Pengepungan Paris (885–886)
Pengepungan Paris 885–86 adalah pengepungan yang dilancarkan oleh bangsa Viking selama penjarahan wilayah Sungai Seine di Kerajaan Francia Barat. Pengepungan ini adalah salah satu peristiwa terpenting pada masa kekuasaan Karl yang Gendut dan mengakibatkan kemunduran Kekaisaran Karoling. Peristiwa ini juga membuktikan pentingnya kota Paris dari sisi strategis, terutama menimbang bahwa Paris sudah menjadi salah satu kota terbesar di Prancis pada masa itu. Rincian mengenai pengepungan ini tercatat dalam puisi Latin Bella Parisiacae urbis karya Abbo Cernuus yang menjadi saksi mata langsung. Dengan ratusan kapal dan puluhan ribu pasukan, bangsa Viking tiba di luar kota Paris pada akhir November 885. Pertama-tama mereka meminta upeti, tetapi permintaan ini ditolak oleh Odo, Comte Paris, meskipun ia hanya mampu mengumpulkan ratusan pasukan untuk mempertahankan kota. Bangsa Viking melancarkan serangan dengan menggunakan mesin-mesin pengepungan, tetapi gagal menembus tembok kota meskipun sudah melancarkan serangan selama berhari-hari. Pengepungan masih diteruskan, tetapi tidak terjadi serangan yang berarti selama berbulan-bulan. Sementara itu, sebagian besar orang Viking meninggalkan Paris dan melanjutkan perjalanan ke hulu untuk meneruskan penjarahan. Bangsa Viking kembali mencoba merebut kota ini pada musim panas, tetapi mereka mengalami kegagalan dan pasukan Karl yang Gendut tiba pada bulan Oktober. Namun, Karl memerintahkan kepada pasukannya agar mereka berhenti menyerang bangsa Viking. Karl malah mengizinkan bangsa Viking meneruskan perjalanannya di Sungai Seine untuk menyerang Bourgogne (yang sedang memberontak). Karl bahkan menjanjikan pembayaran 700 livres (257 kg) perak. Keputusan ini mengecewakan orang-orang Paris. Odo juga menolak keputusan ini dan ia mencoba mengingkari janji yang diberikan oleh Karl. Setelah Karl meninggal pada tahun 888, Odo terpilih sebagai Raja Franka pertama yang tidak berasal dari Dinasti Karoling. Catatan kaki
Daftar pustaka
|