Pemilihan umum kepala daerah di Kalimantan Selatan 2010
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2010 terdiri dari 3 pemilihan, yakni pemilihan gubernur dan wakil gubernur, pemilihan wali kota dan wakil wali kota dan pemilihan bupati dan wakil bupati.
Semenjak diberlakukan otonomi daerah, maka pemilihan kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat. Perhelatan pemilihan kepala daerah Kalimantan Selatan yang dilaksanakan pada 2 Juni2010 merupakan yang kedua dalam sejarah pemilihan kepala daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
Jika mengacu Undang-undang Pemerintah Daerah Nomor 32 Tahun 2004, pemilihan kepala daerah hanya dilaksanakan satu putaran jika ada pemenang yang meraih suara di atas 25 persen.
Pada awalnya, pemilihan umum gubernur dan wakil gubernur Kalsel dilaksanakan pada tanggal 16 Juni2010, namun kemudian dimajukan menjadi tanggal 2 Juni2010[1] dan pilkada di 7 kabupaten/kota ditetapkan serentak pada tanggal itu juga dengan alasan masa jabatan gubernur akan habis pada bulan Agustus 2010 dan untuk mencegah jika ada protes dari pihak kandidat yang kalah maupn konflik-konflik yang akan membuat proses pelantikan kepala daerah menjadi lama.[2]
Untuk memajukan jadwal Pilkada ini, pihaknya telah mengirimkan surat kepada seluruh KPU kabupaten/kota se-Kalsel.[2] Seluruh KPU kabupaten/kota di Kalsel setuju dan menyambut baik rencana memajukan Pilkada 2010 Kalsel tersebut. Pilkada Kalsel 2010 akan dilaksanakan serentak dengan pilkada di tujuh kabupaten/kota.
Persiapan
Untuk melaksanakan pilkada kalsel 2010 ini, diperlukan dana yang tidak sedikit. Menurut sebuah sumber, dana yang dikucurkan untuk penyelenggaraan pilkada kalsel 2010 ini adalah sebesar Rp50 Miliar.[3] Oleh karena itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Selatan segera mencairkan dana pilkada kalsel 2010 tersebut sebesar Rp50 Miliar.[3] Dana tahap awal akan digunakan untuk membayar honor dan pelatikan PPK, PPS dan KPPS.
"Tidak ada masalah dengan dana pilkada kalsel 2010 dan dalam waktu dekat kami mulai mencairkannya," kata Kepala Bagian Umum dan Logistik KPU Kalimantan Selatan (Kalsel) Anang Junaidi.[3]
Menurutnya, yang paling mendesak dari pencairan dana pilkada kalsel 2010 itu adalah pembayaran honor ribuan petugas di lapangan. Berdasarkan data, jumlah seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sebanyak 119, Panitia Pemungutan Suara (PPS) 1.955, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebanyak 8.845 orang. Honor mereka berkisar antara Rp300.000,- hingga Rp1 juta per orang.[3]
Anang kembali mengatakan, sejauh ini para petugas di lapangan mulai melakukan pemutakhiran data pemilih. Pemutakhiran data juga melibatkan partai politik, sehingga keakuratan data pemilih lebih baik jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Jumlah pemilih di Kalsel diperkirakan bertambah hingga 10% dari pemilih saat pemilihan presiden (pilpres) lalu yang mencapai 2.478.976 orang. Dana pilkada Kalsel yang akan berlangsung 2 Juni mendatang ditetapkan sebesar Rp.50 miliar, ditambah Rp.26 miliar apabila pilkada berlangsung dua putaran.[4]
Pelaksanaan
Pilkada (pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Kalsel, pemilihan calon wali kota dan calon wakil wali kota di 2 kota dan pemilihan calon bupati dan calon wakil bupati di 5 kabupaten) digelar serentak pada tanggal 2 Juni2010. Enam ribu personel dari Polda Kalimantan Selatan dikerahkan untuk mengamankan jalannya pemilu kada.[5] Tempat pemungutan suara di seluruh Kalsel berjumah 8.241 buah TPS dengan anggota PPS sebanyak 1.983 orang dan anggota PPK sebanyak 151 orang.[5] Waktu pencoblosan dimulai sejak dibukanya TPS, yaitu pukul 07.00 dan pencoblosan berakhir pada pukul 13.00. Jumlah pemilih tetap dan terdaftar berjumlah sebanyak 2.623.296 jiwa yang terbagi dalam 6 zona (pilgub),[5] yakni:
Berikut ini adalah daftar nama-nama kandidat calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kalimantan Selatan sesuai dengan nomor urut yang ditetapkan oleh KPU masing-masing daerah dengan cara pengundian.
Wilayah pembagian kampanye terbuka dibagi menjadi tiga zona, yakni zona 1 (Paringin, Paringin Selatan dan Lampihong), zona 2 (Halong dan Juai) dan zona 3 (Awayan, Tebing Tinggi dan Batu Mandi)[10]
Daftar pemilih tetap untuk pemilu kada di Kabupaten Banjar sebanyak 356.628 pemilih.[12] KPU membagi Banjar menjadi dua wilayah kampanye. Wilayah A, terdiri atas Kecamatan Astambul, Mataraman, Simpang Empat, Pengaron, Sungai Pinang, Sambung Makmur, Telaga Bauntung dan Paramasan.
Sedangkan wilayah B, terdiri atasa Kecamatan Martapura Kota, Martapura Barat, Martapura Timur, Karang Intan, Aranio, Sungai Tabuk, Gambut, Kertak Hanyar, Tatah Makmur, Aluh-Aluh dan Beruntung Baru.[13]
Wilayah pembagian kampanye terbuka dibagi menjadi lima zona, yakni zona 1 (Haruyan dan Labuan Amas Utara), zona 2 (Barabai, Batu Benawa, Hantakan), zona 3 (Labuan Amas Selatan dan Pandawan), zona 4 (Batang Alai Selatan dan Batang Alai Timur), dan zona 5 (Batang Alai Utara dan Limpasu).[15]
Berikut adalah perolehan suara dari pilkada gubernur Kalsel dan pilkada 7 kabupaten/kota dengan total mencapai 100 persen menurut hasil perhitungan oleh KPU setempat.
Berdasarkan hasil perolehan suara di atas yang diperoleh dari hasil rekapitulasi KPU Kalsel, maka pasangan Dua Rudy secara resmi ditetapkan menjadi pemenang pilgub Kalimantan Selatan tahun 2010. Pasangan Rudy Ariffin-Rudy Resnawan dilantik pada tanggal 8 Agustus2010 di gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin.[20][21]
Berdasarkan hasil dari rapat pleno penetapan pasangan wali kota terpilih, pihak KPU Kota Banjarmasin telah menetapkan pasangan Muhidin dan Irwan Ansyari sebagai pemenang dalam Pilkada Kota Banjarmasin 2 Juni 2010 lalu. Pelantikan Muhidin-Irwan Ansyari dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus2010[24] di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin.[25][26][27]
Dengan hasil tersebut yang diumumkan oleh KPU Banjarbaru, maka Pilkada Banjarbaru digelar dua putaran lantaran hasil akhir perolehan suara setiap pasangan calon tak ada yang menembus 30 persen[29] (karena kandidat Pilkada Banjarbaru ada 7, sehingga perolehan suara tertinggi adalah 30 persen). Hasil rekapitulasi menyebutkan, pasangan Ruzaidin Noor–Ogi Fajar Nuzuli meraih 24.142 suara atau 28,9 persen. Disusul Arie Sofyan–Budi Yamin dengan 18.177 suara (21,7 persen) yang berada di peringkat kedua. Pilkada putaran kedua akan digelar pada tanggal 21 Juli2010 mendatang.
Berdasarkan hasil perolehan suara di atas yang diperoleh dari hasil rekapitulasi KPU Kota Banajarbaru, maka Pasangan Ruzaidin-Ogi ditetapkan sebagai pemenang pilkada putaran kedua karena perolehan suaranya mengungguli pasangan lain, dengan meraih 43.963 suara atau 61 persen. Pelantikan pasangan wali kota-wakil wali kota Banjarbaru terpilih dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus2010 di gedung Bina Satria, Kota Banjarbaru. Sebanyak 103 personel kepolisian mengamankan acara pelantikan dan sedikitnya 2.000 undangan sudah disebar untuk pelantikan itu.[31]
Berdasarkan hasil perolehan suara di atas yang diperoleh dari hasil rekapitulasi KPU Balangan, maka pasangan Sefek–Ansharuddin ditetapkan menjadi pemenang Pilkada Balangan 2010. Pelantikan Sefek–Ansharuddin dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus2010 di Gedung Mahligai Mayang Maurai, Paringin, Balangan dan dilantik oleh gubernur Rudy Ariffin.[33]
Dengan hasil perolehan suara kedua kandidat tersebut, maka KPU Banjar menetapkan pasangan Dua Saleh sebagai bupati dan wakil bupati Banjar terpilih.[34] Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Banjar dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus2010 oleh gubernur Rudy Ariffin dalam sidang paripurna istimewa DPRD Banjar[35] di ruang Mahligai Sultan Adam, gedung DPRD Kabupaten Banjar.[36]
Meski dilantik sebagai Bupati Banjar untuk kedua kalinya, namun Khairul Saleh akan dilantik dengan nama berbeda dibanding lima tahun sebelumnya. Jika pada periode pertama pemerintahannya ia menggunakan nama H. Gusti Khairul Saleh, maka pada periode kedua ini, nama resminya menjadi Pangeran H. Khairul Saleh. Hal ini menyusul terpilihnya dia sebagai Raja Muda Banjar pada Musyawarah Tinggi Adat Kesultanan Banjar di Hotel Arum Banjarmasin, 24 Juli2010, dimana ia dianugerahi gelar Pangeran oleh pemangku adat yang berasal dari 13 kabupaten/kota di Kalsel.[37]
Berdasarkan hasil perolehan suara di atas, maka pasangan Harun-Faqih memenangkan Pilkada HST tahun 2010. Pelantikan Harun-Faqih dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus2010 di Pendopo Jalan Bakti, Barabai oleh gubernur Rudy Ariffin sesuai Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.63-348 Tahun 2010 dan Nomor 132.63-349 Tahun 2010 tentang pengesahan pemberhentian dan pengesahan pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah.[39][40]
Namun, dengan persentase yang tipis antara pasangan nomor 1 dan nomor 2, maka pasangan nomor 2, yakni Alamsyah-Abdul Haris menggugat ke Mahkamah Konstitusi[43] karena menduga terjadinya kecurangan dalam pilkada Kotabaru. Namun, gugatan itu akhirnya ditolak oleh MK dalam sidang keempat kalinya karena tidak terbukti adanya pelanggaran sistematis dan terstruktur.[44]
Dengan demikian, pasangan Irhami-Rudy resmi menjadi bupati dan wakil bupati Kotabaru terpilih. Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus2010 oleh gubernur Rudy Ariffin di gedung Mahligai Pemuda, Kotabaru.[45]
Kabupaten Tanah Bumbu
No.
Nama Pasangan
Perolehan Suara
1
Burhanuddin–Surinto
30.127 suara (23,07%)
2
M. Iqbal Yudianoor–M. Hasby
28.632 suara (21.92%)
3
Hamsury–Sartono
34.059 suara (26,08%)
4
Mardani H. Maming–Difriadi Darjat
37.795 suara (28,94%)
Berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tanah Bumbu, pilkada kabupaten itu akan dilaksanakan dalam putaran dua.[46]
Empat pasangan calon bupati dan wakil bupati tidak ada yang memperoleh suara memenuhi batas minimal 30 persen plus satu. Sesuai Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan perubahannya yakni UU No 12 Tahun 2008, maka pemilihan kedua harus dilakukan dengan diikuti dua pasangan yang memperoleh suara teratas.
Pilkada Tanah Bumbu putaran kedua berlangsung pada 16 Agustus 2010 yang akan diikuti pasangan Mardani Maming-Defri Darjat dan pasangan Hamsury–Sartono,[47] yang perolehan suaranya menggungguli dua pasangan lainnya.
Pilkada Tanah Bumbu 2010 Putaran Kedua
No.
Nama Pasangan
Perolehan Suara
3
Hamsury–Sartono
50.191 suara (42,47%)
4
Mardani H. Maming–Difriadi Darjat
67.993 suara (57,53%)
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPUD Tanah Bumbu pada tanggal 19 Agustus2010, pasangan Mardani–Difriadi ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati terpilih Kabupaten Tanah Bumbu untuk masa jabatan 2010-2015 dengan total suara sah yang masuk sebanyak 118.184 suara, dan tidak sah 3.414 suara.[48]
Mardani H. Maming–Difriadi Darjat dilantik oleh gubernur Kalsel Rudi Ariffin pada tanggal 20 September2010 di gedung Mahligai Bersujud, Simpang Empat[49] dan yang menarik dari Pilkada Tanah Bumbu 2010 ini adalah bupati terpilih, Mardani menjadi bupati termuda di Indonesia karena usianya baru 29 tahun.[50][51]
Kesimpulan
Banyak yang berpendapat bahwa Pilkada di Kalsel berjalan cukup sukses dan kondusif. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Hukum dan HAM Prof Dr Hafid Abbas di Banjarmasin Kalimantan Selatan, mengatakan, pemilihan umum kepala daerah Kalimantan Selatan berjalan dengan lebih "dewasa".
Dari hasil evaluasi yang dilakukan dan berdasarkan laporan dari staf di daerah, pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Kalsel dinilai cukup sukses. Hal tersebut, dilihat dari persiapan menjelang Pilkada hingga pasca pilkada yang berjalan cukup baik dan lancar, tanpa ada hambatan yang berarti.
Selain itu, kata dia, warga Kalsel Juga cukup cerdas dalam menentukan calon pemimpin ke depan, dengan melihat latarbelakang kebijakan calon pemimpin bukan hanya dasar iming-iming sesaat.[52]
Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaGamawan Fauzi juga berkomentar dan meminta tradisi yang baik seperti yang dimiliki masyarakat Kalimantan Selatan agar tetap dijaga atau dipertahankan.
Permintaan itu dikemukakannya saat pelantikan gubernur/wakil gubernur Kalsel periode 2010 - 2015 dalam rapat paripurna istimewa DPRD di Banjarmasin, Minggu.
Mendagri mencontohkan tradisi baik yang dimiliki masyarakat Kalsel khususnya orang Banjar antara lain saling tenggang rasa, selalu berusaha menjaga kebersamaan dan kerukunan.
Contoh itu terlihat dan terbukti pada pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Kalsel 2010 berjalan dengan aman dan lancar, tidak menimbulkan konflik.[53]