya Gounder (2015), "West Eurasian mtDNA lineages in India: an insight into the spread of the Dravidian language and the origins of the caste system", Human Genetics, 134 (6): 637–647, doi:10.1007/s00439-015-1547-4, PMID25832481
Pamjav, Horolma; Fehér, Tibor; Németh, Endre; Pádár, Zsolt (2012), "Brief communication: new Y-chromosome binary markers improve phylogenetic resolution within haplogroup R1a1", American Journal of Physical Anthropology, 149 (4): 611–615, doi:10.1002/ajpa.22167, PMID23115110
Semino, O; Passarino G, Oefner PJ (2000), "The genetic legacy of Paleolithic Homo sapiens sapiens in extant Europeans: A Y chromosome perspective", Science, 290: 1155–1159, doi:10.1126/science.290.5494.1155, PMID11073453
Shaffer, Jim G. (1995). "Cultural tradition and Palaeoethnicity in South Asian Archaeology". Dalam George Erdosy (ed.). Indo-Aryans of Ancient South Asia. Berlin u.a.: de Gruyter. ISBN3-11-014447-6.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link)
Shaffer, Jim G. (1999). "Migration, Philology and South Asian Archaeology". Dalam Bronkhorst and Deshpande (eds.). Aryan and Non-Aryan in South Asia. Cambridge: Harvard University, Dept. of Sanskrit and Indian Studies. ISBN1-888789-04-2.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penyunting (link)
Shaffer, Jim G. (1992). "The Indus Valley, Baluchistan and Helmand Traditions: Neolithic Through Bronze Age". Dalam R. W. Ehrich (ed.). Chronologies in Old World Archaeology (edisi ke-Second). Chicago: University of Chicago Press.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link)
Singh, Sakshi (2016), "Dissecting the influence of Neolithic demic diffusion on Indian Y-chromosome pool through J2-M172 haplogroup", Scientific Reports, 6: 19157, doi:10.1038/srep19157, PMC4709632, PMID26754573
Srinivasan, Doris (1975). "The So-Called Proto-śiva Seal from Mohenjo-Daro: An Iconological Assessment". Archives of Asian Art. 29: 47–58. JSTOR20062578.