Mata manusia menggunakan tiga jenis sel kerucut untuk mengindera cahaya pada tiga pita warna. Pigmen hayati sel kerucut memiliki nilai serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 420 nm (biru), 534 nm (hijau kebiruan), dan 564 nm (hijau kekuningan). Tingkat sensitivitas ketiga sel kerucut ini saling tumpang tindih untuk memberikan penglihatan pada seluruh spektrum kasatmata. Efisiensi maksimum mata manusia adalah 683 lm/W pada panjang gelombang 555 nm (hijau).[1]
Panjang gelombang yang diserap ketika seseorang berada dalam lingkungan fotopik bervariasi bergantung pada intensitas cahaya. Untuk wilayah biru-hijau (500 nm), 50% cahaya mencapai titik gambar retina.[2]
Adaptasi jauh lebih cepat di bawah penglihatan fotopik. Adaptasi bisa terjadi dalam waktu 5 menit untuk penglihatan fotopik, tetapi bisa memakan waktu 30 menit untuk bertransisi dari fotopik ke skotopik.[2]
Kebanyakan orang dewasa yang lebih tua kehilangan sensitivitas kontras spasial fotopik. Orang dewasa pada usia 70-an membutuhkan kontras tiga kali lebih banyak untuk mendeteksi frekuensi spasial tinggi dibandingkan dengan orang dewasa yang berusia 20-an.[3]
Mata manusia menggunakan penglihatan skotopik ketika berada di kondisi cahaya rendah (pencahayaan 10-6 hingga 10-3,5 cd/m2), dan penglihatan mesopik pada kondisi intermediat (pencahayaan 10-3 hingga 100,5 cd/m2).