tidak diketahui; dicurigai dilakukan oleh kelompok anarkis dari Italia bernama Galleanis
Motif
menurut dugaan adalah pembalasan atas penahanan sejumlah anggota Galleanis
Pengeboman Wall Street adalah suatu kejadian terorisme yang terjadi pada tanggal 16 September1920 jam 12:01 siang, di distrik finansial Manhattan di kota New York.
Ini adalah bom yang paling hebat yang terjadi di Amerika selama kurun waktu tujuh tahun hingga terjadinya Bencana Bath School. 38 orang terbunuh dan 400 lainnya menderita luka-luka akibat ledakan bom tersebut.[1]
Kronologi kejadian
Pada siang itu saat jam makan siang dan situasi jalanan di Wall Street amat ramai, sebuah mobil wagon dengan gerbong berisikan kuda melintasi jalanan tersebut. Mobil tersebut kemudian berhenti di seberang kantor pusat bankJ.P. Morgan Inc. pada 23 Wall Street, di sudut distrik finansial yang ramai.
Di dalam mobil tersebut terdapat 100 pon (45 kg) dinamit dengan 500 pon (230 kg) serpihan besi yang diledakkan dengan menggunakan pemicu waktu yang menghamburkan pecahan besi kesekelilingnya. Kuda dan mobil wagon tersebut hancur lebur. Potongan-potongan tubuh berserakan di jalanan dan bom tersebut menimbulkan kerusakan bangunan yang mengakibatkan kerugian mencapai 2 juta USD, interior gedung Morgan mengalami keretakan. sebuah mobil terlempar keudara dan pecahan kaca berserakan hingga beberapa blok jauhnya. Bekas-bekas pengeboman tersebut hingga hari ini masih dapat disaksikan di bangunan tersebut [1]Diarsipkan 2007-10-18 di Wayback Machine.). Banyak sekali orang yang mengatakan bahwa bom lainnya berada didekat situ dan ini mengakibatkan kepanikan.
Beberapa saat sebelum bom tersebut meledak, sebuah surat peringatan diletakkan pada kotak pos yang terletak di sudut jalan Cedar Street dan jalan Broadway.
Peringatan tersebut bunyinya:
Ingat, kita tidak akan mentoleransi lebih lama lagi. Bebaskan seluruh tahanan politik atau akan menjadi kematian bagi kalian semua. Pejuang Anarkis Amerika.
Bom tersebut gagal membunuh pejabat tinggi pemerintahan, melainkan hanya pesuruh kantor, pejalan kaki, dan penulis steno yang menjadi korbannya.[2]
Reaksi
Wall Street dibuka kembali keesokan harinya dengan bukti-bukti pengeboman yang ditutupi pakaian. Masyarakat menjadi resah, surat kabar memuat dalam berita utamanya bahwa ada kemungkinan akan terjadinya pengeboman terhadap gedung lainnya, juga jembatan pada wilayah West Coast juga menjadi target teroris. Meskipun demikian, perusahaan J.P. Morgan memutuskan untuk tidak memperbaiki kerusakan yang terlihat pada jalan Wall Street nomor 23 tersebut dan hingga hari ini masih dapat terlihat.
Pelaku pengeboman
Kelompok anarkis dicurigai sebagai pelakunya, khususnya kelompok Galleanis, yang merupakan kelompok anarkis pengikut Luigi Galleani. Kelompok Galleanis ini memiliki motif untuk merencanakan pengeboman sebab mereka marah atas dakwaan pembunuhan atas diri 2 orang rekan mereka yang bernama Sacco dan Vanzetti.[3]
Terjadinya peningkatan diskriminasi terhadap para imigran dan orang asing, khususnya mereka yang berasal dari Eropa Timur dan Sisilia setelah terjadinya serangan bom tersebut. Penyelidik memeriksa ratusan kandang kuda untuk menemukan siapa yang membeli kuda dan mobil wagon tersebut namun tidak ada suatupun bukti yang terungkap. Surat tersebut dianalisis dan dari struktur bahasanya ditemukan bahwa memiliki persamaan dengan selebaran "bom" yang ditinggalkan oleh para anggota Galleanis, tetapi bukti ini tidak cukup. FBI akhirnya menutup kasus ini pada tahun 1940, dan kejahatan pengeboman ini tidak pernah terungkap.[4]
Para ahli sejarah termasuk juga Paul Avrich, menduga keras bahwa salah seorang Galeanis yang bernama Mario Buda, yang merupakan rekan dari Sacco dan Vanzetti adalah pelaku pengeboman sebagai bentuk pembalasan atas penangkapan dan dakwaan yang diajukan kepada sahabatnya sesama Galleanis. Buda (pada waktu itu diketahui bernama Mike Boda) baru saja mengatur cara guna menghindari pihak yang berwenang saat terjadinya penangkapan terhadap Sacco dan Vanzetti, ia merupakan seorang ahli penggunaan dinamit dan diyakini sebagai perakit bom dengan menggunakan sinamit bagi kelompok Galleanis. Dia juga berada di kota New York saat terjadinya pengeboman tersebut. Namun ia tidak pernah ditangkap ataupun diperiksa oleh polisi. Setelah meninggalkan kota New York, Buda menggunakan nama aslinya sewaktu mengajukan permohonan paspor dari wakil konsulItali, lalu ia pergi berlayar ke Naples. Pada bulan November ia kembali ke kampungnya di Italia, dan tidak pernah kembali menginjakkan kakinya di Amerika.never to return to the United States.[5]