Pemilihan presiden diselenggarakan di Afganistan pada tanggal 20 Agustus 2009.[1] Pemilu ini kembali dimenangkan oleh Hamid Karzai, dengan 49.67% suara, dan saingan utamanya Abdullah Abdullah diperingkat kedua, dengan 30.59% suara.
Pemilihan ini tidak memiliki tingkat keamanan yang memadai, jumlah pemilih yang tergolong sedikit dan kesadaran masyarakat tentang pemilu masih kurang serta proses pemilihan dan intimidasi, bahkan kecurangan pada pemilu masih ada.[2][3][4] Sebuah pemilihan tertutup putaran kedua, diumumkan di bawah perintah negara A.S. dan beberapa sekutu, yang awalnya dijadwalkan pada tanggal 7 November 2009, tetapi dibatalkan setelah Abdullah menolak untuk ikut berpartisipasi, dan Hamid Karzai dinyatakan terpilih kembali menjadi Presiden Afghanistan untuk 5 tahun kedepan.[3][4]
Pemilu kedua ini berada dibawah pengawasan konstitusi Afghanistan dan diadakan pada hari yang sama dengan pemilihan 34 anggota dewan. Taliban menuntut aksi boikot pada pemilu, yang menggambarkannya sebagai "aksi tentara salib" dan "persekutuan dengan Amerika".[5][6][7]
Tanggal pemilu
Dibawah pengawasan konstisusi tahun 2004, Pemilu harus sudah digelar selambat-lambatnya 60 hari sebelum masa akhir jabatan Presiden Karzai pada bulan Juli 2009. The Independent Election Commission (IEC) awalnya merekomendasikan bahwa jajak pendapat itu diadakan pada saat yang sama dengan pemungutan suara parlemen tahun 2010 guna untuk menghemat biaya. Namun, politisi di negeri ini tidak bisa menyetujui saran tersebut.[8] Kekhawatiran tentang aksesibilitas ke daerah pegunungan di musim semi 2009 membuat pemimpin dari IEC mengumumkan pemilu akan ditunda sampai dengan bulan Agustus 2009.
Hasil
Hasil akhir 21 Oktober
Pada tanggal 21 Oktober 2009, pertemuan resmi audit ECC berakhir mulus, IEC akhirnya merilis hasil akhir resmi suara pada tanggal 20 Agustus:[9]
s • bRingkasan hasil pemilu presiden Afganistan 20 Agustus 2009