Pada bulan Desember 2013, dua serangan bom terpisah yang menargetkan transportasi umum di kota Volgograd, Oblast Volgograd di Rusia Selatan, menewaskan lebih dari 30 orang, termasuk 2 pelaku.
Pada tanggal 29 Desember 2013, pengeboman bunuh diri terjadi di stasiun Volgograd-1 di kota Volgograd, Oblast Volgograd di Rusia Selatan, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 50 lainnya. Serangan ini awalnya diduga dilakukan oleh seorang pengebom bunuh diri wanita,[3][4][5] meski kemudian muncul ketidakjelasan seputar identitas pelaku.[6] Sejumlah kantor berita menyebutkan bahwa pelakunya adalah pria.[7] Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, namun pemerintah Rusia menganggapnya sebagai aksi terorisme.[8]
Pukul 12:45 Waktu Moskwa,[9] pengebom bunuh diri (Shahidka) Oksana Aslanova[3] meledakkan sabuk peledak TNT 10-kilogram (22 pon) di stasiun Volgograd-1.[10] Ledakan tersebut menewaskan 17 orang dan melukai 44 lainnya. 38 orang dilarikan ke rumah sakit.[1]ITAR-TASS menyatakan bahwa ledakan terjadi di samping detektor logam dekat pintu masuk stasiun.[11] Ledakan ini direkam oleh kamera CCTV.[8]
Presiden RusiaVladimir Putin memerintahkan agar para korban yang luka parah diterbangkan ke Moskwa untuk mendapatkan perawatan khusus.[8] Menteri Dalam Negeri Rusia memerintahkan pengetatan keamanan di semua fasilitas transportasi di seluruh Rusia.[12] Sekretaris Jenderal NATOAnders Fogh Rasmussen mengutuk serangan ini sebagai "tindakan barbar" dan menyatakan bahwa "NATO dan Rusia bersama-sama memerangi terorisme, termasuk dalam pengembangan teknologi untuk mencegah serangan di sistem transportasi umum."[13]Komite Olimpiade Internasional menyatakan simpatinya untuk para korban dan menegaskan bahwa mereka percaya penjagaan Olimpiade mendatang di Rusia bisa dipercaya.[12]
30 Desember
Serangan bunuh diri kedua terjadi pada pagi 300 Desember di distrik Dzerzhinsky di Volgograd. Serangan ini menargetkan bus gandeng nomor 15 yang menghubungkan wilayah pinggiran dengan pusat kota Volgograd ketika bus sedang melewati salah satu pasar kota.[14] Dari foto saksi mata, tampaknya ledakan terjadi di belakang bus gandeng.[15] Empat belas orang dilaporkan tewas dan 41 lainnya cedera, 27 di antaranya dirawat di rumah sakit.[2] Sisa-sisa pengebom pria ditemukan dan sedang diidentifikasi.[15]
Pengaruh
Pemerintah daerah mengumumkan lima hari berkabung untuk korban serangan ini.[15]