Pengepungan Kobanî dilancarkan oleh militan ISIS pada tanggal 13 September 2014[11] dengan tujuan untuk merebut kota Kobanî dan kawasan di sekitarnya yang terletak di wilayah otonom Rojava di Suriah utara.
Pada tanggal 2 Oktober 2014, ISIS telah berhasil merebut 350 desa dan kota Kurdi di dekat Kobanê,[12] sehingga 300.000 orang Kurdi mengungsi ke Provinsi Şanlıurfa di Turki.[13] Pada Januari 2015, jumlahnya bertambah menjadi 400.000.[14] Satuan Perlindungan Rakyat (YPG) lalu melancarkan operasi militer untuk merebut kembali wilayah Kobane dengan bantuan dari kelompok Burkan al-Furat, beberapa bala bantuan dari Tentara Pembebasan Suriah dan pasukan Peshmerga dari Kurdistan Irak. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya juga membantu YPG dengan melancarkan serangan udara terhadap ISIS.[15]
Pada 26 Januari 2015, YPG dan sekutu-sekutunya mulai merebut kembali kota Kobanî dan secara perlahan mengusir ISIS. Kota ini direbut kembali pada tanggal 27 Januari, tetapi sebagian besar di wilayah Kobanî masih dikuasai ISIS.[8][16] Milisi Kurdi dengan bantuan dari kelompok militer Arab dan serangan udara Amerika dan sekutunya lalu mulai merebut desa-desa di sekitar Kobanî dan ISIS mundur sejauh 25 km dari kota Kobanî pada tanggal 2 Februari.[17][18] Pada akhir April 2015, hampir semua desa yang direbut ISIS telah dibebaskan, tetapi mereka masih mengendalikan beberapa desa yang mereka rebut di wilayah barat laut Kegubernuran Raqqa.[9] Pada akhir Juni 2015, ISIS kembali melancarkan serangan untuk merebut kota ini yang menewaskan paling tidak 233 warga.[19][20] Namun, pasukan ISIS langsung dipukul mundur.
Pertempuran Kobanî dianggap sebagai titik balik dalam perang melawan ISIS.[21]
Catatan kaki