Penenggelaman armada Prancis di Toulon merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 27 November 1942 untuk menghindari penangkapan oleh pasukan Jerman Nazi.
Invasi Blok Sekutu di Afrika Utara telah memprovokasi Jerman untuk menyerang ‘Zona Bebas’ (Prancis Vichy), yang secara resmi netral menurut Gencatan Senjata 1940. Sekretaris Angkatan Laut Vichy, Laksamana Darlan, membelot dan bergabung dengan De Gaulle dan Prancis Bebas, yang mendapatkan peningkatan dukungan baik dari prajurit maupun masyarakat. Penggantinya, Laksamana Auphan, menebak dengan benar bahwa Jerman bertujuan untuk merebut armada besar di Toulon, dan mengeluarkan perintah untuk menenggelamkan kapal-kapal tersebut.
Jerman meluncurkan serangan besar-besaran, akan tetapi kru angkatan laut menggunakan taktik tipuan untuk menunda musuh hingga jalan buntu dapat dilaksanakan. Operasi Jerman dianggap gagal, dengan menangkap 39 kapal kecil, sementara Prancis menghancurkan 77 kapal, dan beberapa kapal selam melarikan diri ke Afrika Utara Prancis. Hal itu menandai akhir dari Prancis Vichy sebagai kekuatan yang dapat dipercaya.