Penyelidikan Jaksa Khusus yang berlangsung pada 2017 hingga 2019 (disebut juga sebagai penyelidikan Mueller, laporan Mueller, investigasi Mueller, dan investigasi Rusia)[1][2] adalah penyelidikan penegakan hukum dan kontra intelijen Amerika Serikat atas upaya pemerintah Rusia untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016. Menurut dokumen otorisasi yang ditandatangani oleh Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein pada 17 Mei 2017, ruang lingkup penyelidikan termasuk di antaranya tuduhan bahwa ada hubungan atau koordinasi antara kampanye kepresidenan Donald Trump dan pemerintah Rusia[3][4] serta "segala hal yang muncul atau mungkin timbul langsung dari penyelidikan". Ruang lingkup investigasi juga termasuk potensi adanya perbuatan menghalang-halangi proses pengadilan oleh Trump dan orang-orang lainnya.[5] Dilakukan oleh Kantor Penasihat KhususDepartemen Kehakiman yang dipimpin oleh Robert Mueller, yang merupakan seorang dari Partai Republik AS dan mantan DirekturBiro Investigasi Federal (FBI), penyelidikan Jaksa Khusus dimulai delapan hari setelah Presiden Trump memberhentikan direktur FBI James Comey, yang memimpin investigasi FBI yang ada sejak Juli 2016 ke dalam hubungan antara rekanan Trump dan pejabat Rusia. Setelah pemecatan Comey, lebih dari 130 anggota parlemen Demokrat di Kongres menyerukan penunjukan penasihat khusus, sementara FBI mulai menyelidiki Trump atas tuduhan menghalang-halangi proses pengadilan. Kantor jaksa khusus ini mengambil alih kedua investigasi FBI yang berlangsung sebelumnya.[6][7]
Investigasi tersebut menghasilkan puluhan dakwaan untuk kejahatan federal dan setidaknya delapan pengakuan atau vonis bersalah. Pada Agustus 2018, mantan ketua komite kampanye Trump, Paul Manafort dinyatakan bersalah atas delapan tuduhan kejahatan finansial di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Timur Virginia [8] dan sebulan kemudian mengaku bersalah atas konspirasi untuk menipu Amerika Serikat dan menghalangi proses pengadilan, dalam tawaran pembelaan untuk bekerja sama sepenuhnya dengan jaksa.[9][10] Investigasi juga menyebabkan mantan Penasihat Keamanan Nasional Trump, Michael Flynn mengaku bersalah membuat pernyataan palsu kepada FBI seputar diskusi mengenai sanksi dengan duta besar Rusia selama masa kampanye Trump,[11] dan kemudian diwajibkan menjadi saksi yang bekerja sama dalam penyelidikan.[12] Mueller selanjutnya mendapatkan pengakuan bersalah dari mitra bisnis Manafort Rick Gates, pengacara Belanda Alex van der Zwaan,[13] mantan penasihat kampanye Trump George Papadopoulos, pelobi W. Samuel Patten[14] dan Richard Pinedo.[15] Kecuali Van der Zwaan, semua telah menjadi saksi yang bekerja sama untuk simpatisan. Pada bulan Februari 2018, Mueller mendakwa 13 warga negara Rusia dan tiga entitas Rusia, terutama Internet Research Agency [16] dan pada Juni 2018 menambahkan dakwaan terhadap Konstantin Kilimnik, mitra bisnis Manafort,[17] yang di mana ia telah memberikan data internal seputar survei kampanye.[18] Pada Juli 2018, 12 anggota kelompok spionase dunia maya Rusia GRU yang dikenal sebagai Fancy Bear, yang bertanggung jawab atas peretasan email DNC 2016, turut didakwa.[19] Investigasi yang mengarah ke pengacara pribadi Trump Michael Cohen juga dirujuk ke kantor Kejaksaan Distrik Selatan New York.[20] Penasihat Trump selama puluhan tahun, Roger Stone juga didakwa atas tujuh dakwaan pada Januari 2019.[21]
Awalnya menerima dukungan bipartisan,[22][23] penyelidikan Penasihat Khusus kemudian kerap dikritik oleh Trump dan para pendukungnya. Trump telah mengkritik orang atau kelompok yang terkait dengan penyelidikan lebih dari 1.000 kali.[24] Pada 30 Januari 2019, dokumen pengadilan FBI mengungkapkan bahwa seseorang yang berlokasi di Rusia juga berusaha mendiskreditkan penyelidikan Jaksa Khusus melalui Twitter.[25][26] Orang-orang Rusia juga mengirim dokumen palsu ke wartawan.[27] Beberapa dugaan penyalahgunaan yang dilakukan penyelidik sempat mencuat dan segera dibantah.[28] Trump dan pendukungnya juga mengkritik biaya penyelidikan. Sampai Desember 2018, investigasi menelan biaya sekitar AS$ 25 juta sementara memperoleh sekitar AS$ 48 juta melalui penyitaan aset.[29][30]
Kantor Jaksa Khusus telah menyelesaikan penyelidikannya dan menyerahkan laporan akhir kepada Jaksa AgungWilliam Barr pada 22 Maret 2019.[31] Barr, yang dicalonkan Trump, telah menjadi Jaksa Agung pada 14 Februari 2019, mendapatkan pengawasan atas investigasi dari Plt. Jaksa Penuntut Umum yang ditunjuk Trump, Matthew Whitaker, yang telah mengambil sendiri pengawasan dari Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein pada 7 November 2018, disertai dengan pengunduran diri Jaksa Agung Jeff Sessions (yang telah menarik diri dari penyelidikan). Barr dan Whitaker sama-sama pernah mengkritik investigasi Mueller sebelum mereka menjabat.
Pada 24 Maret, Jaksa Agung Barr mengirim surat sepanjang empat halaman kepada Kongres AS mengenai temuan penasihat khusus mengenai campur tangan Rusia dan menghalangi penyelidikan.[32] Barr mengatakan bahwa mengenai masalah campur tangan Rusia dalam pemilihan, Mueller merinci dua cara di mana Rusia berusaha untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS dengan mendukung Trump, tetapi "tidak menetapkan bahwa anggota Kampanye Trump berkonspirasi atau berkoordinasi dengan pemerintah Rusia dalam kegiatan mengganggu pemilihan umum. " [33][34][35][36] Mengenai tuduhan menghalang-halangi penyelidikan, Barr mengatakan tidak ada kesimpulan yang dicapai oleh penasihat khusus, mencatat bahwa Mueller menulis "sementara laporan ini tidak menyimpulkan bahwa Presiden melakukan tindakan kriminal, [laporan] ini juga tidak membebaskannya [dari tuduhan tersebut]." [33][37] Berdasarkan kebijakan Departemen Kehakiman, kemungkinan kasus tersebut dikirim ke jaksa agung dan wakil jaksa agung untuk ditinjau; Barr dan Rosenstein sama-sama menyimpulkan bahwa kasus tersebut tidak dapat dibuktikan di pengadilan.[38][39][40]
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkankategori.