Pemuliaan mutasi, kadang-kadang disebut pemuliaan variasi, adalah proses mengekspos benih dengan zat kimia atau radiasi guna menghasilkan mutan dengan ciri yang diinginkan, untuk dibiakkan dengan kultivar lain. Tanaman yang dibuat dengan cara mutagenesis kadang-kadang dinamakan tanaman mutagenik atau benih mutagenik.
Dari tahun 1930 hingga 2014, ada lebih dari 3.200 varietas tanaman mutagenik,[1][2] baik yang diturunkan sebagai mutan langsung (70%) atau dari keturunannya (30%).[3] Tanaman pangan atau tanaman budidaya telah menggunakan 75% spesies mutagenik yang telah disebarkan dan 25% sisanya berupa tanaman hias.[4] Meskipun FAO/IAEA sudah melaporkan pada tahun 2014 bahwa ada lebih dari 1.000 varietas mutan tanaman pangan utama yang telah ditanam di seluruh dunia,[1] sampai saat ini masih tidak jelas sudah berapa banyak dari varietas ini yang sekarang masih digunakan dalam pertanian atau hortikultura di seluruh dunia, karena benih-benih ini tidak selalu dapat diidentifikasi atau ditandai memiliki bukti mutagenik.[5]
Sejarah
Menurut sejarawan pertamanan Paige Johnson
Setelah Perang Dunia II, ada upaya bersama untuk penggunaan 'damai' dari energi atom. Salah satu idenya adalah untuk membombardir tanaman dengan radiasi sehingga menghasilkan banyak mutasi, beberapa di antaranya, diharapkan, akan menyebabkan tanaman dapat lebih kuat, tahan terhadap penyakit, tahan dingin atau hanya sekedar untuk membuat tanaman memiliki warna yang tidak biasa. Percobaan ini tidak hanya dilakukan di laboratorium nasional kebun gamma raksasa di Amerika Serikat, tetapi juga di Eropa dan negara-negara bekas Uni Soviet.[6]
Referensi